Update Virus Corona Indonesia
Cerita Pasien Covid-19 Tanpa Gejala, Terjangkit Saat Dirawat di RS, Pemulihan di Rumah Sendiri
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menambahkan satu kategori yaitu Orang Tanpa Gejala (OTG), namun statusnya positif terinfeksi Covid-19
Di lantai 2, W menggunakan kamar mandi sendiri.
W juga telah melaporkan kondisinya ke ketua RW tempatnya tinggal.
"Saya juga sudah memberi tahu RW setempat, tapi RW setempat 'Ya bapak karena kondisinya baik dan sudah isolasi diri di rumah, kami memutuskan untuk tidak mengiformasikan ke lingkungan, karena menjaga supaya tidak panik warga di sini'," cerita W.

Anggota keluarga jalani tes
Tak hanya W dan istri, seluruh anggota keluarga yang ada di rumahnya juga menjalani tes karena secara otomatis menyandang status Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Tes itu juga mereka jalani di RS X karena ia mengaku telah menghubungi Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Akan tetapi, tidak memiliki alat yang dibutuhkan.
W meminta bantuan dokter yang selama ini memantau kondisinya untuk melakukan tes Covid-19 bagi keluarganya.
Akhirnya semua anggota keluarganya, kecuali ia dan istri, menjalani rapid test dan PCR pada Sabtu (4/4/2020).
Hasil dari tes diperkirakan akan keluar sepekan setelahnya.
Adakah gejala yang dirasakan W?
Meski mengaku sehat dan tidak mengalami gangguan kesehatan berarti, WW mengaku ada gejala ringan yang dirasakannya sebelum dan setelah dinyatakan positif Covid-19.
Saat belum dinyatakan positif, W mengaku mengalami pilek dan tenggorokan kering. Namun, ia mengatasinya dengan banyak minum hingga gangguan itu hilang.
"Sekarang enggak ada sih, sama sekali enggak ada. Kecuali kalau pakai AC gitu, tidur, pasti kayak ada gejala mau pilek. Saya matiin AC-nya, oh ini mungkin cuma alergi AC," kata dia.
Sementara, istrinya justru sempat mengalami demam selama 2 hari dengan suhu di atas 37 derajat celcius.
"Istri saya malah sempat demam tinggi 37,5 itu tanggal 13-14 Maret. Tapi setelah itu turun, enggak pernah demam lagi. Bahkan hasil tesnya dia negatif juga, padahal kami tidur sekamar dan sebagainya," ujar W.
Pertama kali mengetahui fakta bahwa dirinya ternyata positif mengidap Covid-19, W mengaku kaget dan tidak menyangka.
Alasannya, karena ia merasa tidak ada gejala pada tubuhnya dan ia dalam kondisi yang sehat.
"Pasti kaget ya, saya shock juga. Jadi 'Kok gue ya', sempat ada pertanyaan gitu," ujar dia.
Namun, ia mencoba mengelola emosinya.
"Pikirannya kan langsung antara hidup dan mati, karena Covid ini kan antara hidup dan mati, sementara tubuh saya sehat. Tapi syukurlah saya masih bisa mengelola emosi saya dengan baik sampai saat ini. Saya berusaha tenang," ungkap dia.
Dukungan
Dalam menjalani hari-hari masa isolasi seorang diri di kamar, W mengaku dukungan dari lingkungan sekitar sangat berarti baginya untuk melawan virus yang ada di tubuhnya.
Dukungan ini membuatnya yakin bahwa Covid-19 bukanlah akhir dari segalanya dan semuanya akan bisa diatasi.
"Support dari teman-teman, teman-teman kantor, dari teman-teman yang lain, keluarga, itu sangat membantu. Me,berikan penghiburan, kekuatan, membuat saya merasa enggak sendiri. Walaupun saya di kamar saya sendiri terus," kata W.

Tes lanjutan
Saat ini, ia masih harus menjalani sisa masa isolasi yang akan berlangsung hingga 13 April 2020.
Setelah itu, W akan kembali menjalani tes untuk mengetahui apakah virus masih ada atau sudah berhasil ditangani.
"Rekomendasinya kan saya isolasi mandiri 14 hari, setelah itu makan obat-obatan yang diberi, saya minum vitamin, makan-makanan yang sehat, buah, dan sebagainya. Itu semua saya lakukan," kata W.
Selama menjalani isolasi di rumah, W mengaku selalu berkomunikasi dengan dokter yang memantau kondisi kesehatannya, dan memberikan kabar terbarunya setiap hari.
Pesan
Sebagai seorang yang sudah dinyatakan positif mengidap Covid-19, W meminta setiap orang untuk melindungi dan menjaga dirinya, serta mengikuti anjuran pemerintah.
"Buat saya, masyarakat kita harus disiplin menuruti imbauan pemerintah untuk social distancing, jangan kumpul-kumpul, dan physical distancing, jaga jarak meskipun di rumah," kata W.
"Kalau keluar, please amankan dirimu, pakai masker lah kalau bisa ya dobel. Kalau harus naik kendaraan umum, sebisa mungkin physical distancing. Yang kurang dari kita itu disiplin sih. Kalau kita enggak disiplin ini berbahaya," lanjut dia.
Aktivitas di luar rumah berisiko karena kemungkinan bertemu orang lain yang tidak diketahui kondisinya akan menjadi potensi penularan virus corona.
"Bahayanya keluyuran kan kita enggak ngerti ya, soalnya virus ini kan enggak kelihatan. Kita enggak ngerti, kita keep in touch dengan siapa, kita bertemu dengan siapa, apakah orang itu positif Covid-19 atau tidak, kita enggak ngerti," kata W.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pasien Positif Covid-19 Tanpa Gejala, Jalani Isolasi Mandiri di Rumah"