Nasional
Bertemu dan Dengar Cerita ABK Indonesia, Kepala BP2MI Benny Rhamdani Menangis
Benny mengaku sedih menyaksikan anak-anak muda tersebut harus menghadapi 'perbudakan modern' yang dilakukan kapal China Long Xing.
Ironisnya lagi, ABK RI ini tak mendapatkan upah selama 1 tahun lebih. Sekaligus dipaksa bekerja tanpa henti layaknya pekerja "romusha".
"Mereka juga tidak digaji selama 14 bulan. Mereka bekerja di atas 16 jam," katanya.
Makan Umpan Ikan sampai Kenangan Lepas Jenazah
Kesaksian para Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia yang masih bertahan, makan umpan ikan sampai kenangan detik-detik pelepasan jenazah.
Setidaknya lima orang ABK Indonesia yang bekerja di kapal China Long Xing 629 mulai berani menceritakan pengalaman getir mereka.
Setelah viralnya video pembuangan jenazah ABK Indonesia oleh kapal China menjadi perbincangan, para pekerja tersebut mulai berani angkat bicara.
Mereka dan 9 ABK lain yang kini berada di Busan, Korea Selatan akhirnya selamat dan segera dipulangkan ke Indonesia, Jumat (8/5/2020).
Ia pun mengisahkan bagaimana kekejaman kapal China tersebut memperlakukan ABK asal Indonesia.
Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, NA (20) salah satu ABK bercerita perlakuan tak pantas kapal China soal makan.
Pemuda asal Makassar, Sulsel ini menyebut adanya perlakuan diskriminasi soal makan dan minum.
Bagi ABK non-Indonesia akan mendapatkan makanan yang lebih bergizi.
"Kita dibedain dengan orang dia," kata NA.
Ia menyebut sekitar 20 ABK berasal dari Indonesia, sementara 6 lainnya dari China.
"Air minumnya, kalau dia minum air mineral, kalau kami minum air sulingan dari air laut," ungkap NA.
"Kalau makanan, mereka makan yang segar-segar," kata NA.