Ramadan 2020
Masih Suka Gosip di Bulan Ramadan? Pahala Puasamu Tidak Bernilai di Mata Allah
Jangan sampai puasamu batal di bulan ramadan, karena melakukan hal yang tidak berkenan di mata Allah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jangan sampai puasamu batal di bulan ramadan, karena melakukan hal yang tidak berkenan di mata Allah.
Misalkan masih suka gosip atau membicarakan aib orang lain.
Pekerjaan ini sangat diharamkan bagi seseorang yang sedang menjalan ibadah puasa Ramadan.
Dosa orang yang tengah digunjing akan habis karena berpindah kepada orang yang melakukan ghibah itu sendiri.
Lalu bagaimana hukum orang yang bergibah ketika berpuasa? Tribunnews.com, melansir dari harakah.id sebagai berikut:
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّهِ حَاجَةٌ بِأَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barangsiapa tidak meninggalkan kebohongan (perkataan kotor) di bulan Ramadan maka puasa yang dia lakukan tidak bernilai apa-apa di mata Allah, meskipun dia menahan lapar dan haus. (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat Al-Thabarani menggunakan redaksi,
مَنْ لَمْ يَدَعْ الخَنَا وَالْكَذْبَ
Barangsiapa tidak meninggalkan kebohongan. (HR. Al-Thabarani)
Jadi hukum gibah di bulan puasa adalah haram dan akan berdampak pada hangusnya pahala puasa. Lapar dan haus yang kita rasakan dari mulai terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari tidak bernilai apa-apa di mata Allah.
Mengapa gibah sangat dilarang? Karena gibah adalah perbuatan tercela yang dilakukan dengan mencari-cari kesalahan orang lain, bahkan hal yang benar pun akan disalahkan dan menyebarkan aib tersebut.
Jika di hari-hari biasa saja dilarang untuk melakukan gibah apalagi ketika bulan puasa. Hal ini tak lain karena tujuan puasa sendiri juga untuk mencegah diri agar tidak mengikuti hawa nafsu dan melakukan perbuatan dosa.
Oleh karena itu gibah di bulan puasa sangat dilarang, begitu juga di hari-hari yang lain. Karena ketika gibah, orang yang melakukannya seakan-akan memakan daging pihak yang digibah.
Dosa orang yang tengah digibahi akan habis karena berpindah kepada orang yang melakukan gibah itu sendiri.
Untuk menghindari hal seperti itu sebaiknya dengan memperbanyak ibadah di bulan puasa seperti tadarus al-Quran, berdzikir dan lain sebagainya.
Jika diri kita sudah disibukkan dengan berbagai hal yang mendekatkan diri kepada Allah, maka insyaallah kita pun akan lupa dengan hal-hal semacam itu yang tidak ada artinya sama sekali.
Hindari Penyakit Covid-19 Saat Berpuasa, Salah Satunya dengan Mengonsumsi Serat
Bulan ramadhan tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini karena masyarakat diimbau untuk melakukan segala aktivitas di dalam rumah termasuk ibadah untuk menghindari penyebaran virus corona (Covid-19) semakin meluas.
Seperti yang kita ketahui bersama, penyakit Covid-19 bisa menyerang hampir semua kalangan manusia terutama yang tidak memiliki daya tahan tubuh kuat.
Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu bahkan penyakit akibat infeksi virus corona ini bisa menimbulkan komplikasi parah.
Misalnya saja, pada orang yang mempunyai riwayat penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes mellitus atau penyakit kencing manis, jantung, dan penyakit paru-paru.
Kelompok orang lanjut usia (lansia) juga masuk kategori rentan terinfeksi Covid-19 yang parah.
Pada bulan puasa, masyarakat tentunya tetap harus memperhatikan asupan nutrisi yang tepat agar tidak mudah terserang penyakit, termasuk Covid-19.
Asupan gizi di tengah pandemi Covid-19
Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Indriati Solo Baru, dr. Ayu Kusuma Dewi, M.Si, Sp.GK, menyampaikan asupan nutrisi bagi orang yang berpuasa di tengah pandemi Covid-19 sama dengan anjuran gizi seimbang, baik dari segi jumah, jadwal, dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Berikut ini yang disarankan dr. Ayu:
1. Perhatikan asupan kalori
Perhatikan asupan kalori yang sesuai dengan kebutuhan. Jumlah energi (kalori) dari makanan yang dibutuhkan pada waktu puasa disamakan dengan jumlah energi saat tidak berpuasa.
Menghitung kalori harian mesti disesuaikan dengan faktor, berikut:
- Jenis kelamin
- Berat badan
- Tinggi badan
- Aktivitas harian
Target kalori pria adalah 1.800 – 2.200 kkal/hari, sedangkan target kalori wanita adalah 1.500-2000 kkal/hari (untuk tinggi badan lebih dari 150 cm) dan 1.500 kkal/hari (untuk tinggi badan kurang dari 150 cm).
Sementara komposisi target kalori tersusun dari:
- Karbohidrat kompleks 45-50 persen
- Protein 20-30 persen
- Lemak lebih dari 35 persen
- Vitamin dan mineral sesuai angka kecukupan gizi (AKG)
2. Manajemen makan sahur
Mulai hari puasa dengan minum nutrisi rendah lemak pada pukul 03.00 pagi.
Sedangkan ketika mendekati imsak, barulah Anda dianjurkan untuk mengonsumsi sarapan yang tinggi serat, mengandung protein, dan sedikit lemak untuk menurunkan indeks glikemik dan mengenyangkan.
3. Konsumsi serat
Serat larut dapat memperlambat pencernaan.
Dengan demikian, Anda bisa memperoleh manfaat berikut:
- Bisa kenyang lebih lama
- Menurunkan kolesterol total dan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan
- Menurunkan respons glukosa setelah makan
4. Batasi konsumsi gula berlebih
Ketika berbuka puasa khususnya, batasi makan atau minum yang bergula tinggi.
Sebaliknya, ganti makanan yang bergula tinggi dengan makanan yang tinggi serat seperti buah agar tubuh lebih sehat.
5. Cek gula darah bagi penderita diabetes
Selama berpuasa, bagi penderita diabetes jangan lupa juga untuk melakukan cek gula darah secara berkala, minimal sekali dalam sehari.
Bila tidak memiliki alat, segera batalkan puasa bila Anda mengalami sakit kepala, rasa berdebar-debar dan banyak buang air kecil.
Pasien diabetes tidak dianjurkan untuk berpuasa apabila pernah mengalami kondisi sebagai berikut:
- Hipoglikemia berulang atau komplikasi akut dalam tiga bulan terakhir
- Memiliki diabetes tipe I yang gula darahnya tidak terkontrol
- Memiliki penyakit akut
- Sedang hamil
- Melakukan dialisis rutin atau mengalami gagal ginjal stadium 4-5
- Berusia tua
6. Pengaturan gizi yang tepat
Daya tahan tubuh dapat diperoleh selama puasa dengan pengaturan gizi makanan yang tepat, olahraga yang rutin, dan minum obat papabila dibutuhkan atau sesuai anjuran dari dokter.
“Yang jelas, hindari konsumsi lemak yang berlebihan dan perbanyak konsumsi sayur dan buah perlu dilakukan selama menjalankan ibadah puasa,” kata dr. Ayu saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/4/2020).
Tidak ketinggalan, dia mengingatkan siapa saja untuk tetap rutin mengonsumsi cairan sesuai kebutuhan saat puasa, yakni sekitar 8 gelas per hari.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ghibah Atau Gosip Haram Dilakukan Saat Ramadan, Pahala Puasanya Tak Bernilai di Mata Allah