Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Populer Nasional

Ali Ngabalin Desak Jokowi, Beda Jawaban dengan Kemenkeu: Saya Tegaskan untuk Pak Presiden

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dan Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo langsung memberikan jawabannya.

Editor: Frandi Piring
tribunnews
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin. 

Di akhir pernyataannya Ali Ngabalin menegaskan meminta pemerintah dan Jokowi sangat mendahulukan penanganan virus corona.

"Tetapi tetap pada pendirian kita bisa dan siap keluar dari pandemi ini," ujar Ali Ngabalin.

"Saya menegaskan pemerintah dan bapak presiden punya konsen yang full dalam penangan Covid-29," tegasnya.

Amien Rais Sindir Rezim Jokowi, Tak Usah Buat Gaduh: Pemerintahan Jokowi Sekarang Sudah Berat Sekali

Respon Kemenkeu

Sementara itu Yustinus Prastowo menegaskan tidak ada ekonomi versus pandemi.

Pasalnya yang terjadi saat pandemi Covid-19 adalah ekonomi pandemi.

Yakni kebijakan ekonomi sepenuhnya diarahkan untuk mengatasi masalah kesehatan, jaminan sosial, dan dunia usaha.

"Refleksi untuk diri kita, benarkah ekonomi itu adalah sesuatu yang harus berhadapan dengan pandemi? Ekonomi dulu atau pandemi dulu? Seolah-olah begitu anggapannya. Tidak. Yang terjadi sekarang adalah ekonomi pandemi," kata Yustinus dalam konferensi video, Jumat (22/5/2020).

Yustinus mengatakan, ekonomi pandemi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.

Ilustrasi Uang-Cara Mengelola Utang dengan Baik, Pilah Utang Produktif & Konsumtif,Ini Tips dari Bareyn Mochaddin.
Ilustrasi Uang-Cara Mengelola Utang dengan Baik, Pilah Utang Produktif & Konsumtif,Ini Tips dari Bareyn Mochaddin. (hai.grid.id)

Ekonomi pandemi mengingatkannya pada paham negara kesejahteraan, ada peluang untuk memperkuat peran negara melalui redistribusi dan penataan kelembagaan.

"Kita enggak bisa pisah-pisahkan itu. Orang bisa mati karena Covid-19, juga bisa mati karena enggak bisa makan. Maka harus kita pikirkan betul dua-duanya bisa berjalan beriringan, tentu dengan SOP protokol yang baik," papar Yustinus.

Lebih lanjut Yustinus memaparkan, pasca pandemi mungkin terwujud dunia baru yang meninjau ulang gagasan lama.

Misalnya, kualitas diperlukan tidak cukup hanya ditunjukkan dengan angka pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen atau bahkan 7 persen.

"Lalu isu lingkungan hidup jadi tantangan, manusia setir pembangunan juga penting mengembalikan lagi bukan sekedar objek, tapi juga sebagai subjek. Yang penting selanjutnya adalah membangun sistem jaminan sosial dan kesehatan yang universal. Ini PR kita," jelas Yustinus.

Tantangan sulit lainnya yang perlu diperbaiki saat kondisi new normal adalah reindustrialisasi atau memperkuat industri manufaktur yang saat ini mengalami penurunan tajam.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved