News
Kemenkes Tanggapi Penelitian Ahli dari Universitas Harvard Soal Corona Tak Terdeteksi di Indonesia
Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siswanto menjawab penelitian ahli dari Universitas Harvard tersebut
TRIBUNMANADO.CO.ID - Hingga saat ini Indonesia bebas dari penyebaran Virus Corona. Tak ada satu pun pasien atau kasus yang dilaporkan positif terjangkit virus mematikan dari Wuhan China tersebut.
Indonesia menjadi sorotan dunia ketika tak ada satu pun Virus Corona dilaporkan di tanah air. Bahkan organisasi kesehatan dunia WHO menyorot Indonesia.
WHO menaruh perhatiannya kepada Indonesia karena masih bebas dari virus Corona. Itu merupakan kabar baik mengingat kasus virus corona telah menyebar ke beberapa negara dunia.
Dari Asia, Eropa hingga Amerika nyaris ada beberapa kasus terdampak virus corona.
Namun, yang menarik adalah Indonesia menjadi satu-satunya negara yang disebut bebas dari virus mematikan asal Wuhan tersebut.
Padahal Indonesia adalah negara yang besar, dengan mayoritas penduduk yang lebih padat dari pada negara seperti Singapura dan Malaysia yang justru sudah lebih dulu melaporkan kasus virus corona.
Terkait itu, ada penelitian ahli dari Universitas Harvard yang menyatakan kasus virus corona kemungkinan tak terdeteksi di Indonesia.
Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siswanto menjawab penelitian ahli dari Universitas Harvard tersebut.
Siswanto mengatakan, penelitian yang dilakukan ahli Harvard itu hanya berdasarkan kalkulasi matematis dan belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Siswanto menyebutkan, berdasarkan hitungan matematis tersebut, seharusnya terdapat 6-7 kasus positif virus corona di Indonesia.
Namun, Siswanto menegaskan, sampai hari ini belum ada satu kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium Litbang Kemenkes.
Dari 62 kasus, Kemenkes sudah melakukan uji laboratorium terhadap 59 kasus. Tak satu pun dari spesimen tersebut yang positif corona.
Adapun 3 spesimen lainnya saat ini masih diteliti.
"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," kata dia.