Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Ternyata Upaya China Meracik Vaksin Covid-19 Dihantui Pengalaman Buruk, Pakar Jadi Kelinci Percobaan

Di sebuah pusat medis di kota Xuzhou misalnya, belasan orang dewasa sehat menjadi relawan untuk pengujian vaksin corona pertama kalinya.

Editor:
Kompas TV
ILUSTRASI Penelitian Virus Corona 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini ambisi China untuk menemukan Vaksin virus corona atau Covid-19 terus diupayakan oleh otoritas setempat. 

Diketahui, dari 8 uji klinis vaksin Covid-19 yang ada, 5 diantaranya dilakukan di China

Meskipun demikian, ternyata peracikan vaksin virus corona (Covid-19) oleh China Tersebut, dihantui oleh pengalaman yang buruk. 

Menurut informasi yang dilansir Tribun Bali via Kompas.com, Beijing berharap vaksin Covid-19 dari China ini akan mengembalikan reputasi mereka di dunia internasional.

ILUSTRASI Vaksin virus corona - China mengklaim bisa membuat vaksin virus corona dalam waktu sebulan atau tak lebih dari 40 hari, ahli di Hong Kong pun membantah.
ILUSTRASI Vaksin virus corona - China mengklaim bisa membuat vaksin virus corona dalam waktu sebulan atau tak lebih dari 40 hari, ahli di Hong Kong pun membantah. ((Fresh Daily))

Di sebuah pusat medis di kota Xuzhou misalnya, belasan orang dewasa sehat menjadi relawan untuk pengujian vaksin corona pertama kalinya.

Mereka termasuk sedikit kelompok di China. Amerika Serikat (AS) dan Inggris juga sedang melakukan uji coba beberapa kandidat vaksin kepada manusia.

Perusahaan China yang sedang mengembangkan vaksin di Xuzhou, Sinovac Biotech, mengaku mereka terus bekerja tanpa henti untuk menemukan vaksin corona.

"Biasanya pembuatan vaksin memerlukan waktu antara 8-10 tahun," kata direktur senior Sinovac, Meng Weining, dikutip dari ABC Jumat (8/5/2020).

"Untuk vaksin ini, di tengah pandemi, kami berusaha maksimal mengambil langkahnya secepat mungkin."

Sinovac sebuah perusahaan swasta yang didukung oleh pemerintah China, sebelumnya bekerja membuat vaksin SARS namun berhenti ketika virus tersebut menghilang pada 2003.

Belakangan mereka terlibat dalam pembuatan vaksin flu burung dan vaksin untuk mengobati hepatitis.

Kali ini Sinovac menggunakan metode konvensional untuk membuat vaksin, dengan membuat virus itu tidak bisa mengembangkan diri.

Sinovac ialah satu dari lima perusahaan dan lembaga pemerintah di China yang sudah mendapat izin melakukan uji coba terhadap manusia, untuk mempercepat proses pembuatan.

"Ini tidak berarti kami mengambil jalan pintas dalam pengembangannya." kata Meng.

"Kami tetap menyelesaikan seluruh langkah yang diperlukan berdasarkan prinsip keilmuan untuk membuat vaksin."

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved