Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Penjualan Masker di Jalanan Kota Manado Meningkat, Harganya Rp. 5000 Sampai Rp. 10.000

Di jalanan Kota Manado terlihat ada beberapa warga yang melakukan aktivitas, menjual masker kepada pengendara yang melintas, Senin (23/3/2020)

Penulis: Rafsan Aditya Damopolii | Editor: Rhendi Umar
Tribun Manado / Liong Tundunaung
Penjualan Masker di Jalanan Meningkat 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penjualan masker di Jalanan Kota Manado makin marak.

Pantaun tribunmanado.co.id di jalanan Kota Manado terlihat ada beberapa warga yang melakukan aktivitas, menjual masker kepada pengendara yang melintas, Senin (23/3/2020)

Penjualan masker pun bervariasi untuk harganya mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu tergantung dari jenisnya.

Seorang penjual masker jalanan mengatakan, bahwa untuk harga masker yang dijual mulai dari Rp 5.000 bahkan sampai Rp 10.000 ribu.

"Semua harga tersebut tergantung dari jenis masker tersebut," ungkap Kuba penjual masker itu

Jumlah pembelian masker pun kian meningkat di Kota Manado, setelah dihebohkan dengan Pandemi virus Corona atau Covid-19.

Untuk penjualan pun meningkat, biasanya 1 lusin bisa habis per hari

 "Untuk masker saya jual dengan harga Rp 5.000 ribu, saya membeli masker tersebut dengan harga 60.000 ribu rupiah untuk 1 lusin di tempat jahit president shopping center, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut)," ungkap Ridwan, penjual masker di jalanan lainnya.

Saat ditemui tribunmanado.co.id lokasi pembuatan masker di President shopping Centre Manado terpantau ada beberapa toko jahit yang sedang membuat masker.

"Untuk harga masker sendiri kami menjual dengan harga Rp 5.000 per masker, jika membeli dengan jumlah banyak mungkin ada sedikit potongan harga," ungkap, Ardy seorang penjahit. 

Kimia Farma Diminta Batasi Penjualan Masker kepada Masyarakat Agar Stok Terjamin

PT Kimia Farma (Persero) Tbk telah diperintahkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk membatasi pembelian masker yang dilakukan masyarakat.

Hal ini dilakukan agar stok masker di Indonesia terus terjamin.

Saat ini, Kimia Farma memiliki stok masker sekitar 215.000.

“Bahkan, Kimia Farma sudah membatasi bahwa misalnya (satu) orang (tidak boleh) beli lebih dari dua,” ujar Erick saat meninjau salah satu Apotek Kimia Farma di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Selain membatasi pembeliannya, Erick Thohir juga melarang Kimia Farma menaikkan harga masker.

Saat ini, masker jenis kain di Kimia Farma dijual seharga Rp 2.000 per lembarnya.

“Harga kita pastikan tidak ada harga yang, maaf ketika masyarakat susah, Kimia Farma menaikkan harga. Itu fungsinya BUMN hadir untuk rakyat,” kata Erick.

Sementara itu, Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menambahkan, pihaknya juga berencana kembali memesan masker dari China.

“Kondisi sementara ini kami masih melakukan pemesanan 7,2 juta pcs. Yang untuk masker kain kita pastikan bahwa harga 2.00 perak per pcs,” ucap dia.

Waspada, Masker Buatan Sendiri Tak Efektif Mencegah Virus Corona

Masker dan cairan antiseptik menjadi barang langka setelah Indonesia melaporkan kasus positif virus corona.

Hal ini terjadi hampir di semua tempat di Indonesia.

Karena kelangkaan masker masih berlanjut, banyak orang yang khawatir tertular corona mulai menciptakan masker penutup hidung sendiri di rumah.

Beberapa masker DIY (do it yourself) ini terbuat dari handuk kertas dan karet gelang, kain, serta tisu toilet. Namun, apakah masker ini efektif?

"Masker buatan sendiri tidak terlalu protektif dan secara paradoks meningkatkan risiko infeksi jika orang menyentuh wajah mereka dan memiliki rasa aman yang salah," kata Amesh A. Adalja, M.D., peneliti di Johns Hopkins Center for Health Security.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beberapa waktu lalu juga menegaskan bahwa pemakaian masker sebenarnya hanya untuk orang yang sakit.

Ia mengimbau agar orang yang sehat tidak usah memakai masker.

"Tetap keputusannya dari WHO yang sakit yang pakai masker. Yang sehat enggak usah. Kenapa? Karena apa? Kalau yang sehat pakai juga percuma, dia nanti megang-megang tangannya dan sebagainya. Tetap saja bisa kena," kata Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Virus bisa menjadi ancaman apabila mengenai mata, hidung, atau mulut seseorang. 

Karena itu, WHO merekomendasikan untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin serta sering mencuci tangan dengan sabun dan air atau dengan cairan antiseptik.

Selain itu, hindari menyentuh mata, mulut, atau hidung sebelum mencuci tangan.

Dengan risiko itu, WHO merekomendasikan penggunaan masker bagi orang yang sedang tidak sehat, orang yang menunjukkan gejala Covid-19, serta pihak yang merawat pasien penderita.

Meski begitu, menurut WHO, sebenarnya orang yang tidak demam dan batuk tidak perlu mengenakan masker.

Ditambah lagi, masker medis kain yang dibuat sendiri bukan jenis masker yang terbukti efektif. Jenis masker yang efektif mengurangi paparan partikel udara secara drastis disebut respirator N-95, yang harus pas dengan wajah kita.

Tanpa segel, bahkan efek respirator N-95, seperti masker medis buatan sendiri, dapat meningkatkan risiko infeksi. (LIONG TUNDUNAUNG/TRIBUNMANADO)

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved