Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bisnis

Meski Ikut Terpukul Pandemi Covid-19, Prospek Emiten Restoran Cepat Saji Masih Cukup Baik

Ia bilang, pemain sektor ini bisa meningkatkan pendapatan melalui penjualan secara daring ataupun dengan layanan pengiriman ke rumah.

Editor: Isvara Savitri
Shutterstock
Restoran cepat saji McDonald's. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Rupanya pandemi virus corona (Covid-19) turut mengancam prospek bisnis makanan dan minuman cepat saji.

Pasalnya, banyak gerai yang berada di pusat perbelanjaan terpaksa ikut tutup mengikuti peraturan pemerintah untuk membatasi penyebaran Covid-19.

Meski demikian Analis Ciptadana Robert Sebastian menilai, prospek bisnis emiten makanan cepat saji saat ini masih cukup baik.

Ia bilang, pemain sektor ini bisa meningkatkan pendapatan melalui penjualan secara daring ataupun dengan layanan pengiriman ke rumah.

Para emiten juga bisa melakukan kerja sama dengan pihak Gojek atau Grab dalam memberikan promo untuk mengerek penjualan secara online.

Menurutnya, realisasi penjualan dari layanan online ini bisa menahan penurunan kinerja di tengah pandemi.

Di lain sisi, harga dari makanan siap saji juga masih terjangkau, sehingga masih memiliki banyak peminat dari masyarakat.

Meski begitu, ia memprediksi kinerja secara tahunan berpotensi mengalami koreksi.

“Pasti kinerja mereka (emiten makanan siap saji) terdampak, tapi masih bisa tertolong dari penjualan online,” ujarnya ketika dihubungi Kontan, Senin (27/4/2020).

Dari segi fundamental, ia menjelaskan emiten seperti PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) masih cukup bagus.

Sepanjang tahun lalu, pengelola gerai Pizza Hut, PZZA membukukan pendapatan sebesar Rp 3,99 triliun atau tumbuh 11,76 persen secara tahunan.

Kinerja PT Map Boga Adiperkasa Tbk juga moncer pada tahun lalu.

Pendapatan pengelola gerai kopi Starbucks ini melejit 19,78 persen menjadi Rp 3,09 triliun di tahun 2019, padahal pendapatan pada tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 2,58 triliun.

Robert melihat, secara jangka panjang MAPB memiliki prospek bisnis yang cerah seiring dengan tren milenial yang betah lama-lama nongkrong di Starbucks.

Akan tetapi, pergerakan saham MAPB ataupun FAST kurang likuid.

Dari sektor restoran cepat saji, ia menyarankan pelaku pasar untuk dapat mengoleksi saham PZZA.

Pada penutupan perdagangan Senin (27/4/2020), saham PZZA ditutup menguat sebesar 2,50 persen ke harga 615 per saham.(*)

Artikel ini telah tayang di KONTAN dengan judul Bagaimana prospek emiten restoran cepat saji di tengah pandemi Covid-19?

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved