Pekan Suci di Manado Tahun Ini Sangat Berbeda, Di antaranya Gereja Tanpa Kehadiran Umat
Kesederhanaan itu pula yang dirasakan keluarga Manewus Lambonan, umat Stasi Fransiskus Xaverius Maumbi Paroki Santa Ursula Watutumou.
Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Umat Katolik sudah merayakan Hari Raya Paskah, Minggu (12/4/2020).
Ini merupakan bagian dari Pekan Suci.
Tahun ini ada perbedaan besar ibadat di banding tahun yang lalu.
Ini bedanya:
1. Minggu Palma
Hari itu, Minggu (5/4/2020), Gereja merayakan Hari Minggu Palma.
Tiada perarakan meriah.
Tapi, hari ini umat berkesempatan merasakan apa yang dirasakan Yesus.
Masuk ke Yerusalem, dengan sederhana, menuju "kematian" yang akan datang tapi juga kebangkitan.
Kesederhanaan itu pula yang dirasakan keluarga Manewus Lambonan, umat Stasi Fransiskus Xaverius Maumbi Paroki Santa Ursula Watutumou.
Mereka bangun pagi seperti biasa.
Mereka mandi dan berganti pakaian pantas layaknya akan masuk gereja seperti biasa.
Mereka lalu berkumpul di ruang tamu.
Dua buah lilin yang mengapit Salib, Patung Yesus dan Maria dinyalakan.
TV dinyalakan dan saluran TVRI dipilih.
Mereka mengikuti siaran langsung misa Minggu Palma yang dipersembahkan oleh Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC di gereja Hati Tersuci Maria Katedral Manado
Misa tanpa kehadiran umat itu sederhana.
Tiada perarakan tapi ada pemberkatan Daun Palma.
Ada pula pembacaan Kisah Sengsara.
Nantinya, tanpa berbondong-bondong, ketua wilayah rohani akan mengambilnya dan membawanya ke masing-masing rumah.
Uskup dalam khotbahnya mengatakan hari ini kita masuki Pekan Suci.
Hari ini kita masuk jantung misteri keselamatan.
Dengan merayakan ini kita tahu bahwa ada kebangkitan usai kematian, ada kemenangan di balik sikap saling mengalah.
Baginya inilah kisah keselamatan
Ada dua bagian.
Pertama, teriakan Hosana
Kedua, ada teriakan salibkan dia..
Semua itu kongkrit
Uskup lalu mengatakan alasan Yesus disebut Juru Selamat.
Yesus menderita dan mati demi dosa-dosa manusia.
Seperti kata Yesaya, Yesus adalah hamba yang mengosongkan diri..
Menurut Paulus dalam surat kepada jemaat di Filipi, Yesus melayani Bapa-Nya, Yesus taat kepada Bapa-Nya.
Yesus juga berteriak "Allah mengapa Engkau meninggalkan Aku", kenisah Bait Allah terbelah dua, tapi kepala pasukan mengatakan "orang ini Anak Allah"
Dengan memberikan Diri-Nya, Yesus membawa damai bukan perang.
Uskup lalu mengajak untuk menghayati salib ini.
"Pikullah salib (juga dengan berdiam di rumah) bukan hanya keselamatan diri sendiri tapi keluarga kita dan orang di sekitar kita," katanya.
Anggota keluarga Manewus Lambonan mengikuti semua Tata Perayaan Ekaristi (TPE) di televisi layaknya saat di gereja.
Mereka duduk dengan khidmat mengikuti misa "jarak jauh" itu.
Saat komuni, mereka bersama-sama mendoakan doa "Komuni Batin" bersama-sama.
Saat komuni, mereka bersama-sama mendoakan doa "Komuni Batin" bersama-sama.
Ini doanya :
Yesusku,aku percaya bahwa Engkau hadir dalam Sakramen Mahakudus.
Aku mengasihi-Mu melebihi segala sesuatu, dan aku merindukan Engkau dalam seluruh jiwaku.
Karena aku tidak dapat menerima-Mu secara sakramental saat ini,maka datanglah ya Tuhan sekurang-kurangnya secara rohani dalam hatiku,meskipun Engkau selalu telah datang.
Aku memeluk-Mu dan ingin mempersatukan seluruh diriku seutuhnya dengan-Mu,dan jangan ijinkan aku terpisah dari-Mu. Amin.
Usai misa, mereka berdoa dan refleksi pribadi
Tak lama kemudian, Max Rumimpunu, ketua wilayah rohani Santa Agnes, tempat di mana Keluarga Manewus Lambonan berada membagikan Palma yang sudah diberkati di gereja paroki.
Misa ini juga disiarkan secara live streaming oleh Komsos Keuskupan Manado dan Radio Montini
Misa yang dipersembahkan Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dibuat dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit Covid-19.
2. Kamis Putih
Ini sangat luar biasa.
Ini sangat istimewa.
Itu kata Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC saat memberikan khotbah dalam Misa Kamis Putih, Kamis (9/4/2020).
"Gereja ini kosong tanpa kehadiran umat. Hanya ada tiga penyanyi, pastor di rumah uskup, pastor di rumah katedral, beberapa personil komsos keuskupan Manado (radio Montini) dan dua suster," katanya.
Kamis Putih tahun ini benar-benar berbeda.
Misa on line dibuat oleh Keuskupan karena physical distancing untuk mencegah penyebaran covid-19.
Bahkan, pembasuhan kaki ditiadakan.
Begitu pula Prosesi Pemindahan Sakramen Mahakudus ditiadakan.
Uskup Rolly mengatakan hari ini dalam Kamis Putih, umat Katolik memulai puncak liturgi Tri Hari Suci.
Itu berturut-turut Kamis Putih, Jumat Agung dan dipuncaki Vigili Paskah dan Hari Raya Paskah.
Uskup mengatakan mereka tahun ini berjalan bersama umat manusia solider mencegah penyebaran Covid-19.
Karena, misa live streaming itu pula dibuat tanpa kehadiran umat.
Ia mengatakan Kamis Putih merupakan penghadiran kembali Perjamuan Malam Terakhir.
Di situ Yesus menetapkan Ekaristi.
Yesus pula menetapkan imamat jabatan.
Yesus juga mengajarkan cinta yang tanpa batas.
Semua itu teringkas dalam tiga bacaan hari ini.
Bacaan pertama tentang kelahiran Paskah Yahudi.
Saat itu ada perjamuan makan istimewa, di mana darah anak domba yang dioleskan di depan pintu agar tidak terjadi kematian anak sulung.
Dalam bacaan kedua, Paulus dalam surat kepada jemaat di Korintus menceritakan soal perintah Yesus untuk merayakan Ekaristi.
Dalam bacaan Injil, Yesus memberikan sisi lain dari perjamuan yaitu pelayanan.
Itu ditandai pembasuhan kaki para murid.
Baginya luar biasa Tuhan membasuh kaki para murid.
Petrus yang awalnya menolak juga dibasuh kakinya.
Menurut uskup, semua harus melayani satu dengan yang lain.
Seperti Yesus yang melakukan gerakan membasuh, umat diajak untuk melakukannya dalam ibadah di altar tapi dalam kehidupan.
Perlu ada pembaharuan hati untuk itu.
Umat baginya harus menjadi kreatif.
Umat harus berbelas kasih seperti Yesus yang berbelas kasih.
Apalagi, bagi mereka yang diberi cap, stigma yang negatif.
"Semoga perayaan Kamis putih ini menjadi kekuatan, dorongan dan inspirasi bagi kita untuk melayani," katanya.
Di akhir misa ada pemberkatan dengan Sakramen Maha Kudus.
3. Jumat Agung
3.1. Jalan Salib
Jalan Salib dalam rangka Jumat Agung, Jumat (10/4/2020) tahun ini terasa berbeda.
Umat Katolik di Keuskupan Manado mengikuti jalan salib melalui siaran live streaming Youtube, atau live streaming Facebook Radio Montino dan Komsos Keuskupan Manado.
Jalan salib berlangsung sederhana.
Suasana sangat hening bak suasana Golgota menjelang kematian Yesus.
Di gereja Katedral Hati Tersuci Maria Manado, Jalan Salib dimulai pukul 08.00.
Jalan salib yang juga diikuti Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC itu dibuka oleh Pastor Rekan Paroki Katedral Pastor Alo Koraag.
"Mengikuti devosi ini untuk merenungkan semangat solidaritas dan pengorbanan Yesus dalam menghidupkan dan membantu manusia yang tak berdaya karena kesombongan dan egoismenya. Syukur Yesus datang bukan untuk menghakimi kita tetapi untuk menyelamatkan, supaya kita mempunyai hidup dalam kelimpahan, " kata Pastor Alo seperti dikutip Antara.
Frater Diakon Djufry Dotulong dan dua orang suster memimpin dari perhentian ke perhentian sampai 14 perhentian.
Menurut artikel, Ask a Franciscan by Father Pat McCloskey, O.F.M.; © 2001 St. Anthony Messenger Press yang dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/ yesaya, sejak abad pertama umat Kristiani telah mengadakan ziarah ke tanah kelahiran Yesus.
Santa Helena, ibunda Raja Konstantin, melakukan ziarahnya yang terkenal itu pada abad ke-4 dalam usahanya untuk mengenali dari dekat tempat Yesus dilahirkan, wafat dan dimakamkan.
Untuk jangka waktu yang pendek, yaitu setelah tahun 1199 ketika tentara-tentara Perang Salib berhasil menguasai Yerusalem dan wilayah sekitarnya, ziarah dapat dilakukan tanpa kesulitan.
Tetapi sejak tahun 1291 setelah mereka kehilangan kekuasaan mereka atas daerah tersebut, ziarah menjadi lebih berbahaya dan mahal.
Ibadat Jalan Salib bertujuan untuk menghadirkan Tanah Suci baik bagi mereka yang tidak dapat berziarah ke sana maupun bagi mereka yang sudah berziarah ke sana.
Fransiskus dari Asisi mempunyai dua devosi yang amat mendalam yaitu Inkarnasi Yesus dan Sengsara Yesus, masing-masing dilambangkan dengan buaian dan salib.
Para biarawan Fransiskan mempopulerkan devosi Jalan Salib sejak abad ke-14.
Umat membuat perhentian-perhentian kecil di dalam gereja, kadang-kadang dibangun juga perhentian-perhentian yang besarnya seukuran manusia di luar gereja.
Segera saja, hampir semua gereja telah memiliki Perhentian-perhentian Jalan Salib.
Para biarawan Fransiskan juga menuliskan lirik Stabat Mater, yang biasanya dinyanyikan saat Ibadat Jalan Salib, baik dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Latin, maupun dalam bahasa setempat.
Jumlah perhentian serta peristiwa-peristiwa Jalan Salib yang dikenangkan bervariasi dari waktu ke waktu.
Ke-14 peristiwa Jalan Salib yang sekarang ditetapkan oleh Paus Clement XII (1730-1740).
Baik kita melakukan Ibadat Jalan Salib seorang diri atau bersama-sama dengan umat lain, di dalam gereja atau pun di ke-14 perhentian di luar gereja, ibadat ini menjadikan kisah sengsara dan wafat Yesus terasa nyata dan hidup.
Dengan adanya jadwal dan media di setiap keuskupan, umat yang tidak sempat mengikuti siaran jalan salib lewat Youtube keuskupan Manado bisa mengikuti dalam siaran di keuskupan lain.
Dei, misalnya.
Umat Katolik Stasi Santo Fransiskus Xaverius Maumbi Paroki Santa Ursula Watutumou itu mengikuti siaran Youtube Komsos Keuskupan Bandung.
Jalan salib di Keuskupan Bandung dimulai pukul 09.00.
3.2 Ibadat Jumat Agung
Pukul 15.00, saat kira-kira Yesus wafat di salib.
Saat itulah kini sebagian besar umat Kristiani memperingatinya dalam Ibadah Jumat Agung.
Umat Katolik juga memperingati Ibadah Jumat Agung, Jumat (10/4/2020),
Tapi, sama dengan perayaan lain selama Pekan Suci, tahun ini Jumat Agung diperingati secara berbeda.
Umat mengikuti ibadat dari layanan live streaming dari Youtube atau Facebook juga dari siaran televisi.
Di Keuskupan Manado, siaran dilayani oleh Komsos Keuskupan Manado melalui Facebook dan Youtube Komsos Keuskupan Manado dan Radio Montini.
Umat Katolik Keuskupan Manado hanya bersama anggota mereka keluarga di rumah, seperti halnya satu dua murid yang setia di bawah kaki salib.
Hening dan sunyi seperti suasana Golgota menjelang wafat Yesus.
Hanya suara aklamasi/dialog misa yang terdengar lantang.
Umat tetap berperan menghayati kehidupan Yesus secara kronologis dengan cara yang berbeda.
Ibadah Jumat Agung juga dibuat sedikit berbeda.
Perayaan Jumat Agung yang terdiri dari bagian Liturgi Sabda, Penghormatan Salib dan Komuni sedikit diubah.
Di gereja Katedral Hati Tersuci Maria Maria, di mana uskup yang memimpin, kisah sengsara hanya dibacakan.
Doa umat meriah juga dibacakan.
Ada intensi khusus tentang wabah Covid-19.
Pada saat penghormatan salib, uskup, beberapa pastores dan suster hanya menghormat salib dengan menundukkan kepala di depan salib.
Itu sesuai kebijakan pastoral uskup.
Kebijakan ini memerhatikan petunjuk dan saran umum perayaan pekan suci dan Tri Hari Suci yang dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Ibadah Ilahi dan Disiplin Sakramen 25 Maret 2020.
Uskup dalam khotbahnya mengatakan mereka sekarang semua bersama-sama mengenangkan sengsara Tuhan dalam keadaan pandemi.
Tuhan katanya berkata saat kematian-Nya dengan kata-kata "sudah selesai".
Itu berarti dua hal yaitu sudah selesai perjalanan Yesus di dunia dan sudah selesai tugas perutusan-Nya.
Kata itu juga berarti Allah menyelesaikan sejarah keselamatan yang sudah Ia mulai.
Itu sesuai dengan maksud kedatangan Yesus dalam Yohanes 3:16.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehinga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya, kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal".
Ia mengatakan Yohanes Penginjil menunjukkan siapa Yesus itu.
Walaupun Ia disalibkan, Yesus tidak membenci.
Yesus berkata "Ya Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,".
Yesus merupakan orang yang to the point.
Yesus jujur ketika ditanya Pilatus soal kebenaran.
Yesus menunjukkan komitmen menyelamatkan manusia.
Ia mengatakan Jumat Agung sering disebut Good Friday dalam bahasa Inggris
Jumat Agung baginya memberikan yang baik dalam situasi ancaman dan penderitaan.
Penderitaan justru mendatangkan keselamatan.
Ia mengatakan dalam ancaman covid-19 , seluruh umat yang mengikuti Ibadah Jumat Agung itu bergabung hati bersama mereka yang berjuang hidup dan mati melawan Covid-19.
Ketika banyak orang bertanya Tuhan ada di mana, seluruh umat harus mengingat Yesus juga mengalami penderitaan bahkan Ia berseru "Allah mengapa Engkau meninggal Aku,".
Bahkan, Yesus kemudian menyerahkan nyawa dengan berkata "Ya Bapa ke dalam tangan-Mu, kuserahkan nyawa-Ku".
Ia mengatakan Tuhan akan membantu kita melewati semua ini.
Kita akan bersama Yesus dalam sengsara dan wafat-Nya.
Kita juga akan bersama Yesus dalam kebangkitan-Nya, yang akan dirayakan dalam Malam Paskah.
"Tuhan memberkati kita sekalian," katanya.
4. Vigili Paskah
Umat Katolik Keuskupan Manado tetap setia mengikuti Misa Vigili Paskah, Sabtu (11/4/2020) malam.
Bak keluarga-keluarga bangsa Israel yang makan perjamuan paskah saat tulah kesepuluh datang, umat dalam keluarga mengikuti misa live streaming dari Katedral Hati Tersuci Maria Manado.
Suasana hening melanjutkan suasana yang dibangun umat Katolik sejak Jumat Agung sore, menghayati Yesus yang ada dalam kubur.
Sama seperti beberapa umat yang memulai misa dalam gelap, begitu juga suasana katedral.
Suasana gelap itu menjadi terang ketika ada pemasangan lilin Paskah di depan altar oleh Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC, pemimpin misa di katedral.
Umat di rumah pun ikut memasang lilin.
Lilin, lambang cahaya Kristus mengalahkan kegelapan.
Seperti bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Yesus membebaskan manusia dari dosa dengan kematian dan kebangkitan-Nya.
Suasana hening berubah menjadi meriah.
Uskup Rolly dalam khotbahnya mengatakan misa Vigili Paskah tahun di luar kebiasaan.
Walaupun tanpa kehadiran umat, misa ini tetap meriah.
Ia mengatakan Tuhan sungguh bangkit.
Dan dengan ini, seperti dikatakan mereka "Jangan takut,".
Banyak kali bahkan malaikat, Yesus sendiri juga mengatakan hal itu.
Kebangkitan Kristus membuka dunia baru.
Kebangkitan memberi suasana, arti, dan dimensi baru.
