Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Petugas Pakai APD Kunjungi Kosan di Bandung, Videonya Jadi Viral, Ada yang Positif Virus Corona

Sejumlah petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap mengunjungi rumah kontrakan atau tempat indekos, Kamis (30/04/2020).

Editor: Alexander Pattyranie
Istimewa
(Ilsutrasi) Tim gugus tugas saat menjemput warga Kelurahan Gogagoman, yang baru tiba dari luar daerah Senin (6/4/2020) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BANDUNG - Sejumlah petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap

mengunjungi rumah kontrakan atau tempat indekos, Kamis (30/04/2020).

Lokasi indekos ini tepatnya di Kecamatan Sukajdi Kota Bandung.

Dalam tayangan video, para petugas itu mengenakan pakaian serba putih dan helm pelindung khas petugas medis.

Mereka kemudian menyusuri jalan dan masuk ke sebuah rumah, lalu menanyakan pemilik atau penghuni kosan.

Di video viral yang beredar luas di grup-grup WhatsApp, peristiwa itu disebutkan di Sukajadi Kota Bandung.

Penghuni kos dijemput petugas karena positif virus corona.

Dikonfirmasi Tribunjabar.id, Camat Sukajadi Tubagus Agus Mulyadi menjelaskan, penghuni kos di Sukajadi diminta

mengikuti rapid test karena sebelumnya ada penghuni kos yang positif virus corona.

"Orang yang positif sudah diisolasi di Cimahi dan 11 orang lainnya hasilnya negatif Covid 19," ujar TB Agus

melalui sambungan telepon, Kamis (30/04/2020).

Menurut TB Agus, satu penghuni yang bekerja sebagai driver ojek online dinyatakan positif Covid-19

pada rapid test pertama.

"Untuk mengantisipasi penularan yang bersangkutan di isolasi sambil nunggu test lanjutan," ujar Agus.

Darah Pasien Sembuh Corona Jadi Incaran

Dunia sedang diguncang wabah Covid-19 yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2.

Sampai hari ini, total kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia mencapai 228 ribu orang.

Sementara total kasus positif corona di seluruh dunia ada 3 juta orang, sepertiganya ada di Amerika Serikat.

Sedangkan jumlah pasien sembuh adalah 1 juta di seluruh dunia, terbanyak ada di AS dengan 147 ribu orang.

Kini, darah orang-orang yang sudah sembuh dari Covid-19 itu diburu.

Gambar ini diperoleh 12 Maret 2020, milik National Institutes of Health (NIH) / NIAD-RML menunjukkan gambar mikroskop elektron transmisi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS, karena partikel virus (benda bulat emas) muncul dari permukaan sel yang dikultur di lab, paku di tepi luar partikel virus memberi coronavirus nama mereka, seperti mahkota.
Gambar ini diperoleh 12 Maret 2020, milik National Institutes of Health (NIH) / NIAD-RML menunjukkan gambar mikroskop elektron transmisi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS, karena partikel virus (benda bulat emas) muncul dari permukaan sel yang dikultur di lab, paku di tepi luar partikel virus memberi coronavirus nama mereka, seperti mahkota. (Institut Kesehatan Nasional / AFP)

Darah yang diduga berasal dari pasien yang sembuh dari virus corona untuk dijual di pasar gelap online.

Plasma dari darah ini disebut-sebut sebagai "vaksin pasif".

Peneliti dari Australia National Univesity (ANU) di Canberra menemukan hal tersebut di internet, ketika

mereka melakukan penelitian bagaimana kelompok kriminal berusaha memanfaatkan keadaan

sekarang untuk mencari keuntungan.

Institut Kriminologi Australia, bagian dari ANU, mengeluarkan laporan resmi mengenai hal

tersebut hari Kamis (30/04/2020).

"Kata yang digunakan adalah vaksin pasif, dimana plasma darah dari pasien yang sembuh dari Covid-19

diambil untuk menjadi antibodi, kemudian disuntikkan kepada seseorang yang mungkin beresiko

terkena Covid-19," kata peneliti ANU, Rod Broadhurst kepada ABC.

Penjualan plasma sebagai vaksin pasif merupakan satu dari ratusan produk terkait dengan virus corona

yang ditemukan tim peneliti di internet dalam satu hari saja di awal April.

Barang-barang untuk keperluan medis, seperti alat perlindungan diri (APD) yang kemungkinan dicuri dari

pabrik, adalah barang yang paling banyak ditawarkan

Obat-obat yang disebut bisa menyembuhkan corona, termasuk anti malaria yang memang sudah lama

tersedia secara resmi di pasaran, yang sekarang disebut-sebut bisa juga untuk menyembuhkan

mereka yang terkena Covid-19.

Salah satu obat yang ditawarkan harganya sekitar AU$25 ribu (sekitar Rp250 juta).

"Di pasar gelap ini akan ada saja orang yang mau membeli, kalau dikatakan obat ini sedang menjalani uji klinis," kata Profesor Broadhurst.

Dari sekitar 20 situs gelap di internet, tiga di antaranya menjual 90 persen produk-produk berkenaan dengan virus corona.

Profesor Broadhurst mengatakan banyak pemilik situs gelap khawatir penjualan barang-barang

terkait virus corona akan membuat pihak berwenang mengetahui dan menyelidiki kegiatan mereka.

Situs gelap di internet ini biasanya mengacu pada situs yang menjual barang-barang ilegal seperti

narkoba atau teknologi curian.

Penjual dan pembeli menggunakan identitas yang bisa disamarkan, sehingga data pembeli tidak diketahui polisi.

Kebanyakan penjual ini berada di Amerika Serikat dan Eropa.

Menurut Profesor Broadhurst, yang dikhawatirkan saat ini adalah banyak plasma darah dari mereka yang

sudah sembuh dari Covid-19 dijual di pasar gelap internet tersebut.

Terapi plasma darah dari pasien yang sembuh Covid-19 sudah dibicarakan sebagai salah satu pengobatan,

meski belum terbukti kebenaran khasiatnya secara resmi.

Dokter sarankan tidak membeli obat di internet Kepada SBS, Dr Harry Nespolon, Presiden Ikatan Dokter

Umum Australia mendesak agar warga tidak membeli terapi atau vaksin apapun lewat internet.

"Satu hal yang kita tahu bisa mencegah Covid-19 sekarang ini adalah social distancing, serta kegiatan pencegahan seperti mencuci tangan dengan teratur, kalau batuk ditutup mulut dengan siku bagian dalam anda."

"Kalau soal pengobatan, kita tahu tahu banyak obat yang berasal dari sumber tidak resmi adalah obat palsu. Dan sampai hari ini, tidak semua berkhasiat."

"Menyangkut vaksin, kita tahu saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah Covid-19, dan bilapun ada, vaksin itu harus disimpan di lemari es, jadi kalau harus dikirimkan ke pos, bila pun memang ada, karena lewat pos vaksin itu jadi tidak efektif." kata Dr Nepolson.

(ABC Radio Australia)

BERITA TERPOPULER :

 Kabar Terbaru Abu Rara Pelaku Penusukan Wiranto: Tetangga Ungkap Fakta Kesehariannya Bersama Istri

 Cerita Wanita Cantik Manado saat Pandemi Covid-19, Dampingi Anak Agar Tak Bosan saat di Rumah

 Pembuka Rezeki yang Diajarkan Rasulullah, Ini Amalan Dzikir, Amalkan Sepanjang Ramadan 2020

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Video Petugas Ber-APD Kunjungi Kosan di Sukajadi Viral, Camat Sebut Ada yang Positif Virus Corona

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved