Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Sulut

PDP Corona Asal Sonder Meninggal, Begini Tanggapan Jubir Covid-19 Minahasa

Juru bicara Dr Maxi Umboh saat di konfirmasi mengatakan bahwa pasien yang meninggal di rumah sakit Bethesda itu dikategorikan PDP

Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Rhendi Umar
istimewa
Begini Tanggapan Jubir COVID-19 Minahasa Terkait Kasus PDP Asal Sonder Yang Meninggal 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Minahasa meninggal di RS Bethesda Tomohon, Senin (13/4/2020).

Almarhum tercatat sebagai warga Kabupaten Minahasa berjenis kelamin laki-laki berusia 46 Tahun.

Juru bicara (Jubir) satgas penanganan Covid-19 Dr Maxi Umboh saat di konfirmasi mengatakan bahwa pasien yang meninggal di rumah sakit Bethesda itu dikategorikan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

“Semua orang dengan sakit apapun, dengan atau tidak adanya riwayat perjalanan (dari daerah terjangkit) ataupun kontak erat beresiko tinggi tetap discreening dengan foto thoraks (rontgen seluruh bagian dada).

Apabila foto thoraksnya menggambarkan adanya peradangan paru atau pneumonia, maka yang bersangkutan langsung ditetapkan sebagai PDP,” Jelas Umboh saat dikonfirmasi, Selasa (14/4/2020).

Hal yang sama juga disesuaikan dengan edaran Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tentang perubahan protokol screening yang mana semua orang dengan sakit apapun, dengan atau tidak adanya riwayat perjalanan (dari daerah terjangkit) ataupun kontak erat beresiko tinggi tetap discreening dengan foto thoraks (rontgen seluruh bagian dada).

Apabila foto thoraksnya menggambarkan adanya peradangan paru atau pneumonia, maka yang bersangkutan langsung ditetapkan sebagai PDP.

Jubir satgas Penanganan Covid-19 Dr Max Umboh menambahkan, petugas Kesehatan Puskesmas Sonder sedang mendata siapa-siapa yang sempat kontak dengan almarhum.

“Saat ini sudah ada beberapa nama yang dikantongi oleh tim satgas Covid-19 Minahasa dan akan menunggu hasil dari Puskesmas Sonder,” ujar mantan Kepala Puskesmas Kombi.

“Hal ini perlu dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kewaspadaan di kalangan medis supaya tidak kecolongan. Bahwa ada pasien yang ternyata dirujuk bukan dengan covid, tetapi pada perkembangannya ternyata berkembang menjadi pasien Covid,” katanya.

“Nanti itu akan dibuktikan bahwa yang meninggal ini benar mengidap penyakit Covid-19 hanya dengan pemeriksaan Swab tenggorokan, yang hasilnya masih kita tunggu dari lab kemenkes di jakarta” sambungnya. (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAW)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved