Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gejala Virus Corona

Mungkin Anda Merasakan Gejala Mirip Corona, Bisa Saja Itu Psikosomatis, Ini Penjelasannya

Jangan sampai salah. Karena ada beberapa penyakit yang gejalanya mirip dengan gejaka covid 19.

Sumber: NIAID-RML via Tribun Jabar
Bentuk virus Corona di mikroskop 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Virus Corona atau Covid-19 masih mengancam.

Banyak orang sudah mulai menerapkan pola hidup sehat untuk cegah virus corona.

Imbauan pemerintah pun sudah dilakukan untuk mencegah penularan virus corona. Bekerja dan belajar dari rumah.

Informasi mengenai perkembangan virus corona di Indonesia bisa diakses dengan jaringan internet.

Ada banyak sekali informasi bisa didapat. Termasuk bagaimana gejala gejala virus corona.

Jangan sampai salah. Karena ada beberapa penyakit yang gejalanya mirip dengan gejaka covid 19.

Mungkin anda merasakannya saat ini.

Waspada dengan gejala mirip virus corona akibat kebanyakan baca berita atau panik.

Panik saat membaca berita soal virus corona, waspadai gejala psikosomatis!

Virus Corona menyebar dengan cepat, rasakan gejala covid-19 setelah baca berita, jangan langsung panik, kemungkinan psikosomatis, ini penjelasannya.

Penyebaran virus corona di seluruh dunia sangat cepat.

Hal ini menimbulkan kecemasan publik terkait penyakit Covid-19 ini.

Apalagi dengan berita soal virus corona mulai dari gejala hingga penyebarannya.

Banyak orang menjadi parno dan merasakan gejala yang disebarkan lewat berbagai media.

Dikutip dari Kompas.com, kekhawatiran ini membuat tubuh merasakan gejala layaknya Covid-19.

Hal ini membuat pikiran makin panik karena merasa terinfeksi virus corona.

Dokter dari The International Psychology Clinic, dr. Martina Paglia mengatakan sangat mungkin banyak orang bergejala mirip virus corona hanya karena kecemasan.

Lebih lanjut, pikiran ternyata tak bisa membedakan bahaya nyata dan yang dirasakan.

Saat merasa terancam dan rentan, adrenalin akan mengalir ke seluruh tubuh.

Peningkatan kecemasan ini akan memicu nyeri dada, pusing, sesak napas hingga merasa demam.

Dokter mengingatkan agar jangan cemas dan panik, kemungkinan besar hal ini adalah psikosomatis daripada terserang virus.

Apa itu psikosomatis?

Dilansir Psychology Today, penyakit psikosomatis atau psikosomatik adalah suatu penyakit di mana pikiran bawah sadar menghasilkan gejala fisik tanpa adanya penyakit.

Biasanya pasien sudah mendatangi petugas medis, namun tidak menemukan penjelasan medis. Sehingga mereka disarankan untuk terapi.

Dikutip Patient Info, psikosomatik berarti pikiran (jiwa) dan tubuh (soma).

Gangguan psikosomatik adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh.

Tidak menular secara fisik

Dilansir Psychology Today, meskipun penyakit psikosomatik tidak menular secara fisik, penyakit ini menular secara emosional.

Bisa secara pribadi maupun kelompok melalui informasi yang dibagikan di media sosial.

Wheaton dalam penelitiannya yang berjudul Psychological Predictors of Anxiety in Response to the H1N1 (Swine Flu) Pandemic, mengungkapkan hubungan antara wabah dan psikosomatik.

Di antara temuannya adalah wabah yang dipublikasikan secara luas dapat menyebabkan penyakit psikogenik massal.

Artinya orang sehat bisa salah mengartikan sensasi tubuh yang tidak serius seperti merasa sesak napas atau pusing sebagai bukti bahwa mereka sedang sakit.

Penelitian juga mencatat bahwa kesalahan diagnosis dapat menyebabkan kewaspadaan berlebihan, meningkatkan kecemasan, dan perilaku keselamatan ekstrem.

Dampaknya negatif bagi masyarakat, seperti terlalu banyak menggunakan sumber daya medis (masker, hand sanitizer, dan lainnya), bahkan kehilangan pekerjaan.

Mengatasinya

Beberapa saran yang bisa diterapkan, seperti dilansir Psychology Today antara lain:

Pahami bahwa virus corona seperti wabah lainnya, ini akan berlalu.
Seimbangkan antara informasi dan inspirasi (seperti berita baik dari corona dan kisah pasien sembuh). Hal itu dapat membantu Anda mundur ke belakang dan melihat pandemi ini secara lebih luas.
Tetap lakukan disinfeksi dan pola hidup sehat.
Media sosial digunakan untuk tetap terhubung tapi tetap berhati-hati dalam mengonsumsi informasi.
WHO juga memberikan saran serupa, yaitu:

Hindari menonton, membaca, atau mendengarkan berita yang membuat Anda cemas atau tertekan.
Carilah informasi terkini pada waktu tertentu. Sekali atau dua kali sehari saja.
Tetap terhubung dengan jejaring sosial Anda. Jika dibatasi dalam pertemuan, gunakan media sosial.
Dalam situasi isolasi, cobalah sebisa mungkin untuk menjaga rutinitas harian pribadi Anda.
Selama masa-masa stres, perhatikan kebutuhan dan perasaan Anda sendiri. Misalnya lakukan hal yang membuat sehat dan rileks namun dapat Anda nikmati.
Berolahragalah secara teratur, jaga rutinitas tidur, dan makan makanan sehat

Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanda-tandanya Mirip Corona, Waspadai Gejala Psikosomatis, Efek Panik Baca Berita Covid-19.

Artikel ini telah tayang di WartaKotaLive.com dengan judul Gejala Mirip Virus Corona, Waspada Psikosomatis Panik Terlalu Banyak Baca Berita COVID-19

https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/26/gejala-mirip-virus-corona-waspada-psikosomatis-panik-terlalu-banyak-baca-berita-covid-19?page=all

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved