Info Penerbangan
Biaya Tes PCR Lebih Mahal dari Tiket Pesawat, Mulai 5 Juni Lion Air Group Kembali Berhenti Terbang
Bukan hanya untuk penerbangan domestik, tiga maskapai di bawah naungan Lion Air Group itu juga akan menghentikan sementara operasional penerbangan
"Apalagi, kalau bepergian tujuh hari yang berarti harus PCR dua kali dan biaya harus Rp 5 juta, sementara perjalanan bolak-balik hanya Rp1,5 juta," ujar Irfan.
Untuk itu, ia mengusulkan agar prosesnya disederhanakan dan biaya PCR bisa lebih murah. Jika tidak, maka kinerja industri berpotensi semakin anjlok ke depannya.
"Ke depan, industri penerbangan akan menghadapi penurunan drastis dari segi penumpang," ucapnya.
Di sisi lain, Irfan menyatakan bisnis Garuda Indonesia berbeda dengan maskapai lainnya. Sebab, perusahaan tak bisa asal menghentikan operasional meski penumpang terus menurun, seperti maskapai lainnya.
"Kami ini perusahaan nasional, mandat kami adalah memastikan konektivitas dan menyambungkan antar bangsa. Oleh sebab itu Garuda Indonesia tetap terbang dan melayani semua rute," jelas Irfan.
Untuk mengakali itu, manajemen menurunkan frekuensi penerbangan demi menjaga kinerja perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan sebelumnya menyediakan enam kali penerbangan dalam satu pekan ke Amsterdam, tapi kini dikurangi menjadi hanya satu kali dalam seminggu.
"Pelan-pelan kami turunkan frekuensi penerbangannya," kata Irfan.(tribun network/rey/har/dod)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Lion Air Group Kembali Berhenti Terbang, Biaya Tes PCR Lebih Mahal dari Tiket Pesawat, https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/06/03/lion-air-group-kembali-berhenti-terbang-biaya-tes-pcr-lebih-mahal-dari-tiket-pesawat?page=all.