Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita TNI

Gugur di Medan Tugas, Kopda Anumerta Dwi Purnomo Kru Heli MI-17, Mendapat Kenaikan Pangkat

Kopda Anumerta Dwi Purnomo merupakan salah satu kru helikopter MI-17 yang hilang kontak di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Juni 2019 lalu.

Editor: Rizali Posumah
KOMPAS.COM/SUKOCO/kolase
Kopda Anumerta Dwi Purnomo merupakan salah satu kru helikopter MI-17 yang hilang kontak di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Juni 2019 lalu. 

Data tersebut merupakan data terakhir yang dikeluarkan dari hasil proses identifikasi korban Heli MI-17 di Ruang DVI Biddokes polda Papua sampai dengan pukul 19.07 WIT.

"Proses identifikasi post mortem (identifikasi pada jenazah) sudah ada jenazah yang ke-9. Diperkirakan akan selesai pada pukul 21.00 WIT," kata Waterpauw saat dihubungi.

Dia menuturkan, jika proses identifikasi post mortem selesai, maka pihaknya akan segera melakukan proses rekonsiliasi alias pencocokan post morterm itu dengan data ante mortem para korban.

"Jika terlalu malam, rekonsiliasi akan dilaksanakan besok pagi," ujarnya.

Temuan helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang delapan bulan lalu berawal dari beredarnya sebuah foto bangkai helikopter yang beredar di dunia maya pada Selasa, 4 Februari 2020.

Baru pada Senin (10/2/2020), Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab mengonfirmasi penemuan badan pesawat.

Heli MI-17 hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua pada 28 Juni 2019 lalu.

Kala itu, helikopter MI-17 tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD tersebut terbang dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang pukul 11.44 WIT.

Heli dijadwalkan mendarat di Bandara Sentani Jayapura pukul 13.11 WIT.

Heli itu mengangkut 12 penumpang, termasuk lima anggota Batalion Infanteri 725/WRG yang akan melaksanakan pergantian pos.

Personel pengawak Mil MI-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).

Kemudian anggota Batalion Yonif 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).

Kontak terakhir helikoper pada pukul 11.49 WIT dan berada di ketinggian 7.800 ft NM ke utara.

Dari keterangan warga sekitar, heli tersebut sempat terlihat di sekitar Gunung Mol mauk ke gumpalan kabut tebal.

Di saat bersamaan hujan turun di wilayah tersebut. Titik lokasi warga melihat heli hanya bisa diakses dengan jalan kaki.

Dari Oksibil ke Bulangkop, bisa ditempuh selama 1 jam berkendaraan dan dari Bulangkop ke Oksop harus berjalan kaki. (kompas.com/tribun network/igm/kps/coz)

Tinjau Balai Benih Ikan Air Tawar di Tatelu, Ini Harapan Menteri Edhy Prabowo

Sebagian dari artikel ini tayang di kompas.com dengan judul Kopda Anumerta Dwi Purnomo, Korban Heli MI-17 Mendapat Kenaikan Pangkat".

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved