Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tukang Gali Kubur Takut Makamkan Jenazah Virus Corona, Dikejar Bupati Sampai ke Rumah

Seorang tukang gali kubur ini takut untuk menguburkan jenazah yang terpapar virus Corona, kabur ke rumah hingga diyakinkan Bupati

Editor: Rhendi Umar
Kompas.com/ Garry Lotulung
Penggali Kubur Jenazah Covid-19 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SIDOARJO - Seorang tukang gali kubur ini takut untuk menguburkan jenazah yang terpapar virus Corona, kabur ke rumah hingga diyakinkan Bupati.

Seperti diketahui, negara Indonesia sedang darurat virus Corona.

Pemerintah berjuang sekuat tenaga penanganan penyebaran virus Corona.

Masyarakat telah dihimbau oleh pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan melakukan karantina diri di rumah.

Update terbaru seperti yang dikutip dari Kompas.com, di Indonesia pada 29 Maret 2020, positif virus Corona 1285 orang, sembuh 64 orang, dan meninggal 114 orang.

Tenaga medis dikerahkan untuk menangani pasien positif virus Corona yang membutuhkan pertolongan lebih lanjut.

Selain petugas medis, sosok yang berjasa dalam membantu penanganan pasien adalah petugas gali kubur.

Menggunakan prosesi pemakaman khusus, petugas pemakaman atau tukang gali kubur harus mengenakan seragam APD lengkap.

Ternyata, ada juga petugas pemakaman yang takut untuk menguburkan jenazah yang terpapar virus Corona.

Mengutip Tribunnews pada Minggu (29/3/2020), insiden tersebut terjadi di Sidoarjo, pasien yang meninggal dinyatakan positif virus corona.

Namun, alih-alih mendapatkan bantuan mengurus jenazah, pasien Covid-19 yang meninggal tersebut justru kesulitan untuk disemayamkan.

Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin pun membagikan pengalamannya ini dia mengakui sangat sulit untuk memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal.

Menurut keterangan pasien tersebut meninggal pada Kamis (26/3/2020) pagi.

Pada saat pasien akan dimakamkan, tukang gali kubur yang tahu akan meggali makam pasien covid-19 yang meninggal, justru memilih kabur.

Dia pulang ke rumah karena ketakutan.

Padahal sesuai SOP jenazah Covid-19 yang meninggal harus segera dimakamkan tak boleh lebih dari 4 jam.

"Lubang makam memang sudah disediakan oleh tiga penggali kubur, pada Kamis dini hari," kata Nur Ahmad.

"Tetapi setelah itu ditinggal karena takut," katanya.

"Saya sampai mengejarnya ke rumahnya," imbuhnya.

"Saya yakinkan, dan saya beri alat pelindung diri," terangnya dikutip dari Kompas.com.

Alhasil, jenazah tersebut pun akhirnya berhasil dimakamkan, setelah Bupati berusaha meyakinkannya.

Sesuai dengan standar, jenazah Covid-19 dilapisi dengan plastik, kemudian ditutup peti ketika dimakamkan.

Sementara, petugas pemakaman menggunakan alat pelindung diri yaitu APD, sesuai standar medis, seusai digunakan baju pelindung ini harus segera dimusnahkan.

Bupati Sidoarjo Nur Ahmad juga sempat mengunggah proses pemakaman warga yang meninggal akibat Covid-19 melalui akun Facebooknya.

Video tersebut mendadak viral, dilihat sebanyak 6.341 kali dan dibagikan sebanyak 203 kali dengan 119 komentar.

Dalam tayangannya, pemakaman itu akhirnya dilakukan pada pagi buta pukul 03.40 dengan lampu penerangan dari mobil di komplek pemakaman di Desa Praloyo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Dia juga menjelaskan identitas pasien adalah domisili Sidoarjo.

Namun, dia dirawat di rumah sakit di Surabaya, pasien dinyatakan postif Covid-19 namun tidak dijelaskan secara detail karena sesuai aturan identitas lengkap pasien memang tidak boleh dibocorkan.

Hingga kini pasien virus corona di Indonesia kian merebak, angkanya sudah tembus 1.000 pasien, 59 orang disembuhkan dan 102 meninggal dunia.

Dari jumlah tersebut sebanyak 994 orang pasien di antaranya dalam perawatan.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Takut, Penggali Kubur yang Akan Kuburkan Jenazah Covid-19 Lari Kabur, Sampai Dirayu Bupati ke Rumah

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved