Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

AHY Kunjungan Kerja di Manado

Andrei-Icad Punya 50 Ribu Suara di Manado, AHY Restui MOR-Kristo

Perebutan kursi wali kota Manado panas! PDIP kukuh menguasai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Setelah memenangkan Pemilu April 2019.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
istimewa
Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw dan Gubernur Olly Dondokambey. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Perebutan kursi wali kota Manado panas! PDIP kukuh menguasai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Setelah memenangkan Pemilu April 2019, banteng moncong putih mengincar kemenangan Pilkada Manado pada September 2020. Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey langsung memplot Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw di kursi orang nomor satu di top eksekutif Manado.  

Jokowi Dapat Lampu Kuning: Begini Tingkat Kepuasan Publik

Bendahara DPD PDIP Sulut ini dinilai paling cocok untuk mensinkronkan program Presiden Joko Widodo, Gubernur Sulut Olly Dondokambey di daerah berjulukan Kota Tinutuan. Tribun Manado mendapat kesempatan mewawancarai eksklusif saat Ketua DPRD 2 periode ini mengunjungi Kantor Tribun Manado di Jalan AA Maramis, Kairagi II, Manado, Kamis (13/2/2020). Berikut petikan wawancara Andrei soal penugasan partai bertarung di Pilkada Manado.

Pak Olly (Ketua PDIP Sulut) sudah secara tegas mengatakan Anda calon wali kota di Manado dari PDIP. Tanggapannya?

Hahaha (tertawa) Itu kan saat ini. Tentu dalam politik, itu masih bisa berubah setiap saat. Karena politik itu kan dinamis. Politik begitu cair. Berbagai kemungkinan (perubahan fugur calon kepala daerah) masih bisa terjadi ke depan. Pendaftaran calon kepala daerah termasuk di Manado pada Juni nanti. Segala kemungkinan masih dapat terjadi.

Nama Anda kurang lebih 4 kali disebut Pak Olly ketika kami (Tribun Manado) mewawancarai di kediamannya Kompleks Cempaka, Desa Kolongan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara pada Selasa 11 Februari lalu. Dapat diartikan Pak Gubernur punya keinginan kuat memilih Anda maju di Manado. Pendapatan Anda?

Kalau menyebut nama siapa yang akan diusung itu kan kewenangan pimpinan partai. Sebagai kader, tentu harus taat dan mematuhi apa yang menjadi tugas partai. Itu hak beliau menyebut nama siapa saja. Saya ingin mengatakan kalau politik itu dinamis dan bisa berubah setiap saat. Jangankan masih hitungan beberapa bulan, yang hitungan jam saja bisa berubah.

Berarti menurut Anda masih akan berubah?

Semua tidak menutup kemungkinan. Dalam politik itu tidak ada yang tidak mungkin. Coba ingat, penentuan pemilihan wakil presiden (Maruf Amin) saja yang dalam hitungan jam bisa berubah kok. Apalagi ini, masih cukup lama prosesnya. Tentu sangat mungkin berubah-ubah. Mungkin yang disampaikan Pak Olly itu karena kondisi politik sekarang.

Katakan saja pernyataan itu tidak berubah, bagaimana menurut Anda?

Sebagai kader dan petugas partai, tentu harus siap melaksanakan apa yang menjadi perintah dan tugas partai. Termasuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya amanat dan keputusan partai untuk maju Pilkada Kota Manado dengan sebaik-baiknya.

Kira-kira siapa yang akan Anda pilih sebagai calon wakil?

Berpolitik itu tidak perlu berandai-andai. Jalani dan laksanakan tugas yang ada ini dengan maksimal. Jangan sibuk berandai-andai dan malah nanti tidak ada yang tuntas, kan malu dengan rakyat yang sudah memilih kita.

BKIPM dan Bea Cukai Manado Kolaborasi Tingkatkan Ekspor Perikanan Sulut

Semua tergantung partai. Pimpinan yang menentukan. Prinsipnya 02 (calon wakil) lah yang harus menyesuikan dengan 01 (calon wali kota). Tidak benar kepemimpinan tak cocok, 02 harus menyesuaikan. Kan dia (wakil) sebagai pembantu.

Richard Sualang
Richard Sualang (Tribun manado / Ryo Noor)

Mencermati peta politik di Manado, kira-kira seperti apa konstelasi Pilkada Manado?

Kan hanya PDIP (10 kursi) yang bisa mengusung sendiri. Partai lain perlu koalisi (Demokrat 6 kursi masih butuh 2 kursi, Nasdem dan Golkar butuh 3 kursi). Melihat hasil Pemilu 2019, kemungkinan ada 4 pasangan calon. Bisa menjadi 5 pasangan calon bila ada pasangan perseorangan. Kalau ditanya, bagi saya semakin banyak calon semakin bagus.

Anda kan DPRD Sulut dari Daerah Pemilihan (Dapil) Manado, punya cukup modal politik bertarung di Pilkada Manado?

Kalau melihat hasil Pileg 2019, saya duduk di DPRD Sulut setelah dipilih oleh 33 ribu pemilih. Kemudian Richard Sualang sekitar 16 ribu suara, (perolehan Andrei-Icad hampir 50 ribu suara). Partai punya 8 ribu suara dan caleg lainnya (total PDIP punya 85 ribu suara). Pak Vicky (Lumentut) menangkan pilkada lalu dengan 65 ribu suara.

Artinya Anda mau sampaikan PDIP optimisme menghadapi Pilkada Manado?

Ya, kita tetap berhitung, harus kerja keras untuk memenangkan pilkada. Tapi memang hanya PDIP yang bisa mengusung sendiri (pasangan calon) di Pilkada Manado.

Anda dikenal dekat dengan Pak Olly, Bisa ceritakan awalnya gabung ke PDIP?

Saya bergabung di PDIP sejak 2005. Beberapa waktu setelah bergabung, saya ditunjuk sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Sulut. Saya ikut pileg dan terpilih tahun 2009, kemudian tahun 2014 dan 2019 terpilih lagi. Saya dipercaya pimpinan partai untuk menduduki jabatan Ketua DPRD Sulut. Tentu ini bukan sembarangan, ini kepercayaan yang luar biasa besar dan berat, serta harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Tapi yang jelas, sebagai kader saya menyerahkan sepenuhnya apa yang menjadi pilihan dan akan melaksanakan semua tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh.

Terus strategi apa yang akan dimainkan untuk memenangi Pilkada Kota Manado?

Berpolitik itu seperti juga orang dalam berbisnis. Strategi tak perlu disampaikan, apalagi prosesnya masih lama. Kalau disampaikan sekarang kan akan dibaca dengan mudah oleh lawan. Jadi harus disimpan rahasia ini, dan saat yang tepat dilakukan. Harapannya, biar lawan tidak sempat lagi membaca, apalagi melakukan perlawan. Jadi sekali muncul langsung bikin knock out (KO). Lawan tak sempat lagi menyiasati startegi itu, sehingga mulai sekarang harus tetap fokus dan jangan goyah oleh manuver lawan.

Berarti Anda sudah siap mengikuti pilkada?

Sebagai politisi dan kader partai, tentu harus siap. Saya beberapa kali ikut pileg dan berhasil terpilih sebagai anggota dewan. Tentu ini pelajaran dan pengalaman untuk menjalani politik selanjutnya. Dan hasil pileg kemarin itu kan bisa menjadi modal untuk langkah selanjutnya.

Apa yang Anda kerjakan jika dipercaya memimpin Kota Manado?

Sebagai wali kota itu kan harus fokus, jeli dan detail. Wali kota mesti menongkrongi hal-hal apa yang menjadi permasalahan kota agar bisa mencarikan solusi yang terbaik. Misalnya soal angkutan kota, tentu harus memikirkan angkutan kota yang layak agar semua warga senang dan bepergian memilih naik angkutan kota. Bukan naik mobil pribadi. Kalau pun tidak mau naik angkutan kota, ya mereka memilih jalan kaki. Otomatis ini trotoarnya harus bagus dan layak kan.

Selain itu, soal tata bangunan. Seiring pertumbuhan jumlah penduduk, model bangunan di Kota Manado ini harus ke atas. Bukan menyamping. Termasuk ketersediaan rumah susun (rusun), sudah menjadi keharusan di Manado ini punya beberapa rusun untuk menampung warga biar kepadatan bangunan bisa diantisipasi.

Termasuk persoalan ketersediaan air bersih?

Iya.., itu juga menjadi problem yang sampai saat ini masih dihadapi warga. Selain berharap pasokan air bersih yang dikelola PT Air, semestinya warga sejak dulu diajak untuk bikin semur bor sendiri di areal sekitar rumah. Dengan begitu tidak lagi ketergantungan dengan dengan pasokan perusahaan air. Artinya, jika sewaktu-waktu ada kendala pasokan, warga tidak ribut. Karena bisa memenuhi sendiri kebutuhan air bersih.

Rommy Poli Usulkan Wilayah Minsela Punya 3 Unit Damkar

Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah keberadaan taman. Kota ini mesti memperbanyak taman. Selain menjadi taman kota, juga menjadi tempat liburan, tempat refreshing warga menikmati kota. Kalau banyak taman, tentu masyarakat juga senang, dan semakin banyak pilihan untuk menikati refreshing.

Hal-hal seperti itu akan diketahui dan terpecahkan solusinya kalau pimpinan mau menongkrongi dan memantau secara detail semua permasalahan yang dihadapi masyarakat. Apalagi sekarang ini kan sudah cukup banyak permasalahan yang sering dihadapi rakyat diambil alih oleh negara. Misalnya jaminan kesehatan sudah diambil alih negara, jadi tinggal beberapa saja yang mesti memerlukan tenaga dan pikiran kepala daerah untuk melaksanakan.

Anda optimistis bisa melaksanakan itu?

Kalau sudah memilih jalur itu, tentu harus bisa mewujudkan. Sebagai politisi bukan sekadar mencari menang, tapi apa yang menjadi visi dan misi pemimpin itu? Apakah niatnya memimpin untuk kesejahteraan rakyatnya atau sebaliknya?

Tapi sebagai pemimpin pasti berharap rakyatnya sejahtera. Otomatis harus mencurahkan semua tenaga dan pikiran untuk kemakmuran rakyat, sehingga harus bisa membaca dan menerjemahkan visi dan misi pimpinan, bisa koordinasi dengan baik agar semua proses pembangunan berjalan maksimal.

Calon Demokrat
Pada Selasa (11/2/2020) pagi, Ketua DPD PDIP Sulut yang juga Gubernur Sulut Olly Dondokambey menuturkan, jika partai yang dipimpinnya sudah menunjuk enam nama dalam pilkada serentak di Sulut pada 2020 ini.

Untuk Kota Manado, PDIP akan mengusung Andrei Angouw, Pilkada Bitung mengusung Maurits Mantiri, Kabupaten Bolsel mengusung Iskandar Kamaru, Pilkada Tomohon mengusung Carrol Senduk, Pilkada Minahasa Utara mengusung Joune Ganda, Pilkada Minahasa selatan mengusung Franky Wongkar dan tinggal Pilkada Boltim, PDIP belum memutuskan nama yang akan diusung lantaran tak cukup modal untuk mengusung sendiri.

Sementara itu, sejak Rabu (12/2/2020), Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau lebih dikenal dengan sebutan (AHY) berada di Kota Manado.
Putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu melaksanakan pertemuan dengan beberapa pengurus Partai Demokrat Sulut dan kabupaten kota di Warong Kobong, Kamis kemarin.
AHY didampingi Ketua DPD PD Sulut EE Mangindaan, Sekretaris Marthen Manuel Manoppo serta Bendahara Umum Mor Dominus Bastiaan serta pimpinan partai lainnya.
AHY mengatakan, ia melakukan rapat dan pembahasan untuk pilkada. "Kalau Kota Manado saya merestui Bapak Mor D Bastian dan Kristo Ivan Lumentut maju sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Manado," kata AHY.

Ferry Daud Liando
Ferry Daud Liando (ISTIMEWA)

Persaingan Ketat di PDIP

Ferry Liando, Pengamat Politik dari Unsrat mengatakan terlalu banyak figur yang hendak memperebutkan jalur parpol untuk pencalonan. Apalagi untuk PDIP. Banyak tokoh politik yang memperebutkan parpol ini, sehingga kompetisi masing-masing bakal calon sangat ketat.

Jika yang bersangkutan tidak bisa melalui pencalonan di jalur parpol, maka bisa menggunakan jalur perseorangan atau pencaloan melalui nonparpol.
Syaratnya harus ada dukungan sebanyak 30.885 penduduk atau setara dengan 8,5 persen jumlah penduduk yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019. Sebaran dukungan tersebar di 6 kecamatan dari 11 kecamatan di Manado.
Hanya dengan dua hal ini sehingga siapapun bisa berpeluang menjadi calon.

Adapun, 4 jenis karakter pemilih di Manado yang kemudian dapat mempengaruhi sikap pilihannya. Pemilih yang berpola pikir pragmatis. Jenis pemilih ini adalah pemilih yang tidak mengukur kapasitas dan moralitas calon sebagai dasar baginya untuk memilih.

Pilihannya sangat tergantung siapa calon yang memberikannya hadiah seperti uang dan barang. Tingginya tingkat partisipasi pemilih pada pilkada sebelumnya disebabkan bukan karena kesadaran pemilih sebagai warga negara yang baik, tetapi kehadirnya di tempat pemungutan suara disebabkan karena berutang pada calon yang telah memberinya uang atau barang.

Pemilih yang berpola pikir sosiologis. Jenis pemilih ini tidsk mengandalakan calon yang berkualitas dan calon yang membagikan uang. Pilihannya sangat tergantung pada hubungan emosional antara dirinya dengan calon.

Nama lain dari pemilih ini adalah pemilih emosional. Pemilih akan memilih bagi calon yg memiliki kesamaan latarbelaang dgn calon. Seperti kesamaan asal usul, kesmaan etnik atau kesamaan agama.

Pemilih dengan pola pikir apatis. Jenis pemilih ini adalah pemilih yang tidak percaya lagi dengan sistem apapun. Baginya, memilih atau tidak memilih dalam Pilkada, tidak lagi akan berpengaruh terhadap nasibnya. Ia tak percaya lagi dgn janji-janji calon yang menurutnya tidsk mungkin memenuhi janji-janji itu.

Karena ketiakpercayan itu maka ia tidak lagi mau memilih. Istilah ini sama dengan pemilih golput atau pemilih tidak bersikap. Pemilih dengan pola pikir politis. Pemilih jenis ini adalah pemilih yang mendasarkan pilihannya atas kepercayaannya terhadap calon. Ia memilih karena pretasi masa lalu yang pernah dilakukan oleh calon.

Jadi, pilihannya didasarkan pada dedikasi calon yang dianggap sangat berjasa bagi banyak orang. Pilihannya jatuh kepada calon yang punya reputasi baik, moralnya bagus dan sangat dipercaya publik. Jenis pemilih seperti ini harusnya perlu dipacu, namun sayangnya populasi dari jenis pemilih di di manado sangat sedikit. Pemilih di Manado kemungkinan akan dikuasai oleh jenis pemilih pertama dan kedua.

Ini keprihatinan kita bersama sebab jika mayoritas pemilih pragmatis dan pemilih sosiologis yang dominan maka dikhawatirkan yang akan terpilih adalah pemimpin yang tidak diharapkan. Ini jadi tantangan juga bagi parpol.

Sejauh mana parpol memiliki tanggung jawab untuk menyeleksi calon yang bermoral. Sifat buruk pemilih seperti menerima uang dari calon akan dapat teratasi jika calon yang berkompetisi memiliki moral yang baik.

Politik uang bisa dihilangkan, kalau semua calon itu punya moral yang baik. Uang itukan dari calon. Kebanyakan calon yang bagi-bagi uang bukan pemimpin yang bermoral.

Mereka berusaha membeli suara pemilih dan jika tepilih maka kesempatan mereka untuk memperkaya diri sendiri. Mengembalikan berkali-kli lipat dari uang yang dikeluarkan saat kampanye pemenangan. Jika semua calon hanya bermodalkan uang dalam kompetisi pilakda maka pilakda bukan lagi ajang denokrasi tetapi menjadi arena pertarungan aktor licik.

Jangan menjadikan kompetisi pilkada itu pertarungan si licik melawan si licik. Jika mencalonkan diri menjadi kepala daerah hanya bermotifkan pengabdian dan ingin berbakti pada rakyat, tentu tidak mungkin baginya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan.

Namun karena telah memiliki target hanya untuk memperkaya diri ketika hendak berkuasa, maka segala cara bisa dilakukannya untuk mendapatkan kekuasaan termasuk menyuap pemilih.  (tribun/coi/fer/ryo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved