Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Meletus

Postingan Warganet Dimuat Media Inggris, Krakatau Kami Sedang Melawan Virus Corona, Tolong Tidurlah

"Krakatau, We are fighting coronavirus. Please go to sleep (Krakatau, kami sedang melawan virus corona, tolong tidurlah lagi)."

TWITTER/VOLCANOYTZ
Gambar Gunung Anak Krakatau saat meletus Jumat malam dilihat dari pantai, pos pemantauan. 

Bahkan matahari hampir tidak terlihat dalam beberapa hari.

Dalam beberapa minggu, matahari muncul dengan warna aneh di hadapan orang-orang dari seluruh dunia.

Para ahli menyebut ini dikarenakan debu halus berhamburan di atmosfer.

Selama 3 bulan berikutnya, puing-puing tinggi di langit menghasilkan matahari terbenam berwarna merah yang jelas.

Dalam satu kasus, pemadam kebakaran di Poughkeepsie, New York, dikirim ketika orang-orang menonton matahari terbenam.

Karena mereka yakin melihat api dari kejauhan.

Lebih lanjut, lukisan Edvard Munch tahun 1893 'The Scream' diyakini melukiskan bagiamana dunia terjadi setelah erupsi Krakatau.

Selain itu, jumlah debu di atmosfer juga menyaring matahari dan panas yang cukup sehingga suhu global turun secara signifikan selama beberapa tahun.

Namun, setelah metelus gunung Krakatau, dia menyisakan Gunung Anak Krakatau di sebuah pulau kecil yang terus tumbuh rata-rata 5 inchi setiap minggu.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Kata Media Asing tentang Suara Dentuman Gunung Anak Krakatau Meletus" dan di Intisari dengan judul Ketika Gunung Krakatau Meletus, Tak Hanya Indonesia, Tapi Seluruh Dunia Berubah 'Mencekam', Ini Buktinya

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dampak Meletusnya Gunung Anak Krakatau Dirasakan Pengaruhnya Sampai ke Luar Negeri

Sumber: Warta Kota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved