Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Di Tengah Wabah Virus Corona, Geng Kriminal Curi Tisu Toilet

Geng kriminal beraksi di Kota Hong Kong, di tengah mewabahnya virus corona di kota tersebut. Geng tersebut diketahui membawa senjata.

Editor: Rizali Posumah
Login
Ilustrasi tisu basah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Geng kriminal beraksi di Kota Hong Kong, di tengah mewabahnya virus corona di kota itu.

Geng tersebut diketahui membawa senjata. Mereka dilaporkan mencuri ratusan tisu toilet di Hong Kong.

Tisu toilet menjadi barang incaran di salah satu pusat finansial dunia itu, meski pemerintah menyatakan pasokan tetap aman meski di tengah wabah.

Supermarket disebut sering kehabiskan tisu toilet, di mana antrean masyarakat mengular, dan barang ludes beberapa menit setelah dibuka.

Selain tisu, barang lain yang banyak diburu antara lain beras, pasta, pembersih tangan, hingga item kesehatan yang lain.

Dalam keterangan polisi, tiga orang mengadang sopir truk di luar supermarket di Mong Kok, distrik kelas pekerja yang punya sejarah organisasi triad.

"Petugas pengantar diancam tiga pria bersenjatakan pisau, yang mengambil tisu toilet senilai 1.000 dollar Hong Kong (Rp 1,7 juta)," jelas juru bicara polisi.

Sumber otoritas keamanan dilansir AFP Senin (17/2/2020) berkata, gulungan tisu itu kemudian diamankan dengan dua terduga pelaku diamankan.

Tidak dijelaskan apakah mereka merupakan bagian dari geng kriminal yang terlibat langsung dalam mengancam sopir truk tersebut.

Rekaman CCTV yang dipublikasikan Now TV memperlihatkan sejumlah penegak hukum mengelilingi kerat tisu di supermarket Wellcome.

Salah satu dari kerat itu setengah ditumpuk, di mana peristiwa tersebut membuat warga Hong Kong terbelah, ada yang mendukung, ada juga yang mengecam.

Kepada jaringan televisi iCable, salah satu pengguna jalan yang melintas menuturkan dia lebih baik mencuri masker dari pada tisu toilet.

Histeria yang terjadi di Hong Kong sejak wabah virus corona merebak sebagai akibat sejarah kota itu dalam menangani patogen mematikan.

Pada 2003, sebanyak 299 orang meninggal akibat Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS), yang bersumber dari China dan sempat ditutupi pemerintah setempat.

Otoritas menyalahkan rumor yang beredar di media sosial, dan menjadi penyebab kepanikan masyarakat sehingga memborong barang di supermarket.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved