Rupiah Anjlok, Pengamat Ekonomi: Tahan Diri dan Kebutuhan Masyarakat Jangan Sampai Terabaikan
Ia menjelaskan, hal ini karena di tengah kepanikan akibat virus corona sehingga orang meragukan ekonomi di Indonesia dan menjual saham.
Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah, pelemahan tersebut didorong kekhawatiran investor global terhadap penyebaran virus corona atau Covid-19.
"Ini nilai rupiah turun terhadap dollar AS dan terlihat juga IHSG turun," kata Robert Winerungan, pengamat ekonomi Universitas Negeri Manado (Unima), Kamis (19/3/2020).
Ia menjelaskan, hal ini karena di tengah kepanikan akibat virus corona sehingga orang meragukan ekonomi di Indonesia dan menjual saham.
"Ini terutama investor asing yang menjual saham sehingga harga saham itu turun dan uang dari penjualan harga saham mereka bawa ke luar negeri," ungkapnya.
Lanjutnya, karena mereka punya saham di Indonesia tetapi sekarang mereka jual dengan harga rendah sekali pun tetap dijual.
"Dan harga penjualan saham itu mereka tukar dengan dollar lalu dibawa lagi ke luar," ucapnya.
Sehingga, hal tersebut membuat nilai rupiah terpuruk sekira di antara 16 ribu per dollar AS.
"Hal ini cukup parah dari sekitar 14 ribu sekarang menjadi sekitar Rp 16 ribu," jelasnya.
Dikarenakan kepanikan akibat virus corona dan orang tidak mau menahan saham.
"Itulah akibat corona mau apalagi kita selain menjaga diri atau wait and see dan kita tidak bisa berbuat apa-apa termasuk ekspor juga," tuturnya.
"Kita harus menahan diri yang pasti kebutuhan masyarakat jangan sampai terabaikan dan kemandirian ekonomi di situ," jelasnya.
Sebutnya, bahan pokok masyarakat di tanah air harus terjaga kalau tidak terjaga bisa lebih parah.
"Kalau kita mengharapkan uang investasi asing masuk atau barang ekspor kita meningkat negara mana yang mau melakukan pembelian," beber dia.
Ia mengungkapkan, rata-rata negara di dunia maupun Asia seperti itu yaitu masing-masing memproteksi negara mereka.
"Jadi proteksi semakin ketat bukan cuma orang yang mereka proteksi namun juga barang," jelas pengamat tersebut.
Robert mengharapkan, efisiensi di negara ini semakin dijaga dan tidak boros serta apa yang tidak perlu belanja jangan belanja.
"Baik pemerintah maupun individu, itu saja efisiensi saja untuk bisa bertahan," pungkasnya. (Ang)
• Gadis Cantik Asal Manado Termotivasi Model Victoria Secret