Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Denyut Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet: Tim Psikolog Ajari Pasien Lupakan Masa Lalu

Sekira pukul 08.30 WIB, Selasa (5/5/2020), beberapa pasien di lantai 27 Rumah Sakit Darurat (RSD), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
(https://twitter.com/jtuvanyx)
Pasien di RSD Wisma Atlet mengikuti senam ringan dipandu tenaga medis. 

"Saya bertugas di Papua selama 18 bulan, tidak sekhawatir saat mendapat tugas ke sini. Kan di Wisma Atlet  ini tak jelas, yang kita hadapi mahluk  tidak kelihatan." katanya. Menurut Didon,  alumni Fakultas Psikologi Unisba dan magister di  UI,  para petugas punya masalah yang sama dengan pasien.

Didon bergabung bersama psikolog dari TNI AL, AU, Polri, warga sipil serta relawan. Psikolog yang bertugas di Wisma Atlet berjumlah 11 orang. Mereka berrtugas dari pukul 08.00 sampai pukul 20.00 secara bergantian.

Sejarah Masjid Lautze Bernuansa Klenteng: 1.531 Orang Etnis Tionghoa Jadi Mualaf

"Tapi sering juga di atas pukul 20.00 kami stanby, karena harus mendampingi pasien secara khusus atau personal," katanya, sambil menyebutkan ia baru saja mendatangi pasien secara personal karena perlu didengar keluhannya.

Selain kerap mendengarkan keluhan alias curhat para pasien,  ia juga menangani keluhan tim medis. Apa yang dirasakan  tenaga medis itu bisa dibilang lebih berat, karena selain nyawanya terancam dan memendam kerinduan pada keluarga, juga sering mendapat complain dari pasien yang kuran sabar.

"Tenaga medis itu pelaksana, bukan penentu kebijakan. MIsalnya dalam soal peraturan, kan awalnya kalau sekali swab hasilnya negatif, boleh pulang. Lalu berubah, boleh pulang kalau swabnya dua kali negatif. Nah tenaga medis hanya melaksanakan aturan, bukan yang membuat. Tapi pasien komplain dan ngeluhnya ke dokter dan perawat," katanya.  (cep)  

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved