Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ramadan 2020

Masih Suka Gosip di Bulan Ramadan? Pahala Puasamu Tidak Bernilai di Mata Allah

Jangan sampai puasamu batal di bulan ramadan, karena melakukan hal yang tidak berkenan di mata Allah.

Editor: Rhendi Umar
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jangan sampai puasamu batal di bulan ramadan, karena melakukan hal yang tidak berkenan di mata Allah.

Misalkan masih suka gosip atau membicarakan aib orang lain.

Pekerjaan ini sangat diharamkan bagi seseorang yang sedang menjalan ibadah puasa Ramadan. 

Dosa orang yang tengah digunjing akan habis karena berpindah kepada orang yang melakukan ghibah itu sendiri.

Lalu bagaimana hukum orang yang bergibah ketika berpuasa? Tribunnews.com, melansir dari harakah.id sebagai berikut: 

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّهِ حَاجَةٌ بِأَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa tidak meninggalkan kebohongan (perkataan kotor) di bulan Ramadan maka puasa yang dia lakukan tidak bernilai apa-apa di mata Allah, meskipun dia menahan lapar dan haus. (HR. Abu Dawud).

Dalam riwayat Al-Thabarani menggunakan redaksi,

مَنْ لَمْ يَدَعْ الخَنَا وَالْكَذْبَ

Barangsiapa tidak meninggalkan kebohongan. (HR. Al-Thabarani)

Jadi hukum gibah di bulan puasa adalah haram dan akan berdampak pada hangusnya pahala puasa. Lapar dan haus yang kita rasakan dari mulai terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari tidak bernilai apa-apa di mata Allah.

Mengapa gibah sangat dilarang? Karena gibah adalah perbuatan tercela yang dilakukan dengan mencari-cari kesalahan orang lain, bahkan hal yang benar pun akan disalahkan dan menyebarkan aib tersebut.

Jika di hari-hari biasa saja dilarang untuk melakukan gibah apalagi ketika bulan puasa. Hal ini tak lain karena tujuan puasa sendiri juga untuk mencegah diri agar tidak mengikuti hawa nafsu dan melakukan perbuatan dosa.

Oleh karena itu gibah di bulan puasa sangat dilarang, begitu juga di hari-hari yang lain. Karena ketika gibah, orang yang melakukannya seakan-akan memakan daging pihak yang digibah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved