Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Kelelahan Jalan Kaki Sepanjang 36 Km, 16 Pekerja Migran di India Terlindas Kereta Api

Para pekerja migran itu hendak pulang ke kampung mereka setelah kehilangan pekerjaan akibat aturan batasan (lockdown).

Editor: Alexander Pattyranie
times of india
Pihak kepolisian India menelusuri 16 pekerja migran tewas terlindas kereta api saat tertidur di rel lintasan kereta pada Jumat (8/5/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, NEW DELHI - Pandemi virus corona/Covid-19 hingga kini masih melanda dunia.

Sejumlah negara pun menerapkan lockdown untuk memutus penyebaran wabah mematikan ini.

Akibatnya banyak warga yang kesulitan untuk pulang ke kampung halaman.

Seperti yang terjadi di India.

Sebanyak 16 pekerja migran tewas terlindas kereta api saat tertidur di rel lintasan kereta pada Jumat (08/05/2020).

Para pekerja migran itu hendak pulang ke kampung mereka setelah kehilangan pekerjaan akibat aturan batasan (lockdown).

Dilansir Reuters, puluhan ribu orang di India berjalan kaki pulang ke kampung halaman mereka dari kota-kota besar

setelah kehilangan pekerjaan akibat lockdown untuk menghentikan laju penularan virus corona sejak akhir Maret silam.

Berdasarkan keterangan Kementerian Perkeretaapian, masinis kereta berusaha untuk menghentikan laju kereta

kargo yang dibawanya ketika melihat para pekerja di jalur kereta dekat Aurangabad, bagian barat negara

bagian Maharashtra.

Dia juga menambahkan kalau pihaknya tengah meminta penyelidikan terkait kecelakaan ini.

Sementara itu dikutip dari BBC.com, pejabat perkeretaapian membantah meminta migran membayar ongkos kereta ke rumah

Para pejabat kereta api mengatakan para pekerja berjalan di jalan menuju Aurangabad, dan kemudian di

rel kereta api yang mengarah ke Aurangabad.

Setelah berjalan sejauh 22 mil (36 km), mereka kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat.

Menurut laporan setempat, para pekerja berasumsi bahwa kereta tidak akan berjalan karena lockdown,

dan karena itu tidur di rel.

Gambar di media sosial menunjukkan potongan roti berserakan di dekat rel.

Sebanyak 16 orang dinyatakan tewas dan 2 orang terluka atas insiden ini menurut pernyataan pemerintah negara bagian.

Buntalan berisi makanan, sepatu dan barang-barang lainnya tersebar di jalur rel kereta api pasca kecelakaan itu.

Kementerian Perkeretaapian, Piyush Goyal mengunggah pernyataan di Twitternya,

"Saya baru saja mendengar kabar duka tentang para pekerja yang tewas terlindas kereta api, tim penyelamat sedang bekerja,"

Di bawah aturan lockdown, seluruh publik transportasi telah ditangguhkan sehingga para pekerja migran

berjalan kaki dengan jarak yang jauh untuk dapat pulang ke rumah mereka di kampung halaman.

Pemerintah telah memanjangkan aturan lockdown sampai 17 Mei mendatang.

Polisi mengatakan para pekerja yang tewas itu bekerja pada perusahaan baja dan telah berjalan kaki menuju

kampung halaman mereka di negara bagian Madhya Pradesh, ratusan kilometer jauhnya dan berharap bisa

mendapat tumpangan dari truk-truk yang lewat.

Salah satu korban yang selamat, Virender Singh mengatakan mereka telah berada dalam perjalanan pulang

setelah berpekan-pekan menunggu kontraktor mereka membayarkan uang jaminan yang sangat sedikit.

"Keluarga kami di kampung meminta kami pulang," ucapnya.

Para pekerja migran itu telah berjalan di sepanjang kereta api pada Kamis sore (7/5/2020) dan merasa kelelahan

setelah berjalan sejauh hampir 40 kilometer dan mereka berhenti di sana, ungkap Singh.

Menurut kepala hubungan masyarakat, C.H. Rakesh, "Sepertinya mereka (korban) tidur di jalur rel kereta."

Aturan lockdown di India termasuk yang paling ketat di dunia, telah menghentikan laju penularan virus corona

namun menurut pejabat setempat telah berdampak buruk juga bagi warga miskin.

Kritik meningkat tentang bagaimana pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah mengatur rencana-rencana

untuk mengembalikan para warga India dari berbagai belahan dunia sementara membiarkan para pekerja terdampar

di kota-kota besar dengan makanan atau pun uang yang sedikit.

Melalui Twitternya, Modi mengatakan kalau dia sangat sedih dengan korban tewas dalam kecelakaan kereta api dan

semua bantuan yang memungkinkan telah disediakan.

Rahul Gandhi, pemimpin oposisi dari partai Kongres mengatakan,

"Syok dengan kematian para pekerja migran yang tewas akibat tertabrak kereta api.

Kita harus merasa malu tentang bagaimana kita memperlakukan pediri bangsa kita."

Selama sepekan terakhir, beberapa pemerintah negara bagian menghadapi tekanan publik untuk mengatur kereta

api dan bus untuk membawa pulang para pekerja migran.

Namun kebanyakan pekerja migran malah menempuh jarak yang sangat jauh di bawah terik mentari melalui

ladang dan hutan agar bisa kembali pulang.

Terkait kecelakaan itu, pemerintah negara bagian Maharashtra yang pernyataannya diwakili oleh Kepala menteri

Uddhav Thackeray, meminta pihak kereta api untuk mengoperasikan beberapa kereta api untuk membawa

pulang pekerja migran yang terlantar.

Ketika industri ditutup pada 24 Maret, banyak pekerja migran takut mereka akan kelaparan dan berusaha

berjalan kembali ke desa asal mereka.

Banyak yang tidak punya pilihan selain berjalan, karena layanan bis dan kereta dihentikan semalam.

Nasib mereka telah menyebabkan kemarahan di dalam negeri.

Dengan pelonggaran pembatasan awal bulan ini, pemerintah mengumumkan bahwa para migran akan

dapat kembali ke negara asal mereka dengan kereta api dan bus khusus.

(Kompas.com/Miranti Kencana Wirawan)

BERITA TERPOPULER :

 Terkuak Hubungan Asmara Pacaran Jeffry dan Elvina Di Ujung Tanduk, Pelaku: Kucium Lalu Kubunuh

 Jokowi Balas Surat Terbuka Anak AHY, Aira Minta Indonesia Lockdown untuk Cegah Penyebaran Covid-19

 Baim Wong Akui Sering Hilang Handphone di Rumah, Suami Paula Verhoeven: Sering Banget

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "16 Pekerja Migran di India Tewas Terlindas Kereta Api Saat Pulang Kampung"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved