Berita Sulut
Dokter Hanry Takasenseran Sebut Alat Pelindung Diri Jumlahnya Memadai
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Prof Dr RD Kandou Manado, dr Hanry Takasenseran menyatakan bahwa ketersedian APD di Rumah Sakit ini memadai
Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: David_Kusuma
lihat foto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Prof Dr RD Kandou Manado, dr Hanry Takasenseran menyatakan bahwa ketersedian Alat Pelindung Diri (APD) di Rumah Sakit ini memadai.
"Jumlah APD di Rumah Sakit Kandou memadai dan fokus utama perhatian karena itu untuk melindungi serta perlindungan diri kami sendiri," katanya saat ditemui Tribun Manado, Senin (23/3/2020).
Lanjutnya, yaitu untuk melindungi petugas kesehatan seperti dokter, perawat dan petugas lainnya yang terjun langsung menanggani pasien di area isolasi, tempat isolasi maupun IGD.
Berdasarkan pantauan, di RS Kandou terdapat APD dalam jumlah yang lumayan banyak di dalam kardus-kardus.
• Maurits dan Hengky Tanggalkan Politik, Fokus Atas Pandemi Covid-19
Selain itu, ia mengatakan bahwa tenaga medis tidak kewalahan dalam menanggani pasien.
"Kami tetap tidak kewalahan menanggai pasien dibruang isolasi tetapi cukup kewalahan jika semua orang datang untuk permintaan pemeriksaan bahwa dia bebas Covid-19," ungkapnya.
Ia menjelaskan, ada orang yang tidak memiliki keluhan apa-apa tetapi karena baru pulang dari perjalanan di suatu daerah, yang bersangkutan diminta oleh pemerintah setempat maupun masyarakat untuk memeriksakan diri.
• Riston dan HDG Patungan Bayar Survei di Pilkada Bolsel
"Padahal itu tidak ada untuk pemeriksaan bebas Covid-19 seperti itu di RS Kandou," sebut dia.
Ia menambahkan, terdapat juga orang-orang dengan keluhan ringan seperti panas, batuk sama flu sedikit langsung datang ke RS Kandou padahal itu mungkin kategori ODP.
"Hal itu bisa diisolasi di rumah, memantau diri sendiri di rumah dan itu juga menjadi tanggung jawab petugas kesehatan di wilayah setempat," ucapnya.
• Kadin Sulut Buat Pelatihan Membuat Hand Sanitizer dan Masker
Terangnya, tanggung jawab petugas mulai dari Puskesmas, dinas kabupaten kota maupun dinas kesehatan provinsi.
"Dari yang saya ketahui pada masing-masing dinas kesehatan memiliki tim yang menangani hal seperti ini," pungkasnya. (Ang)
