Tingkatkan Imun Pada Tubuh dengan Memperbanyak Mikroba, Begini Caranya
Sejauh ini jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona Covid-19 di indonesia kembali bertambah menjadi 1.046 orang pada Sabtu (28/3/2020).
TRIBUNMANADO.CO.ID, - Sejauh ini jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona Covid-19 di indonesia kembali bertambah menjadi 1.046 orang pada Sabtu (28/3/2020).
Bahkan Korban yang meninggal pun semakin meningkat menjadi 87 orang.
Namun jumlah pasien yang sembuh sudah mencapai 46 pasien.

Dikutip dari The Guardian, menurut Profesor Imunologi di University of Manchester, Sheena Cruickshank, saat kita bersentuhan dengan kuman yang belum pernah dikenali tubuh sebelumnya, tubuh kita memiliki berbagai penghalang untuk mencoba menghentikannya masuk ke tubuh anda.
Adapun contoh-contoh penghalang tersebut adalah kulit, ingus, dan mikrobiome.
Sementara, di bawahnya, tubuh kita dipenuhi oleh sel-sel epitel yang sangat sulit untuk dilalui.
Mereka memproduksi antimikroba termasuk yang paling relevan dengan virus corona, yaitu senyawa antivirus yang cukup berlawanan.
Jika patogen melewati pertahanan ini, ia harus melawan sel darah putih atau sel kekebalan tubuh.
Sel-sel tersebut akan menghadapi virus tanpa disadari. Sistem ini juga merupakan dasar dari vaksinasi.
Namun demikian, menurut Sheena, sistem imun memiliki titik buta. Artinya, respons imun tidak dapat mengenali virus atau kuman tertentu.
Akan tetapi, Sheena menyebut bahwa gaya hidup yang sehat akan memastikan pertahanan tubuh dapat melawan virus-virus asing ini.
Salah satunya adalah mengkonsumsi makanan tinggi serat.
"Kita hidup dalam hubungan simbiotik dengan bakteri usus kita," kata Presiden British Society for Immunologi dan Profesor di University of College, London, Arne Akbar.
Mikroba tidak hanya membentuk pelindung tubuh, tetapi juga program sistem imun. Hewan hasil perkembangbiakan yang tidak mempunyai mikrobioma cenderung memiliki respons imun yang berkembang dengan kurang baik.
Sementara, orang dengan usia lanjut dan memiliki penyakit yang ditandai peradangan seperti alergi, asma, atau diabetes, cenderung memiliki mikrobioma usus yang kurang bervariasi.