Lebaran 2020
Trik Penyajian Masakan Ketika Lebaran Agar Perut Tidak Kaget Setelah Berpuasa Selama Sebulan
"Masakan atau hidangan yang dimasak harus dicuci dengan bersih, masak bumbu yang matang," ucap Chef Bahran saat kulwap, Rabu (20/5/2020).
TRIBUNMANADO.CO.ID, LIFESTYLE - Berpuasa selama 30 hari membuat pola makan kita menjadi lebih teratur.
Setelah tidak lagi puasa, tentu perut akan beradaptasi kembali ketika kembali ke pola makan biasa.
Biasanya karena saking kalapnya saat lebaran, yang terjadi adalah perut malah sakit bahkan bisa menyebabkan diare.
Chef Bahran Corporate Executive Chef Prasanthi Hotels and Resorts saat proses adaptasi ke pola makan biasa makanan yang disajikan harus dipastikan bersih dan matang.
"Masakan atau hidangan yang dimasak harus dicuci dengan bersih, masak bumbu yang matang," ucap Chef Bahran saat kulwap, Rabu (20/5/2020).
Kemudian agar perut tidak sensitif makanan yang disajikan jangan langsung yang pedas-pedas.
Chef Bahran menyarankan agar cabainya dipisah saja seperti memnuat sambal jadi bisa menyesuaikan tingkat kepedasannya.
"Jangan terlalu banyak menggunakan cabai dalam masakan, cabe bisa disajikan terpisah seperti membuat sambal," ungkap Chef Bahran.
Saat Hari Raya Idul Fitri terutama biasanya menu masakannya penuh dengan santan dan minya yang berarti tinggi lemak, sehingga perlu dinetralisir dengan minum air putih hangat.
"Nah diusahakan setelah menyantap hidangan yang mengunakan santan atau daging yang penuh dengan lemak usahakan minum nya air hangat atau teh panas tanpa gula," kata Chef Bahran.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebulan Berpuasa, Jangan Kalap Saat Lebaran, Ini Triknya Penyajian Masakan Agar Perut Beradaptasi.