Peringatan Hari Bumi
Peringatan Hari Bumi, Walhi Singgung TPA Sumompo dan Proyek Insinerator
"Namun, sangat disayangkan apabila kita menyaksikan kenyataan Bumi saat ini, Bumi dalam ancaman," ujarnya.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO. C. ID, MANADO - Hari ini, Rabu (22/4/2020) merupakan peringatan Hari Bumi.
Direktur Eksekutif Lingkungn Hidup Indonesia (Walhi) Sulut, Theo Runtuwene Wahana menyampaikan peringatan Hari Bumi ini mengingatkan kembali semua pihak terkait isu lingkungan hidup yang masih menjadi daftar pekerjan rumah.
Perubahan iklim global, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan polusi dan kemiskinan, merupakan kegiatan-kegiatan di atas bumi yang sangat bergantung pada lingkungan.
Hal itu kata Theo, karena segala sesuatu yang kita butuhkan untuk mempertahankan hidup berasal dari lingkungan.
"Namun, sangat disayangkan apabila kita menyaksikan kenyataan Bumi saat ini, Bumi dalam ancaman," ujarnya.
Lebih khusus di Sulawesi Utara, Walhi melihat terjadinya ketidakpastian dalam penyelamatan bumi atau rumah kita bersama ini.
Ia membeber, pemerintah masih begitu dengan mudah membiarkan para perusahaan perusak lingkungan, perusahaan pencemar udara, air dan tanah, tanpa kurang mengakomodir kepentingan petani, nelayan, bahkan lebih memiriskan aksi pencemaran lingkungan yaitu pencemaran udara, air dan tanah di TPA Sumompo.
"Belum lagi soal Incenerator yang tidak memiliki kajian lingkungan hidup yang baik, sudah akan dioperasikan bahkan ada yang sudah jalan. Hal-hal semacam ini wajib kita sampaikan di Hari Bumi ini," ujarnya.
Tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup dan yang paling utama adalah untuk pertumbuhan ekonomi seringkali membuat kita lupa.
Segala hal yang terdapat di alam ini apabila kita kuras habis, tanpa memikirkan akibatnya bagi diri kita dan makhluk hidup lainnya, akan berakibat fatal untuk Bumi dan untuk kita semua.
Fatal untuk orang yang merusak lingkungan maupun orang yang merawatnya,
"Bencana alam tak mengenal orang baik, atau orang jahat, orang yang menebang dan orang yang menanam," ungkapnya.
Sebab itu mari kita lebih menjaga dan melestarikan alam yang kita cintai ini secara bersama, yaitu dengan berbagai hal positif, salah satunya dengan menanam bahan-bahan pangan, pohon, tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan sehat.
"Sehingga dengan hal-hal positif diatas, kita akan memperlambat proses kepunahan masal akibat perubahan iklim global," kata dia. (ryo)
• Gubernur Olly Vicon dengan PGI, Ungkap Strategi Gandeng Lembaga Agama Salurkan Sembako
