Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus

Dilaporkan Sudah Ada Lagi Korban Virus Ebola, Kenali Gejala dan Cara Penularan

Senin (1/6/2020), Kongo sudah mengumumkan kasus epidemi baru ebola usai 4 orang meninggal dunia terkonfirmasi terjangkit virus ebola.

instagram.com/@t00futca
Virus Ebola 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada laporan mengenai kemunculan Virus ebola. 

Dilaporkan muncul di benua hitam. 

Informasi ini muncul saat Pandemi Covid-19 atau wabah virus corona belum reda. 

Virus ebola dilaporkan kembali menjangkiti masyarakat Kongo, salah satu negara di Benua Afrika.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus ebola muncul pertama kali di dekat Sungai Ebola, Kongo di tahun 1976.

Pada waktu itu, virus ebola telah menjangkiti 318 orang, dan 88 persen pasien terinfeksi dinyatakan meninggal dunia.

Ebola kemudian terus menjangkiti orang-orang dari waktu ke waktu di penjuru negara di benua lain.

Bahkan virus ini sampai di Italia, Inggris, Spanyol, dan Amerika Serikat.

Dilansir Tribunnewswiki dari DW, Senin (1/6/2020), Kongo sudah mengumumkan kasus epidemi baru ebola usai 4 orang meninggal dunia terkonfirmasi terjangkit virus ebola.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun memberikan pengumuman informasi serupa lewat akun Twitter-nya.

Dari pertama terjadi hingga pada peristiwa penyebaran berikutnya, tingkat fatalitas virus ebola dikatakan cukup tinggi.

Tingkat Fatalitas ebola berada di kisaran 50 persen.

Dilihat dari data penyebaran virus ebola pada tahun-tahun yang lalu, tingkat kematian bervariasi mulai dari 25-90 persen.

Penyakit tersebut memang langka.

Hal ini berarti secara kuantitas tidak begitu tinggi, namun mempunyai risiko kematian yang begitu tinggi.

Virus ebola

Dikutip Tribunnewswiki dari John Hopkins Medicine, ebola adalah sebuah virus penyebab terjadinya penggumpalan darah dan menimbulkan pendarahan di dalam.

Darah bocor keluar dari pembuluh darah kecil ke bagian tubuh.

Oleh sebba itum virus ini pun dikenal sebagai bagian dari hemorrhagic fever virus atau virus demam berdarah.

Virus ebola pun dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.

Sampai detik ini, WHO menuturkan telah menemukan 6 jenis berbeda dari virus ebola.

6 jenis ebola tersebut yaitu Zaire, Bundibugyo, Sudan, Taï Forest, Reston dan Bombali.

Akan tetapi, hanya 4 dari 6 jenis virus itu yang mampu menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu Zaire, Sudan, Taï Forest, dan Bundibugyo.

Sedangkan, virus Reston diketahui menyebabkan penyakit pada primata dan babi.

Virus bombali teridentifikasi pada kelelawar belum diketahui apakah menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Cara penularan

Ebola menular lewat kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, mulai dari darah, air liur, keringat, air mata, lendir, muntahan, kotoran, ASI, air seni, dan air mani.

Bukan hanya itu saja, ketika ada orang menyentuh permukaan benda yang sudah terkontaminasi cairan mengandung virus ebola, dia pun berpotensi terinfeksi..

Cara virus ebola masuk ke dalam tubuh bisa melalui kulit yang terluka.

Apabila terkena bagian mulut, hidung, dan mata yang di sana terdapat membran mukosa.

Hubungan seksual dengan penderita pundapat menyebabkan seseorang terjangkiti virus ini.

Tidak hanya orang terinfeksi yang berpotensi menularkan virus.

Merujuk informasi dari CDC, penderita yang telah dinyatakan sembuh dari virus ebola pun masih menyimpan risiko menularkan virus pada orang lain.

Hal ini disebabkan, karena virus ebola bisa bertahan di cairan tubuh tertentu, seperti air mani orang yang telah sembuh.

Berlandaskan informasi dari WHO, virus ebola pertama kali ditularkan kepada manusia dari hewan liar yang ada di dalam populasi.

Hewan liar yang menjadi reservoir alami atau inang virus ebola masih menjadi misteri sampai saat ini.

Akan tetapi, para peneliti menganggap kelelawar buah dan primata seperti monyet, simpanse, dan kera menjadi asal virus ebola sebelum ditularkan oleh manusia ke manusia.

Masa inkubasi dan gejala

Masa inkubasi virus ebola dalam tubuh inangnya berkisar antara 2-21 hari.

Akan tetapi, penderita tidak akan bisa menularkan virus kepada orang lain, apabila dalam dirinya belum muncul gejala.

Gejala dalam keterangan diatas seperti demam, pusing, sakit otot, sakit kepala, dan radang tenggorokan yang terjadi secara tiba-tiba.

Gejala lainnya mungkin akan timbul yaitu muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal dan hati, dan pendarahan (seperti dari gusi, tinja, dan sebagainya).

Pengobatan dan perawatan

Untuk orang-orang yang terjangkiti virus ebola wajib memperoleh perawatan dan dukungan medis secara intensif.

Apabila pasien tidak segera mendapat penanganan tepat, maka kemungkinan besar kasus ini akan berujung fatal.

Sama halnya dengan virus corona, ebola juga belum mempunyai vaksin legal atau obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan infeksi, baik untuk manusia atau hewan.

Sederet terapi darah, imunologi, dan obat sampai sekarang terus dikembangkan dan diupayakan untuk menangani kasus yang terjadi.

Satu diantara vaksin yang dikembangkan dan sedang diuji coba yaitu rVSV-ZEBOV.

Vaksin rVSV-ZEBOV digunakan pada wabah yang terjadi tahun 2015, dan melibatkan 11.841 dalam uji coba ini.

Sebanyak 5.837 diberikan vaksin, sisanya tidak.

Mereka yang mendapatkan vaksin ini, dalam 10 hari berikutnya tidak ada satu orang pun yang terinfeksi ebola.

Akan tetapi pada orang yang tidak menerima vaksin, dalam jangka waktu yang sama ditemukan ada 23 kasus ebola.

Vaksin tersebut saat ini digunakan dalam menangani wabah yang tengah berlangsung di Kongo.

Walaupun terbilang efektif, vaksin ini belum memperoleh lisensi maupun pengesahan sebagai vaksin virus ebola.

Kunci penting untuk mengendalikan penyebaran ebola yaitu dengan melibatkan masyarakat luas.

Penerapan sejumlah upaya intervensi juga penting untuk mengendalikan laju infeksi.

Di mulai dari manajemen kasus, penerapan praktik pencegahan, melakukan pengawasan, pelacakan kontak, dukungan laboratorium yang berfungsi baik, praktik pemakaman yang aman, sampai dilakukannya mobilisasi sosial.

Pengendalian wabah yang baik bergantung pada penerapan paket intervensi, yakni manajemen kasus, praktik pencegahan dan pengendalian infeksi, pengawasan dan pelacakan kontak, layanan laboratorium yang baik, penguburan yang aman dan bermartabat serta mobilisasi sosial.

Apabila ada penderita terkonfirmasi virus ebola berhasil disembuhkan dengan obat tertentu, mereka masih harus tetap merasakan efek samping dari proses pemulihan tersebut.

Dari merasakan kelelahan, sakit pada otot, masalah penglihatan, hingga sakit perut. (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka) 

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Ketahui Bagaimana Penularan, Gejala dan Pengobatan Ebola, Virus Lama yang Kembali Merebak di Kongo

https://www.tribunnewswiki.com/2020/06/03/ketahui-bagaimana-penularan-gejala-dan-pengobatan-ebola-virus-lama-yang-kembali-merebak-di-kongo?page=all

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved