Penanganan Pasien PDP Harus Sesuai Protap, Dandel: Ini Demi Melindungi Masyarakat

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Adanya penolakan penguburan jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) sesuai protokol Covid-19, yang terjadi Senin (1/6/2020) dan Selasa (2/6/2020) di Manado, menjadi tanda awas bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Utara.

Pasalnya kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan ditengah pandemi Covid-19, sangat membahayakan tak hanya pihak keluarga namun seluruh lapisan masyarakat. Hal ini ditegaskan juru bicara gugus tugas Provinsi Sulut, dr Steaven Dandel, saat dihubungi Tribun Manado Selasa (2/6/2020)

Ia menegaskan sesuai aturan yang berlaku, seluruh jenazah positif Covid-19 maupun PDP yang belum diketahui hasilnya negatif harus dimakamkan sesuai protap dari Kemenkes dan aturan dari Kemenag.

• Satu Lagi PDP Dinyatakan Bukan Covid-19, Sudah 40 Pasien yang Bukan Lagi PDP

"Ini juga demi keselamatan kita bersama dalam menghentikan penyebaran wabah Covid-19. Jika seandainya PDP dimakamkan dengan cara biasa tanpa memperhatikan protokoler kesehatan, kemudian yang bersangkutan ternyata positif Covid-19. Maka otomatis sangat berbahaya bagi keluarga maupun masyarakat," jelasnya.

Dandel juga membantah tudingan miring yang sempat dilemparkan keluarga kepada pemerintah, khususnya pihak rumah sakit dan tim gugus tugas, dimana pemakaman pasien sesuai protap Covid-19 ini dijadikan ladang bisnis, karena dalam satu jenazah Covid-19 yang dikuburkan sesuai protap dibayar Rp 15 juta.

"Ini tidak benar dan tidak mendasar. Coba cari aturannya kalau ada. Silahkan konfirmasikan jika memang seperti itu," tuturnya. Ia pun menyangkan adanya tindakan provokatif yang dilakukan oknum keluarga hanya supaya yang bersangkutan dikuburkan secara normal, padahal sangat berbahaya.

"Ini sangat disayangkan, padahal kami melakukan untuk meminimalisir penyebaran wabah Covid-19, demi kepentingan dan keamanan masyarakat," tandasnya. (drp)

• Victor Mailangkay Siap Bertarung di Pilwako Manado