Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

3 Resiko Pemerintah Soal WNI Eks ISIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara pribadi mengaku menolak kepulangan warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS ke tanah air.

Editor: Rizali Posumah
NET
Anggota ISIS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pro dan kontra soal wacana pemulangan 660 Warga Negara Indonesia (WNI) mantan anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

Pengamat Terorisme, Ridlwan Habib memaparkan tiga resiko yang harus siap dihadapi pemerintah jika memulangkan mantan anggota ISIS.

Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Jumat (7/2/2020).

Pasukan ISIS
Pasukan ISIS (tribun medan)

Perlu dikaji dengan seksama oleh pemerintah Indonesia sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap WNI eks ISIS tersebut.

Ridlwan Habib menyampaikan resiko pertama yakni ancaman keamanan.

"Saya bilang ancaman keamanan karena otoritas Kurdi yang sekarang menahan sekitar 400 tahanan lelaki dewasa dan 7000 sekian pengungsi wanita dan anak-anak."

"Itu mereka sudah tidak punya dana lagi. Mereka kehabisan dana," ujar Ridlwan.

"Mereka sangat mengandalkan bantuan dari pemerintah Ameriksa Serikat," sambungnya.

Anggota perempuan ISIS.
Anggota perempuan ISIS. (NET)

Ia menyebut Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sudah menyatakan semua negara yang ada tahanan dan pengungsi ISIS harus membawa pulang ke negara masing-masing

"Itu diberi deadline Maret 2020 termasuk orang Indonesia."

"Kalau kemudian itu tidak diambil, makan otoritas Kurdi mungkin saja membubarkan penjara karena tak ada dana," paparnya.

"Kalau itu dibubarkan, mantan anggota ISIS ini akan menjadi orang-orang liar akan membahayakan keamanan," imbuh Ridlwan.

Lebih lanjut, Ridlwan mengatakan eks ISIS tersebut bisa membahayakan ketika mereka balik sendiri ke Indoensia tanpa adanya pengawasan.

Anggota ISIS
Anggota ISIS (NET)

Sementara itu, ia menyampaikan resiko kedua yakni hak asasi dan manusia (HAM).

'Kita pasti akan disorot terutama terkait dengan pengungsi anak-anak dibawah 10 tahun dan wanita-wanita lemah."

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved