Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Amalan Doa

Amalan yang Dianjurkan Rasulullah: Doa Nabi Musa Saat Bawa Bani Israil Keluar dari Kezaliman Fir'aun

Doa yang dianjurkan Rasul Muhammad ini pernah diucapkan Nabi Musa kala dirinya membawa Bani Israil dari kejaran Fir'aun.

Editor: Rizali Posumah
NET
Ilustrasi Nabi Musa membawa Bani Israil keluar dari kezaliman Fir'aun. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Doa yang dianjurkan Rasul Muhammad ini pernah diucapkan Nabi Musa kala dirinya membawa Bani Israil dari kejaran Fir'aun.

Berikut uraian tentang doa Nabi Musa itu, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Qur'an an-Nasimiyyah, Semarang.

Penjelasan Ustadz Ahmad Mundzir ini dilansir Tribun Manado dari laman NU Online.

Kendati kadang bisa mengira-ngira, setiap orang sejatinya tidak tahu pasti bagaimana dan apa yang bakal terjadi pada hari esok. Ada orang yang hari ini bersuka cita, secara mendadak besok pagi mengalami duka.

Begitu pula sebaliknya, detik ini berduka, satu jam kemudian berubah menjadi sangat gembira.

Betapa banyak orang yang justru tidak kuat saat diuji dengan kebahagiaan daripada diuji dengan kesusahan.

Padahal, keadaan bahagia, susah, hidup, maupun mati, masing-masing merupakan cobaan dari Allah subhanahu wa ta’ala, yang mesti disikapi dengan bijak. 

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا 

Artinya: “(Allah) adalah Dzat yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, mana di antara kalian yang paling bagus amalnya” (QS Al-Mulk: 2). 

Di antara kelebihan dengan orang yang kesusahan atau mengalami himpitan hidup yang memuncak, jika ia terlatih dengan benar, adalah kepasrahan diri (tawakal) kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Hal tersebut juga dialami Nabi Musa a’alaihissalam.

Nabi Musa adalah seorang nabi yang mempunyai kekuatan tubuh luar biasa.

Diceritakan, saat ingin memisahkan dua orang yang sedang berkelahi, Nabi Musa memukul salah satu dari mereka.

Sekali pukul saja ternyata membuat orang itu wafat. Kekuatan Nabi Musa juga tergambar kala ia mengangkat batu superbesar.

Bekas bongkahan batu yang ia angkat konon cukup dibuat minum 12 kelompok kambing sekaligus.

Begitu hebatnya Nabi Musa, ia pun pernah mengalami himpitan hidup yang luar biasa.

Nabi Musa bersama kaumnya, Bani Israil, pernah lari tunggang langgang lantaran dikejar-kejar Fir’aun dan bala tentaranya. Masalah datang ketika rombongan Nabi Musa sampai di pinggir lautan.

Dalam kondisi terjepit inilah, tawakal Nabi Musa memuncak. 

Allah pun menolong Nabi Musa. Allah memerintahnya memukulkan tongkat yang biasa ia gunakan berjalan dan menggembala kambing ke arah lautan.

Ajaib, atas izin Allah, tongkat biasa itu ternyata sanggup membelah lautan. 

Apa doa yang dibaca Nabi Musa saat melintasi lautan itu? Rasulullah ﷺ pernah mengungkapkan doa itu melalui hadits yang diriwayatkan oleh A’masy dari Syaqiq dari Abdullah bin Mas’ud. Kata Rasulullah: 

أَلَا أُعَلِّمُكَ الْكَلِمَاتِ الَّتِي تَكَلَّمَ بِهَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ حِينَ جَاوَزَ الْبَحْرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ؟ فَقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: قُولُوا: اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ. 

Artinya: “Maukah kamu kuajari tentang kaliamt-kalimat yang dibaca oleh Musa ﷺ ketika ia melintasi lautan bersama Bani Israil?” Kami menjawab, tentu, ya Rasulallah.”

Kemudian Rasul menjawab, “Bacalah allâhumma lakal hamdu wailaikal musytaka, wa antal musta’ân, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil adzîmi” (ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Dzat yang dimintai pertolongan. Tidak ada kekuatan untuk menjalankan sebuah ketaatan dan menghindari kemaksiatan kecuali pertolongan Allah yang maha Agung).

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ شَقِيقٌ: وَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ. قَالَ الْأَعْمَشُ: وَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ شَقِيقٍ. قَالَ الْأَعْمَشُ: فَأَتَانِي آتٍ فِي الْمَنَامِ فَقَالَ: يَا سُلَيْمَانُ , زِدْ فِي الْكَلِمَاتِ: وَنَسْتَعِينُكَ عَلَى فَسَادٍ فِينَا , وَنَسْأَلُكَ صَلَاحَ أَمْرِنَا كُلَّهُ

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut sejak saya mendengar doa itu dari Rasulullah.” Kata Syaqiq, “Aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut sejak saya mendengar doa itu dari Abdullah.” Kata A’masy, “Aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut sejak saya mendengar doa itu dari Syaqiq.” 

Kata A’masy, “Kemudian ada orang yang datang kepadaku saat aku tidur. Ada yang mengatakan, ‘Tambahilah kalimat berikut ‘wa nasta’înuka ‘alâ fasâdin fînâ’ wa nas’aluka shalâha amrina kullahu’ (dan kami meminta pertolongan Engkau atas kerusakan yang ada pada kami, dan kami minta Engkau atas kebaikan semua urusan kami’,” (At-Thabarani, Al-Mu’jam as-Shaghir, [Al-Maktab al-Islami: Beirut, 1985], juz 1, hal. 211).

Doa tersebut juga bisa dibaca ketika kita menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghimpit. Harapannya, ada “keajaiban” yang langsung datang sebagai jalan keluar dari Allah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved