Kabar Buruk, 3 Pasien Virus Corona Meninggal Hari Ini, Total 58 Orang se-Indonesia
Pemerintah menyatakan bahwa ada penambahan tiga pasien Covid-19 yang meninggal dunia, Rabu (25/3/2020)
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah menyatakan bahwa ada penambahan tiga pasien Covid-19 yang meninggal dunia, Rabu (25/3/2020).
Dengan demikian, total ada 58 kasus pasien meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona.
Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BPNP pada Rabu sore.
"Ada 55 ( pasien Covid-19 meninggal) kemarin, hari ini ada penambahan tiga, sehingga jumlahnya menjadi 58," kata Yurianto.
Berdasarkan data pemerintah, saat ini tercatat ada 790 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Dengan demikian, dalam 24 jam ada penambahan 105 pasien yang dinyatakan positif virus corona.
Selain itu, ada 31 pasien yang telah dinyatakan sembuh setelah mengidap Covid-19.
Data ini diperbarui sejak Selasa (24/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.
Rawat Pasien Corona, Para Tenaga Medis Diusir Tetangga dari Indekos, 3 Hari Menginap di Rumah Sakit
Perjuangan para tenaga medis untuk berjuang menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona, ternyata mendapat balasan yang negatif dari masyarakat.
Para staf medis, termasuk perawat dan dokter RSUP Persahabatan mendapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya di tengah pandemi Covid-19.
Mereka sempat diusir tetangga di sebuah indekos dekat Rumah Sakit Umum Pusat ( RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.
Ada yang memilih menginap sementara waktu di rumah sakit karena tak punya tempat pulang.
Namun, mereka yang mendapat perlakuan diskriminatif kini bisa bernapas lega.
Selepas tiga hari menginap di rumah sakit, mereka kini memeroleh tempat baru.
"Memang saat itu ada yang diminta keluar dari kost-nya," jelas Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).
"Pagi ini saya sudah dapat informasi valid bahwa mereka sudah dicarikan tempat oleh direktur rumah sakit."
"Karena mereka 3 hari sudah menginap di rumah sakit," ia menambahkan.
Di samping itu, Harif berujar bahwa RSUP Persahabatan turut memfasilitasi mereka dengan tunjangan akomodasi di tempat barunya.
"Pagi ini sudah dapat informasi, selama masa wabah ini ada pula fasilitas antar-jemput untuk mereka," kata dia.
Harif memastikan bahwa insiden itu hanya terjadi pada sejumlah perawat dan dokter yang sebelumnya tinggal di sekitar RSUP Persahabatan.
Ia tak mendapatkan laporan ada peristiwa sejenis bagi perawat dan dokter dari rumah sakit lain yang juga turut menangani Covid-19.
"Hanya (perawat dan dokter) di rumah sakit satu itu saja, Rumah Sakit Persahabatan. Saya kira ini hanya penyimpangan saja, kecil," tutup Harif.
Sebelumnya, informasi pengusiran perawat dan dokter RSUP Persahabatan pertama kali disampaikan oleh Harif pada sebuah gelar wicara di Kompas TV beberapa hari lalu.
Informasi tersebut kemudian diunggah oleh jurnalis Kompas TV Sofie Syarief dalam akun Twitter pribadinya, @sofiesyarief.
"Tadi Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Pak Harif Fadhillah bilang perawat (dan sejumlah dokter) mulai jadi sasaran stigmatisasi warga.
Beberapa cerita masuk soal upaya pengusiran oleh tetangga karena dianggap jadi pembawa virus. Bahkan anak-anaknya jadi sasaran," bunyi cuitan Sofie yang mendulang simpati warganet.
Jokowi Prioritaskan Tenaga Medis
Jokowi memprioritaskan tenaga medis serta keluarga untuk melakukan Rapid Test Virus Corona.
Para tenaga medis memiliki risiko penularan tertinggi, lantaran berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.
Sedangkan prioritas selanjutnya yaitu orang dalam pantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Tenaga medis dianggap lebih layak untuk dilakukan rapid tes dibandingkan dengan para anggota DPR yang bisa melakukan tes sendiri.
Menurut Jokowi, rapid test ini jumlahnya hanya terbatas.
Maka dari itu Jokowi berharap rapid test bisa dilakukan secara efektif dan bisa tepat sasaran.
"Tadi pagi setelah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan untuk rapid test yang diprioritaskan adalah dokter dan tenaga medis, serta keluarganya, terlebih dahulu," ujar Jokowi menegaskan.
"Dan juga para ODP dan PDP serta keluarganya, ini yang harus didahulukan," imbuhnya.
Jokowi juga tidak ingin rapid test yang dilakukan secara gratis tersebut ditujukan kepada orang yang tidak tepat.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul UPDATE: Tambah 3 Kasus, Saat Ini Ada 58 Pasien Covid-19 Meninggal
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/penasehat-menteri-luar-negeri-iran-meninggal-dunia-akibat-virus-corona.jpg)