Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Beberapa Hal Ini Dianggap Jadi Penyebab Pria Lebih Banyak Terinfeksi Virus Corona Dibanding Wanita

Hingga hari ini Selasa (12/5/2020) pukul 9.16 WIB kasus pasien terinfeksi virus corona di dunia capai 4.254.800

Editor:
Pixabay
Ilustrasi virus corona - Virus Corona 

TRBUNMANADO.CO.ID - Hingga saat ini virus corona terus menyebar ke belahan dunia.

Bahkan menurut data yang ada, hingga hari ini Selasa (12/5/2020) pukul 9.16 WIB kasus pasien terinfeksi virus corona di dunia capai 4.254.800

Data yang ada saat ini jika dibandingkan dengan yang kemarin sore, maka jumlah tersebut bertambah lebih dari 83 ribu kasus tercatat.

Ilustrasi Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona (Kompas.com)

Pada Senin (11/5/2020) pukul 17.29 WIB, total kasus Covid-19 yang tercatat adalah 4.200.564 kasus.

Dari 4,25 juta orang yang positif terinfeksi Covid-19, 287.293 pasien meninggal dunia dan 1.527.144 dinyatakan sembuh.

Statistik menunjukkan bahwa angka kematian virus corona dan jumlah mereka yang terinfeksi, lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita.

Melansir dari BBC, di Amerika Serikat, pria dua kali lebih banyak yang meninggal karena virus daripada wanita .

Demikian pula, 69 persen dari semua kematian akibat virus korona di Eropa Barat adalah laki-laki.

Pola semacam itu juga telah terlihat di China dan di tempat lain termasuk juga di Indonesia.

Kadar enzyme 2 (ACE 2)

Beberapa hal dianggap menjadi sebab, terkait kenapa jumlah laki-laki yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 lebih banyak dibandingkan perempuan.

Melansir dari SCMP (11/5/2020) salah satu hal yang menjadi alasannya adalah karena laki-laki memiliki kadar enzyme 2 (ACE 2) yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Karena enzim inilah pria diduga lebih mudah terinfeksi penyakit dibanding wanita, serta memiliki komplikasi parah atau kritis jika terinfeksi.

Penelitian ini dituangkan dalam The European Heart Journal. Adriaan Voors, seorang profesor kardiologi di University Medical Center (UMC) Groningen di Belanda, yang ikut memimpin penelitian ini bersama timnya mengukur konsentrasi ACE2 dalam sampel darah yang diambil dari lebih 3.500 pasien gagal jantung di Eropa.

Penelitian awalnya dimulai sebelum pandemi, sehingga pasien-pasien ini bukanlah pasien virus corona Covid-19.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved