Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Ini Besaran Gaji ABK di Kapal Ikan Asing, Bekerja dengan Risiko dan Jam Kerja yang Tak Manusiawi

Dengan jam kerja yang tak manusiawi dan berisiko tinggi, mengapa para ABK tergiur bekerja di atas kapal Cina?

MBC/Screengrab from YouTube
Sebuah tangkapan layar dari video yang dipublikasikan media Korea Selatan MBC memperlihatkan, eorang awak kapal tengah menggoyang sesuatu seperti dupa di depan kotak yang sudah dibungkus kain berwarna oranye. Disebutkan bahwa kotak tersebut merupakan jenazah ABK asal Indonesia yang dibuang ke tengah laut oleh kapal asal China. Jam Kerja Tak Manusiawi dan Berisiko, Berapa Sebenarnya Besaran Gaji ABK di Kapal Ikan Asing? 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini ramai diperbincangkan Praktik eksploitasi terhadap sejumlah ABK di kapal ikan asing.

Media Korea Selatan (Korsel), Munhwa Broadcasting Corporation (MBC) pada Rabu (6/5/2020) memberitakan praktek eksploitasi terhadap sejumlah anak buah kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di sebuah kapal ikan milik Cina.

Stasiun televisi tersebut bahkan menyebut bahwa kondisi lingkungan kerja para WNI di atas kapal bak perbudakan.

Dalam cuplikan pemberitaan MBC, sejumlah ABK mengaku harus bekerja hingga 30 jam berdiri atau selama seharian lebih untuk menangkap ikan.

Wanita di China Ini Tanpa Sadar Sudah Melahirkan di Jalan, Warga Kaget Bayi Tiba-tiba Jatuh

Terlebih, waktu istirahat yang diberikan pun sangat minim.

Mereka mengaku hanya diberikan waktu istirahat setiap 6 jam sekali, tepatnya saat jam istirahat.

Dengan jam kerja yang tak manusiawi dan berisiko tinggi, mengapa para ABK tergiur bekerja di atas kapal Cina?

Ternyata, gaji tinggi dan minimnya pekerjaan di dalam negeri yang mendorong orang mendaftar sebagai ABK di kapal-kapal ikan asing.

Kapal-kapal ikan yang paling sering menampung ABK Indonesia umumnya berasal dari Taiwan, Cina, dan Korea Selatan.

Risiko bekerja di kapal-kapal asing sebenarnya telah menjadi rahasia umum di daerah yang menjadi kantong-kantong ABK yang merantau ke luar negeri seperti pesisir Pantura Jawa Tengah.

Siaran MBC, ABK Indonesia Dieksploitasi Berat di Kapal China. (MBC/ppomppu.co.kr)
Siaran MBC, ABK Indonesia Dieksploitasi Berat di Kapal China. (MBC/ppomppu.co.kr) (MBC/ppomppu.co.kr)

Cerita perlakuan buruk juga sudah sering didengar dari mereka yang pernah bekerja di kapal asing.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Kabupaten Tegal, Zainudin, mengungkapkan gaji pelaut di kapal ikan asing variatif.

Untuk kapal ikan Cina dan Taiwan, gaji yang ditawarkan umumya minimal 300 dolar AS atau setara Rp 4,47 juta (dalam kurs Rp 14,9 ribu) per bulan.

“Kalau untuk kapal Taiwan dan Cina, gaji ABK rata-rata minimal 300 dolar AS, artinya bisa lebih tinggi tergantung pemilik kapal, bahkan bisa lebih rendah,” ungkap Zainudin dikutip dari Kompas.com, Sabtu (9/5/2020).

“Sebenarnya gajinya besar jika dibandingkan dengan bekerja di kapal ikan lokal,” lanjutnya.

Meski demikian, gaji yang diterima ABK WNI sebenarnya lebih besar.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved