Update Virus Corona Bitung
Nahkoda Kapal di Perusahan Ini, Tak Hiraukan Prosedur Kesehatan Covid-19
Dari informasi yang di rangkum, kapal itu setiap dua sekali masuk ke Bitung di PT AKR.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Janji pihak Kepala Pelabuhan PT AKR Corporindo Tbk Tank Terminal Bitung, akan melakukan rapid test (RT) ke seorang Nahkoda MV Nautica Renggam berbendera Malaysia ternyata hanya isapan jempol semata.
Pasalnya, pria GP alias Gatot Nahkoda kapal tengker sempat diperiksa tim kesehatan pemkot Bitung di kawasan ekonomi khusus (KEK).
Terinformasi baru tiba dari Malaysia pada Minggu (10/5/2020), tidak melakukan isolasi di dalam kapal dan keluar belanja di Manado sudah pergi berlayar dengan kapal angkut solar, Rabu (13/5/2020).
Selasa kemarin, Wahyono kepala pelabuhan perusahan yang terletak di Kelurahan Paceda Kecamatan Madidir mengungkapkan akan berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bitung untuk dilakukan rapid test.
"Belum di rapid, karena informasi awal mereka nahkoda tidak turun dari kapal ternyata terbukti turun kapal, " kata dr Jeannet Watuna juru bicara gugus tugas percepatan penanggulangan dan pencegahan covid 19 Kota Bitung, Rabu (13/5/2020).
Di tempat terpisah Kantor Kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan (KSOP) membenarkan kapal dan nahkoda, yang sempat menjadi sorotan sudah bertolak meninggalkan dermaga perusahan.
Kepala KSOP Mursidi dalam keterangannya melalui Reyson Piay kepala seksi keselamatan berlayar, penjagaan dan patroli (KBPP) mengatakan kapal berangkat setelah surat persetujuan berlayar (SPB) di aprove KSOP.
"Iya, jadi pihak kapal, agennya dan perusahan sudah ajukan SPB sejak malam dan keluar atau di aprove sekitar pukul 03.00 subuh Selasa kemarin. Nah kejadian nahkoda kapal keluar hingga bepergian ke Manado di ketahui pada siang hari sekitar jam 10 atau 11," terang Reyson di kantornya, Rabu (13/5/2020).
Dari informasi yang di rangkum, kapal itu setiap dua sekali masuk ke Bitung di PT AKR.
Disentil terkait saat proses pengurus SPB yang bisa di jadikan pedoman untuk menunda keberangkatan kapal tersebut, dari penjelasan Reyson SPB nya sudah di aprove subuh sementara kejadiannya diketahui siang hari.
Kalau saja mendapat informasi sebelum SPB di aprove pihaknya bisa-bisa melakukan penundaan keberangkan kapal, karena kalau menghentikan harus perintah pengadilan dan teknis kapal.
Dengan kejadian ini timbul opini dan pandangan publik, bahwa KSOP diduga lalai dengan kejadian Crew kapal dari luar Indonesia bisa keluar kapal, turun hingga keluar pergi ke Manado.
"Kalau torang bukan lalai, kami sudah menyampaikan stetmen bahwa siapapun tidak boleh turun. Kecuali memenuhi SOP Covid 19, kapal itu juga sandar di perusahan bukan di pelabuhan Samudera," jelasnya menepis anggapan pihaknya lalai.
Dengan kondisi ini, nahkoda yang tidak mengikuti prosedur kesehatan dan sudah berangkat pihaknya belum bisa menduga dan belum bisa memberikan keterangan, jika ada unsur pembiaran atau perusahan tidak kooperatif.
"Harusnya mereka kooperatif di tengah Pandemi Covid 19. Kenapa masih saja turun kapal dan keluar," tegasnya.
Meski kapal berserta dan nahkoda atau kapten kapal yang diduga melakukan pelanggaran tidak mengindahkan protokol kesehatan, KSOP tetap melakukan penyidikan dilakukan oleh penyidik pengawai negeri sipil (PPNS).
Dalam kasus ini penyidik PPNS KSOP Bitung sudah melakukan BAP ke pihak agen dan terus melakukan penyidikan ke pihak perusahan PT AKR.
Penyidikan tersebut akan mencari tau apakah perusahan tersebut telah memenuhi syarat terkait SOP covid 19 atau tidak, terkait kejadian kapten kapal keluar dan turun dari kapal.
Wahyono kepala pelabuhan perusahan yang di hubungi melalui sambungan telpon, hingga berita ini di wartakan belum merespons.
Padahal Selasa kemarin saat di konfirmasi wartawan, Wahyoni mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bitung untuk melakukan rapid test (RT), sebelum clearens keluar dan sebagai syarat sebelum kapal mendapat izin keluar atau berangkat.(crz)
BERITA TERPOPULER :
• Gadis Yatim Piatu Ditemukan Tewas, Diduga Dibunuh Saat Sholat, Saat Ditemukan Masih Pakai Mukena
• Profesor Jepang Sebut Virus Corona Sangat Menakutkan, Akhir Tahun 2020 Muncul Lagi, Mengapa?
• Masih Ingat Surya Sahetapy? Terlahir Tuli, Putra Dewi Yull Ini Jadi Lulusan Terbaik di New York
TONTON JUGA :