Update Virus Corona Indonesia
Seorang Profesor Klaim Temukan Antivirus Corona Berupa Gula dan Bisa Memecah Protein Jadi Asam Amino
Menurut Faisal, virus corona akan cepat menyebar dan membelah diri jika pasien tersebut diberi protein.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum lama ini seorang pria dengan gelar profesor dari Sumatera Selatan mengklaim telah berhasil menemukan anti virus corona (Covid-19).
Diketahu sang penemu antivirus corona tersebut bernama Faisal Rizal.
Saat itu Faisal mempresentasikan hasil dari temuannya tersebut kepada Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Faisal mengatakan bahwa antivirus yang ia temukan tersebut berupa produk gula yang menggunakan light technology.
Gula tersebut menurut dia mampu memecah protein menjadi asam amino, sehingga bisa mempercepat pencegahan dan pengobatan Covid-19.
Bahkan, Faisal mengatakan, antivirus temuannya tersebut sudah menunjukkan bukti keberhasilan saat dikonsumsi oleh orang yang positif Covid-19.

"Tingkat keberhasilannya sudah ada. Datanya kita dapat dari beberapa rumah sakit di luar Sumsel. Ada beberapa pasien yang sembuh. Proses penyembuhannya biasanya tidak lebih dari 5 hari," kata Faisal dalam keterangan yang disampaikan Pemprov Sumsel, Selasa (21/4/2020).
Faisal mengatakan, antivirus yang ia ciptakan tersebut bukan terbuat dari bahan kimia, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif ke tubuh manusia.
Menurut Faisal, virus corona akan cepat menyebar dan membelah diri jika pasien tersebut diberi protein.
Adapun, fungsi antivirus tersebut untuk memecah protein dalam tubuh, sehingga tehindar dari Covid-19.
"Jadi protein digunakan Covid-19 untuk membelah atau memperbanyak turunannya dan glukosa adalah energinya. Dampaknya, kita memiliki imunitas yang kuat. Tidak ada dampak buruk yang dihasilkan," kata Faisal.
Menurut Faisal, cara mengonsumsinya bisa sama seperti mengonsumsi gula biasa.
"Saya tekankan, ini tidak akan memengaruhi gula darah," ujar Faisal.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru sangat mengapresiasi temuan Faisal tersebut.
Meski demikian, menurut Herman, sebelum digunakan pada masyarakat, antivirus tersebut sebaiknya diuji lebih dulu melalui penelitian lebih lanjut.
"Tapi saya yakin ini baik. Apalagi dalam paparan yang dilakukan Prof Faisal disertai uji, sehingga ini sangat meyakinkan. Jika memang tidak ada dampak yang berarti, sebar saja ke masyarakat," kata Herman.