Ibadah Khusyuk di Depan Ponsel, 'Jika Ini Akibat Dosa Kami, Ampunilah Tuhan Yesus'
Di zaman perang dunia sekalipun, atau ganasnya zaman permesta, gereja tetap padat umat.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Maickel Karundeng
"Rasanya bagaimana gitu, prihatin, penuh permohonan, semua prosesi memasuki relung batin kita yang terdalam," kata Donal Sekeon warga Kotamobagu.
Donal adalah pegawai swasta yang indekos.
Biasanya ia bergereja di GMIBM pusat.
Namun gereja tersebut tutup pada hari minggu dan memberlakukan ibadah di rumah.
"Saya lalu ibadah online, buka facebook dapat ibadah di salah satu gereja GMIM," kata dia
Sambil duduk di atas tempat tidurnya,
ia menyanyi, berdoa, dengar khotbah dengan khusyuk.
Ia memutuskan memberi persembahan lewat donasi bagi korban virus tersebut.
"Dalam doa saya pohonkan kesembuhan bagi bangsa ini. Jika ini akibat dosa kami maka ampunilah Tuhan Yesus, kyrie Eleison," pintanya.
Dwight Mambu, warga Manado ikut ibadah online di GRII Jakarta.
"Pengkhotbahnya Stephen Tong," kata dia.
Ia meyakini ibadah online dan ibadah biasa tak ada bedanya.
Semua bergantung hati. "Tuhan hanya sejauh doa kita," kata dia.
Renaldi juga mengikuti ibadah online di GMIM Nafiri
Malalayang lewat Facebook.