Mojang Bandung Arsitek Penghijauan Kota Chicago dan San Fransisco
Astrid Haryati, mojang asal Kota Bandung yang sempat menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB), melanglang ke Amerika Serikat
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Astrid Haryati, mojang asal Kota Bandung yang sempat menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB), melanglang ke Amerika Serikat dan berhasil menghijaukan Kota Chicago dan San Fransisco.
• Anies Baswedan Soal Perjuangan Warganya Lawan Corona: Indonesia Bisa Bukan Indonesia Terserah
Konsep penghijauannya dirancang untuk ruang terbuka, gedung, sarana maupun transit publik. Rancangannya dalam mennghijaukan Kota, tentu dengan terlebih dahulu mempelajari karakteristik kota dan masyarakatnya. Seperti apa kiprah dan rancangannya? Berikut wawancara Astrid dengan Denis Destriawan dari Tribun Network:
Bagaimana ceritanya bisa menjabat sebagai Direktur Penghijauan Kota San Fransisco?
Sebelum direkrut oleh Walikota San Francisco, saya pernah menjabat posisi setara di Kantor Walikota Chicago yang dikenal dengan program penghijauan kotanya melalui kebijakan publik maupun program fisik untuk ruang terbuka, gedung dan sarana maupun sistem transit publik dan kendaraan berteknologi hijau, dan juga kegiatan masyarakat yang mendorong penghijauan kota termasuk di jalur sungai.
Berbagai program berbasis insentif termasuk untuk kerjasama penghijauan kota dengan swasta, percepatan perijinan proyek yang berstrategi hijau, "urban financing" berbasis data masyarakat, perbaikan infrastruktur transit publik, sampai dengan insentif pembersihan sungai kota menjadi program tumpuan di Chicago saat itu.
Saat tugas kerja di kantor Walikota Chicago itulah saya sering dimintakan input oleh Walikota San Francisco terkait berbagai lingkup kerja saya. Kemudian diminta untuk bergabung dengan beliau untuk membentuk dan mengaplikasikan program yang sesuai dengan karakter kotanya.
• BNI Gelar 30.000 Tes Swab Gratis Sebagai Langkah Pencegahan Penyebaran Virus Corona
Bagi saya, tentunya pengalaman di dua kota ini sangat berharga untuk profesional di bidang perencanaan dan perancangan, untuk bisa mengaplikasikan inovasi dalam skala yang cukup luas.
Apa saja tantangan selama menjabat?
San Francisco walau hanya 1/10 dari ukuran kota Chicago, memiliki tantangan unik sebagai kota yang dikelilingi air di tiga sisi (laut dan teluk) dan yang juga berbukit untuk tetap bisa ramah pejalan kaki dan memiliki kinerja berkelanjutan yang menyeluruh.
Tentunya harus dimulai dengan penataan kembali kebijakan publik perencanaan kota, tapi bukan yang teoritis tetapi yang berorientasi aksi dengan melalui format inisiasi "pilot project". Hal ini sangat membantu peluncuran dan pengembangan program yang diinginkan walau misal harus dimulai dengan working capital yang apa adanya dahulu.
Pilot project ini menjadi mekanisma percobaan inovasi yang di saat itu mungkin belum memiliki regulasi pendorong maupun pendukung. Secepatnya ada perubahan, dalam skala kecil pun, perbaikan selanjutnya kemudian langsung dikembangkan bersama.
Kebersamaan ini juga sangat penting terutama saat dibutuhkannya peningkatan minat kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat yang sebelumnya mungkin belum berjalan dengan baik.
Menurut pemberitaan di media, Anda juga menginspirasi Michelle Obama membuat kebun sayur di Gedung Putih? Seperti apa ceritanya? Apa pernah bertemu langsung dengan beliau?
Saat di Kantor Wali Kota San Francisco, salah satu program kami adalah program "social justice", yaitu mengurangi "food desert", di kawasan yang tidak punya akses ke sumber makanan sehat yang murah, terutama di kalangan masyarakat bertingkat ekonomi rendah maupun yang kurang diperhatikan.
Hal ini kami lakukan dengan mengaktifkan ruang terbuka milik pemerintah dan lahan swasta kosong, selanjutnya menjadi lahan sementara yang dapat digunakan masyarakat sekitar untuk bertani bersama dengan program LSM Slow Food Nation yang mempromosikan apresiasi mata rantai pangan yang bukan "fast food".