Wanita Ini Ungkap Fakta Mengejutkan Polisi Pembunuh George Floyd, Derek Dituntut Pasal Berlapis
Wanita itu mengungkapkan bahwa ada beberapa kesempatan baik Floyd mau pun Chauvin pernah sama-sama bekerja di sebuah acara kelab itu
TRIBUNMANADO.CO.ID - Derek Chauvin, polisi yang menginjak leher George Floyd dengan lutut sebelum akhirnya dia mati, pernah bekerja di sebuah kelab malam.
Mantan pemilik sebuah kelab di Minneapolis mengatakan polisi tersebut sebagai penjaga keamanan di tempat bisnisnya sampai akhir tahun lalu.
Chauvin yang akhirnya dipecat sebagai polisi atas insiden itu, berdasarkan keterangan mantan pemilik kelab, Maya Santamaria, rupanya pernah direkrut oleh kelab El Nuevo Rodeo.
"Chauvin merupakan polisi diluar tugas dinasnya bersama dengan kami selama hampir 17 tahun kami membuka (bisnis)," Maya Santamaria mengatakan kepada KSTP-TV.
Dilansir Daily Mail, Santamaria merasa tidak yakin apakah kedua pria itu saling mengenal.
Karena, penjaga keamanan yang bertugas di sana sangat banyak termasuk yang sedang tidak bertugas di kelab pun ada.
Tapi, wanita itu mengungkapkan bahwa ada beberapa kesempatan baik Floyd mau pun Chauvin pernah sama-sama bekerja di sebuah acara kelab itu.
"Mereka pernah bekerja bersama dalam satu waktu, tapi Chauvin bekerja di luar, sementara para satpam (Floyd) di dalam."
Berdasarkan keterangan Santamaria, Chauvin memang tipikal polisi yang mudah naik pitam dan mudah bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
"Dia kadang mudah marah dan tampak tegang," ungkapnya. "Ketika ada perkelahian, dia menggunakan alat pukul dan semprotan lada kepada semua orang meski hal itu menurut saya tidak diperlukan."
Santamaria berandai-andai insiden kematian Floyd mungkin akan berbeda jika Chauvin menyadari itu Floyd, rekan kerjanya dulu di kelab.
"Bagaimana jika dia (Chauvin) berkata, 'Hey, Bung, kita pernah bekerja di tempat Maya bersama, ingat aku?" begitu ungkap Santamaria.
Sementara itu, diketahui bahwa Floyd pindah ke Minneapolis dari Houston sekitar 2014 berdasarkan Harian Chicago.
Dia pindah ke Utara setelah menghabiskan waktu selama 5 tahun di penjara, karena perampokan sebuah rumah yang dia lakukan.
Dia juga pernah bekerja sebagai penjaga pintu di sebuah restoran terdekat, the Conga Latin Bistro.
Baik pengacara Chauvin mau pun Departemen Kepolisian Minneapolis tidak bisa dimintai keterangan.
Santamaria mengatakan bahwa dirinya pada mulanya tidak menyadari siapa pria yang ada di video viral itu.
"Seorang kawan mengirimkan saya video itu dan mengatakan 'itu Chauvin yang pernah bekerja padamu kan?' lalu saya menjawab, 'Tidak, itu bukan dia.
Lalu teman saya memperjelas gambar close-up Chauvin dan saya berkata, 'Ya Ampun! Itu dia!'" ungkap Santamaria.
Wanita itu juga mengatakan tidak menyadari itu George Floyd karena wajahnya tidak jelas saat berbaring di bawah lutut Chauvin.
Kelab malam milik Santamaria hanya bertahan dua dekade dan kini baru saja dijual. Namun, dia masih memiliki dan mengoperasikan stasiun radio 95.7 FM La Raza yang berlokasi di gedung yang sama.
Bangunan itu, yang tidak dialiri listrik akibat protes yang sedang berlangsung, hanya dua blok di sebelah timur Kantor Polisi Minneapolis, yang dibakar oleh para perusuh ketika para petugas melarikan diri dari gedung itu dengan mobil patroli mereka.
Beberapa bisnis di daerah itu juga terkena dampaknya, karena pintu dan jendela kaca telah hancur. Banyak bangunan sekarang ditutupi grafiti.
"Semua orang telah keluar menjadi sukarelawan dan membantu membersihkan," kata Santamaria.
Derek Chauvin Dituntut Pasal Berlapis
Derek Chauvin (44) polisi yang tindih leher George Floyd dengan lututnya hingga meninggal, akhirnya dijerat dengan pasal pembunuhan berlapis yakni tingkat ketiga dan kedua.
Hal ini seperti yang dilaporkan pejabat setempat pada Jumat (29/5/2020).
Chauvin sebelum dijerat pasal berlapis juga sudah dipecat dari Departemen Kepolisian Minneapolis.
Kini, dia dijerat telah melakukan pembunuhan tingkat ketiga.
Yaitu pembunuhan yang didefinisikan dalam Undang Undang tiga negara bagian di Amerika Serikat; Florida, Minnesota dan Pennsylvania.
Biro Penahanan Pidana membawa Chauvin ke tahanan pada pukul 11:44 pagi, Jumat (29/5/2020).
Jaksa Wilayah Hennepin, Mike Freeman, mengatakan penyelidikan sedang dilakukan terhadap tiga petugas lainnya yang terlibat, yang semuanya telah dipecat.
Dilansir CBS News, Chauvin ditahan di pusat penahanan orang dewasa, penjara Ramsey County di St. Paul, menurut sumber penegak hukum.
Dia sedang menunggu pengadilan pertamanya, yang akan berlangsung pada Senin mendatang di Pengadilan Hennepin.
Menurut Freeman, pengadilannya ingin fokus pada 'pelaku paling berbahaya' itu dan ini merupakan hal paling cepat yang dapat dilakukan pengadilan terhadap anggota polisi yang melakukan tindak pidana.
Dalam sebuah keluhan pidana pada Jumat siang waktu setempat, jaksa menulis bahwa Chauvin 'berlutut di leher Floyd selama 8 menit dan 46 detik.
Dua menit dan 53 detik dari tindakan itu berlanjut setelah Floyd tidak responsif.
"Polisi telah dilatih bahwa jenis penahanan terhadap pelaku kriminal dengan posisi tengkurap secara inheren berbahaya," tulis jaksa penuntut dalam pengaduan itu.
Catatan itu juga mengatakan bahwa petugas polisi menemui Floyd ketika sedang menyelidiki kemungkinan penggunaan uang kertas palsu yang dilakukan Floyd senilai 20 dolar AS (sekitar Rp 293.035).
Jaksa juga menulis bahwa Floyd mematuhi perintah petugas polisi untuk keluar dari kendaraannya namun tidak secara 'sukarela' mematuhi aturan masuk ke mobil polisi.
Floyd kemudian dijelaskan dijatuhkan ke tanah.
Salah satu petugas memegang punggung Floyd, yang lainnya megang kaki dan Chauvin menindih leher pria itu dengan lututnya.
Floyd kerap berkata, "Saya tidak bisa bernapas," dia juga berkata, "Mama," dan "Tolong," selama waktu tersebut.
Akhirnya, seorang petugas polisi bertanya, "Perlukah kita menggulingkannya?", Jaksa penuntut mencatat bahwa kemudian Chauvin menjawab, "Tidak, tetap di tempat kita mengekangnya."
Petugas polisi yang bertanya, Thomas Lane berkata, "Aku khawatir tentang gangguan delirium."
Delirium yang dimaksud di sini adalah kondisi di mana para petugas kepolisian terlibat dalam kematian orang yang ditangkap.
Jaksa juga mencatat, "tidak ada dari tiga petugas polisi lainnya yang bergerak dari posisi mereka."
Pihak jaksa juga menulis bahwa hasil otopsi menunjukkan tidak adanya temuan fisik yang mendukung diagnosis asphyxia traumatik atau pencekikan."
Mereka mengatakan Floyd punya kondisi penyakit bawaan seperti arteri koroner dan sakit jantung juga hipertensi yang mana tindakan petugas yang menindih leher Floyd dengan lutut menjadi kontribusi bagi kematian pria asal Houston itu.
Pengacara Freeman pada Jumat mengatakan dia telah menemukan bukti yang sesuai untuk mengajukan tuntutan sejak kemarin sore tetapi tidak menentukan apa bukti baru itu.
Jika dia terbukti bersalah dan didakwa dengan hukuman negara, Chauvin akan menjalani masa tahanan selama 25 tahun dengan dakwaan pembunuhan tingkat ketiga dan bertambah 10 tahun atas dakwaan tingkat kedua, pembunuhan tidak berencana.
Benjamin Crump, seorang pengacara yang mewakili keluarga Floyd, menyebut penangkapan Chauvin merupakan "langkah menuju keadilan."
"Sekarang, petugas yang berdiri (dalam video terlihat) dan tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan George juga perlu ditangkap dan didakwa juga," tulisnya.
Artikel ini tayang di Kompas.com