Karena itu, uskup meminta untuk jangan takut.
Menurutnya, itulah pokok Paskah.
Intisarinya ialah jangan takut.
Dalam kisah keselamatan, perjalanan umat, Zakharia, Maria, Yosef, ada kata-kata "Jangan Takut"
Dalam Liturgi Malam Paskah kegelapan diubah menjadi terang.
Banyak orang mengalami kegelapan juga di jaman sekarang tapi Tuhan membuka pintu terang benderang, kehidupan abadi.
Yesus sendiri menderita, wafat tapi kemudian bangkit.
Wanita-wanita kemudian berjumpa dengan Yesus secara rohani.
Dalam perjumpaan pada Minggu pagi kebangkitan itu Yesus juga berkata jangan takut.
Uskup mengatakan Tuhan juga hidup dalam hidup kita sehari-hari.
Perjumpaan itu harus dibagi bagi saudara-saudari kita, di dalam pengalaman hidup kita.
Itu dengan memberikan bantuan kepada sesama yang menderita.
Memiliki semangat persaudaraan dan solider
Membangun dimensi baru dan suasana baru.
"Tuhan selalu di hati kita," katanya.
Usai khotbah, tetap ada pembaharuan janji baptis.
Lilin lambang Cahaya Kristus kembali dinyalakan.
5. Hari Raya Paskah
Pandemi Covid-19 tidak menghalangi penghayatan Hari Raya Paskah sebagai hari raya terbesar umat Kristiani.
Di Paroki Santo Yoseph Pelindung Pekerja Manado, Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mempersembahkan misa Hari Raya Paskah, Minggu (12/4/2020) dengan meriah walau tanpa kehadiran umat.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) menyiarkan langsung sementara Komsos (Komisi Sosial Komunikasi) Keuskupan Manado menyiarkan live streaming di Youtube dan Facebook Komsos Keuskupan Manado dan Radio Montini.
Uskup Rolly dalam khotbahnya mengatakan Paskah yang dirayakan setiap tahun merupakan warisan iman dari generasi pertama Gereja.
Generasi pertama itu yang mengikuti wafat dan kebangkitan Yesus.
Ia mengatakan dalam bacaan pertama, dalam Kisah Para Rasul, Lukas mengatakan mereka adalah saksi.
"Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib.
Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.
Dalam bacaan Injil juga diceritakan para tokoh yang mewariskan perayaan Paskah itu.
Sebelumnya, dalam bacaan Injil Vigili Paskah, ada Maria Magdalena dan wanita yang lain menemukan kubur kosong.
Mereka tidak tahu Yesus ada di mana.
Mereka lalu diberitahu bahwa Yesus akan mendahului ke Galilea.
Dalam Bacaan Injil hari ini, Yohanes murid kesayangan Yesus bukan dengan pengetahuan tapi dalam hati menceritakan bahwa ia pergi ke makam.
Saat Petrus tiba, Yohanes mempersilahkan Petrus masuk duluan.
Yohanes dan Petrus melihat lalu percaya.
Yohanes memiliki iman dan cinta yang mendalam.
Para murid lalu berjalan dan memberi kesaksian.
Mereka mengerakkan orang-orang.
Bahkan, Paulus yang dulu menganiaya murid Kristus menjadi seorang rasul.
Pada bacaan kedua hari ini, Paulus dalam surat kepada jemaat di Kolose bahkan meminta untuk mencari perkara di atas.
Menurut uskup, bukan berarti yang di dunia tidak penting tapi yang terutama ialah yang "di atas".
Bersama Paulus dan orang-orang lain, kita menyediakan tempat bagi Yesus di hati kita.
Yesus sendiri masuk sejarah manusia karena begitu besar kasih Allah (Yohanes 3:16).
Yesus telah menebus dosa manusia karena itu kita harus menemukan Dia, mencintai Dia dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan itu, dalam keadaan apapun, iman kita tetap kokoh, juga cinta dan harapan kita.
Semua ditunjukkan dengan memerhatikan orang yang membutuhkan di sekitar.
Bagi uskup, kita telah menerima anugerah kebangkitan Yesus dengan cuma-cuma.
Kita diajak memberi kesaksian juga dengan membantu sesama.
"Kita mohon Roh Kudus yang dicurahkan pada kita 50 hari kemudian dari Paskah pada hari Pentakosta membantu kita agar Tuhan hidup, bangkit di hati kita," katanya.