Virus Corona Indonesia
Menkes Terawan Lontarkan Pernyataan Keras ke Peneliti Harvard Soal Virus Corona Ada di Indonesia
Meski ada beberapa pasien yang diduga terpapar virus 2019-nCoV (novel coronavirus) tersebut, tetapi hasilnya selalu negatif.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyebaran Virus Corona sampai saat ini masih menjadi kewaspadaan publik internasional.
Wabah virus corona dilaporkan sudah tersebar di beberapa negara di dunia, mencatatkan ribuan kasus hingga ribuan korban jiwa.
Informasi terakhir pantauan TribunManado.co.id, sudah ada 44.828 kasus virus corona dan 1.112 orang meninggal dunia.
Melihat kondisi Indonesia, saat ini menjadi salah satu negara yang belum terpapar virus corona sejak penyakit tersebut mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, setidaknya sejak bulan lalu.
Meski ada beberapa pasien yang diduga terpapar virus 2019-nCoV (novel coronavirus) tersebut, tetapi hasilnya selalu negatif.
Sebanyak 238 orang yang dievakuasi dari Provinsi Hubei dan diobservasi di Natuna pun diketahui dalam kondisi sehat.
Melihat fakta tersebut, ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health menduga bahwa sebenarnya virus corona telah menyebar di Indonesia, tetapi tak terdeteksi.
Hal tersebut akan menimbulkan potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.
Pernyataan itu membuat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meradang. Tidak terima dengan pernyataan itu, Terawan pun membuat sejumlah pernyataan keras.

Berikut paparannya:
Dianggap menghina
Terawan tidak terima dengan pernyataan bahwa Indonesia tak dapat mendeteksi virus corona. Menurut dia, Indonesia memiliki sejumlah peralatan canggih untuk mendeteksi virus corona.
"Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di-fix-kan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS). Kita menggunakan kit-nya (alat) dari AS," ujar Terawan seusai rapat di Kantor TNP2K, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Terawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah bekerja sesuai standar internasional dalam melakukan proses pengecekan virus corona.
Tidak hanya peneliti Harvard, Terawan pun mempersilakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melihat proses pengecekan yang dilakukan di Indonesia dengan alat yang mereka miliki.