Virus Corona Menyebar di 61 Negara, Lalu Siapa yang Paling Rentan Terinfeksi?
WHO menaikkan risiko global virus corona ke tingkat tertinggi pada Jumat, dengan krisis kesehatan global semakin mendekati pandemi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jumlah kasus virus corona pada Minggu (1/3/2020) mencapai 86.986, dengan 2.979 korban tewas dan tersebar di 61 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menaikkan risiko global virus corona ke tingkat tertinggi pada Jumat, dengan krisis kesehatan global semakin mendekati pandemi.
Lalu siapa dari pasien virus corona yang paling berisiko meninggal setelah terkena paparan Covid-19?
Lansia
Menurut statistik awal, termasuk dari penelitian dari 72.000 pasien di China yang terinfeksi virus, orang dewasa yang lebih tua dengan kondisi riwayat penyakit jantung sebelumnya atau hipertensi dinilai menghadapi risiko yang lebih tinggi.
Menurut penelitian The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dari 44.700 infeksi yang dikonfirmasi melalui tes laboratorium pada pertengahan Februari, lebih dari 80 persen setidaknya berusia 60 tahun, dengan separuh berusia lebih dari 70 tahun.
Laporan awal dari luar China hampir serupa, dengan 12 korban pertama dilaporkan di Italia sebagian besar berusia 80-an, dan tidak ada yang berusia di bawah 60.
Beberapa di antaranya memiliki masalah jantung.
Pasien laki-laki dalam penelitian di China lebih cenderung meninggal daripada perempuan dengan selisih hampir 3 banding 2.
Satu temuan yang mengejutkan dari penelitian Cina adalah hampir tidak adanya kasus di antara anak-anak.
• Seorang WNA Asal Korea Selatan Ditemukan Meninggal di Solo, Merasa Diri Terinfeksi Virus Corona
• Nol Kasus Hingga Kini, Perdana Menteri Australia Ragukan Penanganan Kasus Virus Corona di Indonesia
• Seorang Pasien Dikabarkan Meninggal karena Virus Corona, Menjadi Kasus Kematian Pertama di AS
Infeksi rendah pada anak-anak
Kelompok usia 10-19 tahun terdiri dari satu persen infeksi, dan satu kematian.
Anak-anak di bawah 10 tahun mencapai kurang dari satu persen, tanpa kematian dilaporkan.
"Kami masih berusaha untuk menutupi kekurangan kasus di antara mereka yang berusia di bawah 20," kata Cecile Viboud, seorang ahli epidemiologi di Pusat Internasional Nasional Institut Kesehatan AS Fogarty, kepada AFP dalam sebuah wawancara.
Mengejutkan bahwa infeksi pada orang-orang yang sangat muda sangat rendah, padahal anak-anak dinilai menjadi yang paling terpukul oleh hampir semua infeksi pernapasan, apakah virus atau bakteri.
David Fisman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Toronto, juga bingung dengan kondisi tersebut.
"Ini penting, mungkin anak-anak tidak diuji karena mereka memiliki gejala ringan," katanya.
Penjelasan lain yang mungkin adalah bahwa anak-anak di China keluar dari sekolah untuk liburan tahun baru di bulan ketika virus mulai menyebar secara luas pada bulan Januari.
"Tetapi anak-anak kecil masih tinggal di rumah di mana mereka dapat terinfeksi oleh orang tua mereka," kata Viboud.
SARS
Tingkat infeksi yang lebih rendah di antara kelompok usia termuda juga terlihat selama SARS 2002-2003, tetapi kurang mendapatkan perhatian.
SARS, yang juga merupakan coronavirus, menyebar di Provinsi Guangdong dan menewaskan 774 orang dari 8.096 yang terinfeksi.
Kematian 34 tahun dokter Wuhan Li Wenliang pada awal Februari, bersama dengan beberapa petugas kesehatan di usia dua puluhan memicu spekulasi bahwa mereka telah meninggal karena paparan berulang, atau bahkan kelelahan.
"Alasan yang lebih mungkin mengapa dokter muda terinfeksi adalah karena mereka beroperasi di luar tingkat keahlian dan pelatihan mereka," ujar John Nichols, seorang profesor di departemen patologi di Universitas Hong Kong seperti diberitakan AFP.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Menginfeksi 86.986 Orang, Siapa yang Paling Berisiko?"