Warga Diserang Beruang
Badan Tercabik Diterkam Beruang, Seorang Petani Karet Nyaris Tewas
Peristiwa mengejutkan tersebut bermula saat korban bersama istrinya Rita (55) sedang menyadap karet dikebunnya, Kamis (7/5/2020).
"Jangan sampai seperti kejadian Harimau di Semendo, sampai ada korban lanjutan," katanya.
Kapolres Muara Enim, AKBP Donni Eka Syaputra melalui Kapolsek Gunung Megang saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut.
"Saat ini korban sudah dibawah ke RS HM Rabain Muara Enim dan rencananya akan dirujuk ke RSMH Palembang," katanya.
Terkait peristiwa tersebut pihaknya akan berkoordinasi dengan unsur Tripika untuk kemudian berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Palembang untuk mencarikan solusi terkait langka-langka yang akan diambil lebih lanjut terkait adanya ancaman beruang tersebut.
"Kita akan koordinasikan dulu,apakah harus ditangkap dan diamankan atau bagaimana,sehingga masyarakat tidak resah dengan adanya kejadian ini,karena baru inilah ada beruang yang menyerang manusia di wilayah hukum Polsek Gunung Megang," katanya.
BKSDA cek lokasi penyerangan
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lahat mendatangi lokasi kejadian melakukan olah TKP bersama pemerintah desa maupun Polres Muaraenim.
"Kondisi tempatnya perkebunan namun ditumbuhi banyak belukar dan kami menduga disana ada dua aktivitas bersamaan, di mana petaninya sedang menyadap karet dan beruangnya lewat sehingga sama-sama terkejut sehingga menyebabkan beruang reaktif."
"Beruang kan kalau terkejut akan menjadi reaktif, sehingga terjadinya peristiwa tersebut," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Martialis Puspito saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com.
Ia juga mengatakan kedatangan pihaknya ke lokasi untuk memastikan apakah beruang tersebut masih ada disekitar lokasi atau sudah menjauh.

"Kalau biasanya ada konflik, kalau memang aktivitas beruang masih ada dalam tempo 2-3 hari, maka eskalasinya harus naik, harus ada upaya lanjut, apakah harus dievakuasi atau bagaimana," katanya.
Namun berdasarkan hasil pengecekan di lokasi, beruangnya sudah tidak ada.
Meskipun begitu, pihaknya sudah memberikan kontak kepada warga setempat, jika terlihat tanda-tanda adanya aktivitas dari beruang.
Ia juga mengatakan dari hasil pengecekan ke lapangan, tidak ditemukan tanda-tanda aktivitas terkonsentrasi dari beruang tersebut.
"Di sekitar lokasi kami tidak menemukan lagi tanda-tanda aktivitas satwa tersebut misal bersarang atau nyari makan, ini tidak kami temukan, mungkin karena terkejut tadi, beruang inikan ada di mana saja, bahkan sebagian besar wilayah kerja saya, mulai dari Muratara hingga Muaraenim itu adalah ibu kota beruang, konflik paling tinggi di wilayah kerja kami adalah beruang," katanya.