NEWS
WASPADA, Virus Corona Ternyata Bisa Merusak Ginjal dan Jantung, Ini Penjelasan Ahli
Baru-baru ini, pihak medis dari berbagai negara melihat fakta baru bahwa virus corona bisa menyebabkan inflamasi pada jantung
Selain ginjal, dokter dan ilmuwan memiliki kecurigaan besar bahwa virus SARS-CoV-2 menimbulkan kerusakan pada jantung.
Petugas medis di China dan New York melaporkan banyak kasus myocarditis, yang disebabkan oleh inflamasi pada otot jantung. Ada pula kasus lain yaitu kelainan irama jantung yang berpotensi gagal jantung pada pasien Covid-19.
“Pasien tampak bisa melewati masalah pernapasan, namun tiba-tiba mereka dihadapkan dengan masalah jantung,” tutur Mitchell Elkind, ahli saraf dari Columbia University sekaligus anggot American Heart Association.
Terlebih lagi, pasien yang mengalami masalah pada jantung tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa masalah jantung tersebut adalah efek langsung dari virus SARS-CoV-2.
Elkind menyebutkan penelitian yang dilakukan terhadap pasien Covid-19 di China membuktikan bahwa 40 persen menderita arrhythmia (kelainan irama denyut jantung). Sementara itu, 20 persen pasien mengalami kerusakan jantung.
Masalah pencernaan
Virus SARS-CoV-2 menginfeksi manusia dengan menempelkan diri pada reseptor sel bernama ACE2. Sel ini banyak terdapat di saluran dan organ pernapasan. Namun ada kemungkinan virus corona memasuki organ lain dengan cara yang sama.
Organ pencernaan misalnya, memiliki 100 kali lebih banyak reseptor ACE2 dibandingkan bagian tubuh lainnya.
“Jika dibentangkan, area permukaan yang memiliki ACE2 mungkin seluas lapangan tenis. Ini adalah area yang sangat rentan terhadap virus untuk menyerang dan menduplikasi diri,” tutur Brennan Spiegel, Wakil Pemimpin Redaksi untuk American Journal of Gastroenterology.
Oleh karena itu virus SARS-CoV-2 juga memiliki efek yang cukup kuat pada sistem pencernaan, menyebabkan diare, muntah-muntah, dan gejala lainnya.
Sebuah studi menyebutkan setengah pasien Covid-19 memiliki gejala masalah saluran pencernaan. Para dokter menyerukan tagar #NotJustCough (tidak hanya batuk) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hal ini.
Sebuah laporan juga menyebutkan virus ini mungkin menyerang organ hati. Seorang wanita berusia 59 tahun di AS datang ke rumah sakit karena warna urin yang gelap, yang diketahui disebabkan oleh hepatitis parah.
Usai timbulnya gejala batuk, para dokter menghubungkan infeksi Covid-19 dengan kerusakan hati.
Spiegel menyebutkan, ia juga mendapat laporan-laporan lainnya setiap hari. Sebuah laporan lainnya dari China menyebutkan 5 orang pasien Covid-19 mengalami hepatitis akibat virus tersebut.
Badai sitokin