Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir Jakarta

Alasan Banjir Jakarta Tak Dapat Teratasi, Diungkap Anggota DPRD Fraksi Gerindra Syarief

Penurunan tanah 7 cm per tahun, dan kita (Jakarta) berada di cekungan, karena itu untuk bebas banjir sangat tidak mungkin.

capture YouTube Indonesia Lawyers Club Via TribunWow.com
Anggota DPRD Fraksi Gerindra Syarief, Rehat Sejenak ILC, Selasa (25/2/2020). - 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Banyak yang menanggapi soal banjir yang terjadi lagi di Jakarta pada awal Tahun 2020. 

Bahkan ada yang sampai mengatakan bahwa banjir di Jakarta tidak bisa dapat teratasi

Pendapat tersebut disampaikan Anggota DPRD Fraksi Gerindra Syarief.

Pernyataan Anggota DPRD Fraksi Gerindra Syarief tersebut dikutip dari video YouTube Indonesia Lawyers Club, Sabtu (29/2/2020).

Awalnya Syarief menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan Jakarta mustahil terlepas dari banjir.

Pertama Syarief menyinggung soal ilmu-limu ilmiah, kemudian penurunan tanah, dan lokasi Jakarta yang berada di daerah cekungan.

"Kalau bebas banjir, saya bisa katakan tidak bisa, karena Jakarta adalah kota yang berada di bawah permukaan air laut," kata Syarief pada sesi Rehat Sejenak Indonesia Lawyers Club, Selasa (25/2/2020).

"Penurunan tanah 7 cm per tahun, dan kita (Jakarta) berada di cekungan, karena itu untuk bebas banjir sangat tidak mungkin," tambahnya.

Ia mengatkan hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta adalah mengurangi risiko dan wilayah terdampak banjir.

"Maka yang bisa dilakukan itu mengurangi dampak banjir, risiko banjir terlalu banyak," terang Syarief.

"Genangannya dikurangi, cakupan dampaknya dikurangi," sambungnya.

Syarief juga mengomentari bagaimana warga di bantaran kali nampak menikmati banjir di Ibu Kota.

"Persoalannya masyarakat yang tinggal di bantaran kali enggak mungkin enggak banjir, tapi sepertinya masyarakat di bantaran kali menikmati banjir itu," ujarnya.

"Karena itu tidak segampang itu melihat Jakarta bebas banjir."

"Bebas banjir yang daerah-daerahnya tidak berpotensi banjir," imbuhnya.

Menyalahkan Boleh Asal Punya Data

Syarief lalu mengomentari banyaknya tuntutan terhadap Anies yang disalahkan akibat terjadinya musibah banjir di Jakarta.

Ia setuju soal menyalahkan pemerintah, namun harus disertai data dan fakta yang nyata.

"Kalau menyalahkan ya boleh-boleh saja, asal punya data," ucap Syarief.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana meminta solusi langsung dari warga DKI untuk mengatasi banjir Jakarta (Kolase (YouTube Official iNews) dan (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN))

Syarief menambahkan selama ini banyak tuntutan yang tidak didasarkan fakta nyata.

"Faktanya mengungkapkan tidak seperti itu, pemerintah sudah melakukan upaya-upaya secara sistematis dengan program-program yang ada," paparnya.

Peran pemerintah pusat juga disinggung oleh Syarief, ia menjelaskan pemerintah pusat berwenang mengurus 13 sungai yang melewati wilayah Jakarta.

Syarief lanjut menjelaskan peran masyarakat dalam banjir.

Ia mengakui banyak kekurangan dalam sosialisasi kepada masyarakat soal kesadaran akan lingkungan sekitar.

Namun terlepas dari itu, Syarief tegas mengatakan bahwa masyarakat harus ikut bertanggung jawab merawat lingkungan sekitarnya agar tak terjadi banjir.

"pendekatan struktural dan kultural, ini memang kurang," kata Syarief.

"Misalnya tidak buang sampah sembarangan, kemudian partisipasi untuk memelihara got-got kecil."

"Masa got-got kecil dibebankan ke pemerintah, enggak lah, semua masyarakat harus ikut," tandasnya.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

Tanggapan Anies soal Cacian dan Makian: Kasihan Ibu

Sebagai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat sorotan publik yang lebih banyak dibandingkan gubernur-gubernur di wilayah lain.

Tak jarang dirinya menjadi target cacian dan makian atas segala hal yang terjadi di Ibu Kota.

Menanggapi hujan caci maki tersebut, Anies mengatakan dirinya sudah biasa dan tidak terpengaruh.

Namun yang ia khawatirkan justru sang Ibu yang terkadang harus membaca hal-hal negatif terkait dirinya.

Dikutip dari video YouTube Official iNews, Kamis (27/2/2020), awalnya Anies menjelaskan masa-masa dirinya memikirkan kritik sudah lewat, dan tak lagi dipikirkannya.

Ia berpesan bahwa ketika menjadi pejabat publik, maka orang tersebut harus siap untuk menerima kritik dan caci maki atas apapun.

"Kalau menjadi pejabat publik, harus siap jadi kotak pos keluhan sampai caci maki, harus siap," papar Anies.

Pesannya yang kedua adalah jangan berlebihan dalam menanggapi pujian dan cacian.

"Kedua, kalau berada di wilayah publik harus siap, dipuji jangan terbang, dicaci jangan tumbang," kata Anies.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Prof. Dr. Aliyah Alganis Rasyid Baswedan/Ibu Anies Baswedan (kanan) (YouTube Official iNews)

Kemudian Presenter Ira Koesno menanyakan kepada Anies, apa perasaan keluarganya melihat dan mendengar banyaknya ujaran-ujaran negatif terhadap dirinya.

Anies mengatakan ia tidak khawatir apabila cacian diketahui oleh istri dan anak.

Hal yang jadi pikiran Anies adalah apabila Ibunya yang mengetahui ujaran-ujaran kebencian tersebut.

"Kalau istri, anak sudah biasa, yang saya kadang-kadang kasihan itu Ibu," kata Anies.

Beliau Perempuan Tangguh

Anies bercerita Ibunya bisa mengetahui ujaran kebencian terhadapnya karena sang Ibu hingga saat ini masih aktif dalam berbagai komunitas.

Pada usianya yang telah lanjut, Ibu Anies Baswedan juga aktif di beberapa grup.

Prof. Dr. Aliyah Alganis Rasyid Baswedan/Ibu Anies Baswedan (instagram/@aniesbaswedan)

"Ibu saya masih aktif berkomunikasi, Beliau masih mengajar, Beliau aktif bukan di media sosial, tapi di grup-grup, karena Beliau aktif dalam beberapa komunitas," cerita Anies.

Anies bersyukur Ibunya tetap tegar ketika menemukan cacian dan makian terhadapnya.

"Sering menemukan seperti itu, dan bersyukur bahwa Beliau adalah perempuan tangguh," katanya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kini berpikiran positif terhadap caci dan maki yang dilontarkan kepadanya.

"Jadi kalau begitu ya cuma nambah doa buat saya, Alhamdulillah," kata Anies.

Terakhir, Ira Koesno menanyakan apakah keluarga Anies pernah mendiskusikan soal langkah selanjutnya Anies sebagai Presiden Indonesia.

Anies menjawab tidak pernah sekali pun ia dan keluarganya mendiskusikan soal keinginan menjadi presiden.

"Kita itu enggak mendiskusikan presiden di rumah, kita di rumah itu diskusikannya tantangannya Jakarta," tandasnya.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-9.00:

(TribunWow.com/Anung)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Vonis Jakarta Mustahil Bebas Banjir, Politisi Gerindra Syarief: Tanah Turun 7 Cm, Letak di Cekungan

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved