Update Virus Corona Sulut
Karena Tidak Ada Jaringan, Beybi Belajar Online Pergi ke Perkebunan, Mencari Jaringan Internet
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang belajar online rela pergi ke perkebunan sekitar 1 kilo dari perkampungan untuk mendapatkan jaringan internet
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang belajar online rela pergi ke perkebunan sekitar 1 kilometer dari perkampungan untuk mendapatkan jaringan internet.
Akibat pandemi Covid-19 pemerintah melalui Menteri Pendidikan telah mengeluarkan perintah agar sekolah belajar dari rumah maupun ada yang disiarkan melalui TVRI.
Beybi Mondoringin, salah satu siswa kelas 11 di SMA Negeri 1 Tondano, yang sekarang tinggal di perkampungan Desa Kinaleosan yang tidak ada jaringan internet dan harus menempuh perjalanan sekitar satu kilometer menggunakan motor.
Ia mengaku sampai hari ini belum ada pemberitahuan sekolah kapan, dan bulan depan akan ikut ujian kenaikan kelas.
• Pengamat Kesehatan Harap Tokoh Agama Jadi Teladan Cegah Penularan Covid-19
"Ujian bulan depan secara online, mulai tanggal 2 Juni sampai 12 Juni 2020, belajar melalui Video Call WhatsApp dan Classroom," kata Beybi, Kamis (21/5/2020).
Ia bilang, kalau di Classroom untuk kumpul-kumpul tugas. Karena susah jaringan di Kampung, jadi pernah ketinggalan ujian harian.
"Sebelum pulang ke kampung saat selesai online, tidak mendapat pemberitahuan kalau akan ujian harian, tapi setelah datang kembali kejaringan dapat info dari teman sudah ada ujian harian, jadi saya nda sempat ikut karena jaringan tidak ada," ucapnya.
• Kabupaten Minahasa Bertambah Tujuh Kasus Covid-19
Tapi karena dirinya bermohon kepada guru tidak ada jaringan, jadi diberikan kesempatan untuk ikut ujian harian.
"Kalau tugas diberikan setiap pagi, dan kalau sudah lewat Pukul 17.00 Wita belum selesai tidak dapat nilai dan terhitung tidak hadir," kata Beybi.
Ia mengaku lebih enaknya belajar di sekolah, karena kalau belajar online lalu terganggu dengan jaringan ketika saat genting sekali untuk kirim tugas jaringan hilang, selain itu kalau di kampung lalu habis kuota internet di sini tidak ada yang jual kuota.
Kalau di rumah, ibunya yang sering mengajarkannya, apalagi ibunya seorang guru.
Ia pun mengaku kalau belajar melalui online vidio call tidak terlalu dimengerti.
Ketika ditanya siapa yang jahat saat mengajar di rumah dan di sekolah antara guru dan orangtua dia menyebut guru.
Setiap minggu dua kali belajar bersama, tapi setiap hari ada tugas yang diberikan oleh guru.(fis)
• Anggota DPRD yang Berusaha Sogok Rp 1 M ke Siswi SMP Gresik Segera Dipanggil Badan Kehormatan