Ahok BTP
Ahok Dinilai Sebagai Gubernur DKI Paling Berhasil Atasi Banjir, Presentase Nilai Anies Disorot
Berdasarkan survei, sebanyak 61,4 persen responden menilai pemerintah DKI Jakarta lebih bertanggung jawab dibanding pemerintah pusat (26,2 persen).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berdasarkan hasil Survei Indo Barometer, menunjukan mayoritas responden menilai mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang paling berhasil menangani masalah banjir di Ibu Kota.
"Satu, banjir, paling banyak dianggap berhasil Ahok 40 persen, lalu Jokowi 25 persen, Pak Anies (Baswedan) 4 persen," ungkap Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat konferensi pers di Century Park Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2020).
Berdasarkan survei, sebanyak 61,4 persen responden menilai pemerintah DKI Jakarta lebih bertanggung jawab dibanding pemerintah pusat (26,2 persen).
Sementara itu, untuk isu kemacetan, responden kembali memilih Ahok sebagai gubernur yang dinilai paling berhasil mengatasi masalah tersebut.
Ahok memperoleh 35,3 persen, kemudian Jokowi 25,3 persen, dan Anies 8,3 persen.
Di isu pendidikan, Jokowi unggul dengan 35,1 persen, diikuti dengan Anies 25,3 persen, dan Ahok 15,3 persen.

Lalu, Jokowi kembali unggul di sektor kesehatan, disusul Anies dan Ahok.
"Kesehatan, paling tinggi Jokowi 35 persen, Anies 20 persen, Basuki 17 persen," tuturnya.
Terakhir, pada sektor ekonomi, Jokowi memperoleh 33,8 persen, Ahok sebesar 18,4 persen, dan Anies sebesar 18 persen.
Survei nasional ini dilakukan selama 9-15 Januari 2020 dengan total 1.200 responden yang dipilih secara multistage random sampling.
Responden terdiri dari warga negara Indonesia (WNI) yang sudah memiliki hak pilih, yaitu minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan.
Metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Margin of error survei tersebut sebesar kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Ahok BTP Segera Rilis Buku soal Pengalaman di Mako Brimob, Ini Reaksi Keras PA 212 Singgung Jokowi
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dikabarkan segera merilis buku terbarunya.
Ahok kini menjabat Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) setelah menjalani hukuman terkait kasus penistaan agama.
Kabarnya, buku Ahok yang kedua dirilis dengan judul 'Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob'.
Sesuai dengan judulnya, cerita yang tertuang dalam buku tersebut berkisah tentang pengalaman Ahok selama menjalani masa hukuman di jeruji besi Mako Brimob.

Mendengar kabar tersebut, PA 212 sontak mengungkapkan argumen mereka terhadap buku yang akan segera dirilis itu.
Ketua Media Center Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin menilai kisah Ahok dalam penjara tidak layak untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
Jika hal itu terjadi makan artinya, pemerintah memberi ruang bagi penista agama.
"Membuat buku kisah Ahok sama juga memberikan bukti pemerintah rezim Jokowi adalah jelas pembelaannya terhadap penista agama sampai didemo oleh umat Islam berjilid-jilid sampai 7 juta orang pada 2 Desember 2016," kata Novel di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Tak hanya itu, buku yang ditulis sendiri oleh Ahok itu dinilai Novel sebagai kunci pembuka ruang bagi seorang penista agama di Indonesia.

Novel berpendapat Ahok sedang dikondisikan oleh rezim dengan dalih mengaku pancasila.
"Jadi jelas dengan kisah Ahok yang ditulisnya sendiri ini memberikan bukti bahwa seorang penista agama mempunyai tempat di negara yang berpancasila ini," sambungnya.
"Yang ada kelompok mengaku 'saya Indonesia saya pancasila', ternyata pendukung penista agama yang sama juga itu menjadi penghina Pancasila, namun dikondisikan di rezim ini sebagai pahlawan yang dipuji-puji dan diberikan jabatan," ucap Novel.
Di sisi lain, tak sedikit masyarakat yang menantikan perilisan buku kedua milik Ahok. Mereka mengaku antusias dan penasaran dengan buku tersebut.
Sumber: Kompas.com