Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dampak Virus Corona

Biasanya Mendesain Gaun Pengantin, Sekarang Desainer Ini Buat Masker Fashion Karena Covid-19

Kabarnya Perancang busana di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang biasanya mendesain gaun pengantin, beralih profesi membuat masker fashion berbahan kain

Editor: Glendi Manengal
Kompas TV
Masker Fashion 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya Perancang busana di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang biasanya mendesain gaun pengantin, beralih profesi membuat masker fashion berbahan kain.

Karena sepinya pesta pernikahan di tengah pandemi Virus Corona memaksa dua desainer baju pengantin asal Surabaya untuk beralih profesi.

Hal ini dilakukan agar puluhan karyawannya masih dapat bekerja dan mendapat penghasilan di masa pandemi.

2.505 Warga Meninggal dalam Seminggu Karena Covid-19 di Swedia Akibat dari Menolak Lockdown

Setelah memutar otak, akhirnya kedua perancang busana tersebut mendapat ide untuk memproduksi masker kain yang modis khusus untuk wanita.

 

Dilansir KompasTV, Jumat (1/5/2020), pasangan ibu dan anak tersebut bernama Carolina Cindy Sasongko dan Lily Sasongko.

Keduanya berprofesi sebagai desainer gaun pengantin yang telah memiliki puluhan karyawan.

Berkurangnya pesanan akibat dampak pandemi Virus Corona membuat Carolina dan Lily harus mencari pendapatan dari sumber lain.

Keduanya kemudian memutuskan untuk memproduksi masker kain yang ramai dibutuhkan di tengah kelangkaan masker saat ini.

Namun ada yang berbeda dari masker buatan mereka.

Meskipun berbahan kain, masker ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga tampak cantik dan glamor.

Masker fashion ini dirancang bagi para wanita yang ini tampil modis meski sedang menghadapi pandemi Covid-19.

Carolina menuturkan bahwa masker yang mereka buat sudah dirancang sesuai standar kesehatan yang berlaku.

"Masker kita sih sudah three ply, jadi bagian depan ini satu, kemudian bagian belakang ini sudah ada satu lapisan, dan satu lagi bisa diisi filter," tutur Carolina.

Ia dan sang ibu, Lily, sama-sama memiliki latar belakang sebagai perancang busana.

Oleh sebab itu mereka sudah biasa membuat sesuatu yang membutuhkan kreativitas.

"Background kita sebagai fashion designer, jadi kita ini terbiasa untuk menggali sesuatu yang kreatif," ujar Carolina.

Ia menuturkan alasannya dan ibunya membuat masker tersebut adalah untuk membuat pemakai masker fashion tersebut merasa lebih cantik.

"Kita memilih masker fashion karena kita ingin membuat sesuatu yang supaya orang lebih cantik," imbuhnya.

Kedua perancang busana tersebut mengklaim bahwa gagasan masker fashion yang mereka buat merupakan yang pertama di Indonesia.

Masker berbahan kain tersebut dihiasi dengan bermacam pernak-penik seperti payet dan manik-manik.

Mereka juga membuat masker yang berbahan satin halus dengan hiasan bordiran sehingga terkesan mewah.

Adapula masker berbahan brokat yang dihiasi payet-payet sehingga terlihat gemerlapan.

Masker fashion tersebut dijual dengan harga Rp 65.000 hingga Rp 350.000 per potong.

Masker cantik berbahan kain tersebut bisa dipesan secara online melalui Instagram @lilysasongkodesigner.

Prediksi dari Universitas Singapore di Berbagai Negara, Covid-19 di Indonesia Berakhir 7 Juni

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Efektivitas Masker Kain

Masker kain bisa digunakan sebagai salah satu pilihan alternatif ditengah kelangkaan yang terjadi meski dinilai kurang efektif untuk menangkal partikel Virus Corona.

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Pusat Persahabatan, dr Erlina Burhan, menjelaskan mengenai efektivitas penggunaan masker kain tersebut dalam siaran umum yang diunggah di akun Youtube BNPB Indonesia pada Rabu (1/4/2020).

Erlina menyatakan bahwa masker kain atau masker buatan sendiri dapat melindungi hingga 79 persen lebih baik, daripada bila tidak menggunakan.

Namun ia menyatakan masker kain tersebut kurang efektif bila dibandingkan dengan masker bedah.

"Masker kain ini bila dalam keadaan terpaksa bisa dipakai, tapi memang tidak sebaik masker bedah. Filtrasi terhadap partikelnya lebih rendah dibandingkan masker bedah," jelas Erlina.

Ia kemudian menyebutkan mengenai sebuah penelitian yang di lakukan di Inggris (United Kingdom), untuk mengukur efektivitas masker kain.

"Ada riset yang diadakan untuk menilai penggunaan masker kain. Riset ini dilakukan karena adanya kelangkaan untuk masker bedah dan N-95," kata Erlina.

"Penelitian ini dilakukan di UK (United Kingdom). Partisipan diminta membuat sendiri maskernya mengikuti protokol yang sudah dibuat oleh peneliti."

"Lalu kemudian dilakukan fit testing untuk melihat efektivitas dari masker ini," sambungnya.

Diketahui fit testing tersebut merupakan percobaan yang dilakukan untuk menguji apakan partisipan yang sudah menggunakan masker masih bisa terpapar partikel atau zat yang diujicobakan padanya.

Dari penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan masker bedah dinilai lebih efektif 3 kali lipat dibandingkan masker kain.

Masker kain atau masker buatan rumah menjadi pilihan terakhir untuk mencegah penularan virus melalui partikel kecil (droplets) setelah masker N-95 dan masker bedah.

Namun, masker kain tetap dianjurkan digunakan daripada bila tidak memakai masker sama sekali.

"Bilamana tidak ada lagi masker bedah, maka masyarakat bisa menggunakan masker kain," pungkas Erlina.

Sebelumnya, ia sempat menyebutkan bahwa masker kain dapat melindungi dari droplets, namun tidak bisa melindungi dari partikel virus yang menyebar melalui aerosol dan airborne.

"Perlindungan terhadap droplets ada, tetapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol ataupun partikel yang airborne," jelas Erlina.

"Jadi pencegahan keluarnya droplets saat batuk atau bersin pada pemakai hanya bisa bila dropletsnya besar, tapi bila dropletsnya kecil tidak bisa."

"Efektivitas filtrasinya adalah pada partikel dengan ukuran 3 mikron itu bisa 10 sampai 60 persen partikel tersebut bisa dicegah," imbuhnya.

Kekurangan dari masker kain adalah adalah adanya kemungkinan kebocoran, namun keuntungannya adalah masker ini dapat dipakai berulang.

"Dan tentu saja karena ini masker kain, ada kebocoran," kata Erlina.

"Keuntungannnya adalah masker ini dapat dipakai berulang tapi tentu saja perlu dicuci."

"Dicuci dengan detergen dan bila perlu memakai air panas, karena detergen dan air yang hangat itu bisa mematikan virus," sambungnya.

Karena Kelaparan Janda di Kenya Masak Batu untuk 8 Anaknya, Berharap Tertidur saat Menunggu Makanan

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul " Dampak Pandemi Covid-19, Desainer Asal Surabaya Ciptakan Masker Fashion: Supaya Orang Lebih "

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved