Cegah Virus Corona
BIKIN LEGA, Ilmuwan Amerika Bocorkan Tes Khusus Kekebalan Terhadap Virus Corona, Tak Pernah Diungkap
Terlepas dari rasa khawatir tersebut, mungkin kita bisa sedikit lega karena baru-baru ini ilmuwan memberikan bocoran tentang potensi kekebalan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ilmuwan Amerika Serikat mengunkapkan tes khusus untuk mengetahui kekebalan terhadap virus corona.
Penyebaran virus corona terus bertambah setiap harinya. Hal ini menimbulkan rasa khawatir bagi masyarakat.
Terlepas dari rasa khawatir tersebut, mungkin kita bisa sedikit lega karena baru-baru ini ilmuwan memberikan bocoran tentang potensi kekebalan terhadap virus ini.'
Mengutip dari Daily Star pada Selasa (24/3/2020), Para Ilmuwan mengembangkan sebuah alat tes untuk mendeteksi kekebalan terhadap virus corona.
Peneliti dari New York berencana meluncurkan detektor antibodi ini dalam beberapa hari ke depan.
Artinya, ini mengisyaratkan bahwa tidak semua orang bisa terinfeksi virus corona hal itu tergantung imunitas seseorang.
Siapapun yang diverifikasi memiliki kekebalan tertentu akan diizinkan keluar dan melakukan kontak sosial penuh, demikian laporan tersebut disampaikan.
Karena mereka dianggap tidak akan menularkan virus.
Antibodi dari memerangi virus corona disebut akan terbentuk setelah tujuh hari.
Tetapi ini masih terlalu dini untuk mengatakan berapa lama kekebalan ini akan bertahan, sementara wabah ini terus merajalela di mana-mana.
Pencipta alat uji ini Dr Florian Kramer mengatakan, bahwa tes ini mudah dan murah, untuk skala besar.
Dia mengatakan, "Orang mungkin bisa terinfeksi kembali setelah mereka meningkatkan respon imun yang baik dan meningkatkan antibodi."
"Begitu itu terjadi, orang-orang ini mungkin lebih aman untuk melakukan kegiatan normal, tanpa takut dengan risiko terinfeksi atau menginfeksi orang," katanya.
"Ini menjadi hal penting, terutama bagi mereka pekerja umum seperti perawat, dokter, pemadam kebakaran, polisi dan lainnya," jelasnya.
"Sangat senang mereka tidak akan membahayakan diri sendiri dan orang lain, dengan kembali bekerja tanpa takut menyebarkan penyakit," imbuhnya.
Mantan Komisaris FDA Scott Gottlieb menambahkan, "Jika sebagian besar, masyarakat memiliki perlindungan pihak berwenang lebih percaya diri dan sedikit mengandalkan tindakan invasif."
Tes anti coronavirus ini akan memberikan hasilnya dalam 45 menit.
Badan Pengwasan Obat dan Makanan AS telah menyetujui uji diagnostik cepat untuk digunakan di rumah sakit dan ruang gawat darurat di Amerika.
Ini dikembangkan oleh Cepheid, sebuah perusahaan diagnostik molekular yang berbasis di California.
Namun tidak dijelaskan, siapa orang 'kebal' yang dimaksud, apakah mereka yang belum pernah terinfeksi atau mereka yang baru saja pulih dari virus corona.
SuaraSejauh ini penelitian terakhir tentang potensi tertular virus corona menyebutkan, golongan darah A lebih rentan sementara orang dengan golongan darah O lebih minim terinfeksi virus corona.
Semoga kita semua selalu dihindarkan dari wabah dan penyakit ini.
Ilmuwan China Akhirnya Beberkan Skenario Terbaik Musnahkan Virus Corona dari Muka Bumi
Ilmuwan China membeberkan skenario terbaik memusnahkan virus Corona dari muka bumi
Virus coronamuncul dari hal yang selama ini belum terungkap hingga tidak diketahui pasti kapan akan berakhirnya.
Namun, kali ini ada kabar baik.
Seorang ilmuwan ungkap ada skenario untuk membumihanguskan virus corona, hingga tak tersisa.
Lalu bagaimana caranya?
Mengutip dari People's Daily Senin (23/3/2020), hal itu berawal dari penyataan bahwa virus coron di China kemungkinana akan berakhir pada bulan Juni ini.
Pasalnya hingga kini, wabah ini sudah melewati masa puncaknya dengan kasus terbesarnya di Hubei, yang juga semakin menurun.
"Secara umum, puncak epidemi telah berlalu untuk China," ungkap Mi Feng juru bicara Komisi Kesehatan Nasional di Tiongkok.
"Peningkatan kasus terbaru juga sudah menurun," tambahnya.
Sementara itu di sisi lain, penasihat medis senior di China Zhong Nashan mengatakan, selama negara menanggapi wabah itu dengan serius, semua akan segera selesai.
Saat ini wabah ini telah menyebar ke seluruh dunia, dan diharapkan seluruh dunia akan melakukan tindakan tegas.
Maka ilmuwan ungkap ada skenario terbaik untuk mengakhiri pandemi ini pada bulan Juni mendatang.
"Saran saya adalah menyerukan semua negara di dunia untuk mengikuti intruksi WHO dan melakukan intervensi skala nasional," jelasnya.
"Jika semua negara bisa dimobilisasi dalam satu aturan, pandemi ini akan berakhir pada bulan Juni," imbuhnya.
Zhong sendiri mengatakan hal ini bukan tanpa alasan, dia adalah ahli epidemiologi yang menangani wabah SARS di China tahun 2003.
Menurut Zhong, Covid-19 sama dengan saudaranya Mers dan Sars yang kurang aktif di bulan-bulan panas, hal itu membantu memperlambat penyebarannya.
Hal itu terbukti virus tersebut sudah tidak aktif hingga saat ini.
"Perkiraaan saya, bulan Juni didasarkan pada skenario bahwa semua negara mengambil tindakan poitif," terangnya.
"Tetapi jika semua negara tidak melakukan tindakan itu, dikhawatirkan virus ini akan bertahan lebih lama," pungkasnya.
Saat ini pelambatan penyebaran terjadi di China, hal ini mendorong bebera bisnis dan industri mulai aktif kembali, meski dijalankan dengan hati-hati.
Provinsi Hubei mengumumkan bahwa mereka sudah melonggarkan lockdown yang terjadi beberapa waktu lalu.
Pasalnya, provinsi tersebut disokong oleh ekonomi dari industri dan manufaktur yang cukup besar, namun sudah lumpuh sejak 23 Januari.
Meski di China sudah mengalami penurunan, virus ini masih berkembang cukup besar dalam skala global, tak terkecuali di Indonesia yang juga terkena imbasnya.
China sendiri mengemukakan, meski virus ini telah turun kondisi mereka masih sangat sulit karena risiko wabah impor terus berdatangan dari luar China dibawa masuk.
Sementara itu di Indoensia, terpantau sudah 686 terinfeksi dan 55 orang meninggal dunia, dan 30 orang berhasil disembuhkan menurut laporan terakhir, Selasa (24/3).