Wabah Virus Corona
Sejak Diberitakan Penyebaran Virus Corona, Tidak Ada Pembeli Paniki (Kelelawar) di Pasar Karombasan
Pedagang ikang paniki (kelelawar) kian mengeluh dengan penjualan mereka.
Penulis: Tirza Ponto | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pedagang ikang paniki (kelelawar) kian mengeluh dengan penjualan mereka.
Semenjak adanya informasi di pemberitaan mengenai virus corona di China, tidak ada lagi yang membeli ikang paniki di Pasar Karombasan, Kota Manado, Sulut, menurun.
Seperti yang dikatakan Om Oby, salah satu pedagang ikang paniki di Pasar Karombasan, Kota Manado, Sulut,
Kepada tribunmanado.co.id, Senin (24/02/2020) tadi, dia mengatakan, bahwa penghasilan dari ikang paniki, kini menurun.
"Ketika adanya pemberitaan mengenai virus corona, mempengaruhi pembeli, sampai saat ini, susah tidak ada yang
membeli," katanya.
Dijelaskannya, kalau mengenai harga ikang paniki tergantung ukuran dan hari.
"Kalau hari biasa, ada yang harga dari Rp 25.000 dan paling besar itu harga Rp 40.000," ujarnya.
Lanjutnya, itu harga untuk hari biasa. Kalau hari raya itu, paling besar harganya Rp 55.000 per ekor.
"Biasanya turis Cina juga membeli ikang paniki di sini.
Namun, ketika adanya informasi virus corona, sampai orang Manado sudah tidak beli lagi," akunya.
Ditambahkannya, sebenarnya kita tidak perlu takut dengan informasi tersebut.
"Belum terbukti kalau Virus itu dari paniki.
Kami keluarga biasa makan ikang paniki, tapi tidak terkena virus corona," ujarnya, sambil tertawa.
Terpantau, meski sudah tidak ada yang membeli ikang paniki, om Oby masih terus memajang ikang paniki di
tempat jualannya, dengan harapan, para pelanggan kembali membeli ikang paniki.
Bukan Ular atau Kelelawar Penyebar Virus Corona ke Manusia
Dikutip dari Kompas.com, kelelawar dan ular sempat disebut-sebut sebagai penyebar virus corona Wuhan ke manusia.
Namun setelah melakukan investigasi lanjutan, peneliti dari China menyatakan jika trenggiling berpotensi menjadi 'tersangka'
sebagai perantara virus yang telah memakan korban lebih dari 500 orang ini.

Hal tersebut berdasarkan pengujian pada 1.000 sampel hewan liar.
Tim peneliti yang berasal dari South China Agricultural University menemukan jika urutan genom virus trenggiling 99 persen
identik dengan yang terdapat pada pasien virus corona.
Meski begitu, hasil tersebut masih menuai kontroversi.
James Wood, kepala departemen hewan di University menyebut kalau temuan tersebut bukanlah bukti ilmiah.
"Hanya melaporkan deteksi virus berdasarkan pengurutan kesamaan 99 persen saja tidak cukup," kata Wood.
Mata rantai yang hilang
Lain halnya dengan Wood, Arnaud Fontanet dari France's Pasteur Institute menyebut jika peran trenggiling sebagai
perantara itu bisa saja benar.
Banyak hewan yang bisa menularkan virus ke spesies lain, salah satunya memang kelelawar.
Namun dalam kasus ini, ia menyebut kalau virus corona tidak langsung berpindah dari dari kelelawar ke manusia.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus yang bersumber dari kelelawar tidak memiliki fitur yang diperlukan
untuk menempel pada reseptor sel manusia. Hanya saja, masih belum jelas hewan mana yang jadi perantaranya.
"Kami pikir ada hewan lain yang merupakan perantara," katanya seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (08/02/2020).
Fontanet percaya jika mata rantai yang hilang itu kemungkinan adalah mamalia, dan bisa saja trenggiling
memang perantara itu.
Pencegahan di masa depan
Adanya temuan ini menjadi sebuah bukti bahwa pencarian biang keladi virus corona belum berakhir.
Biar bagaimanapun mengidentifikasi hewan pembawa virus corona merupakan hal penting karena bisa mencegah
kejadian serupa di masa depan, seperti misalnya melarang penjualan hewan liar di pasar.
Virus corona merupakan contoh terbaru betapa berbahayanya mengonsumsi hewan pembawa virus.
Peneliti dari National Center for Scientific Research yang berbasis di Prancis, Francois Renaud pun merekomendasikan
untuk menyusun daftar semua hewan yang berpotensi menularkan virus ke manusia.
"Kita perlu melihat epidemi sebelum mereka datang, karena itu kita harus proaktif," paparnya.
(Tribunmanado.co.id/Jufry Mantak/Kompas.com/Kontributor Sains Monika Novena)
BERITA TERPOPULER :
• Ketua DPRD DKI Buka Borok Proyek Atasi Banjir Gubernur Anies, Sebut Kesalahan Bina Marga dan SDA
• 5 Fakta Andrea Sepang Meninggal Akibat 4 Tikaman, Kronologi hingga Polisi Yakin Tangkap Pelaku
• Video Ahok Disebut Bocorkan Anggaran Rp 2,16 Triliun, Viral Massa Desak BTP Mundur dari PT Pertamina
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Ular atau Kelelawar, Trenggiling Disebut Penyebar Virus Corona ke Manusia"