Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hut Tribun Manado

HUT ke-11 Tribun Manado, Uskup Rolly Sebut Soal Tanggal Cantik

Pada tanggal 2 kemarin Gereja Katolik merayakan Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Dalam Kitab Suci itu terjadi 40 hari sesudah Yesus Lahir.

Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
Ronald Moha/Tribun Manado
HUT ke-11 Tribun Manado, Uskup Rolly Sebut Soal Tanggal Cantik 

02022020. Sebuah tanggal cantik. Tanggal itu pula Tribun Manado merayakan Hari Ulang Tahun ke-11.

Walaupun perayaaan utamanya nanti dirayakan Senin (3/2/2020) dengan pemberkatan gedung dan kantor, sang pemberi berkat Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC menyebut soal kecantikan tanggal ini dalam renungan ibadah pemberkatan itu.

Ia mengatakan pada tanggal 2 kemarin Gereja Katolik merayakan Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Dalam Kitab Suci itu terjadi 40 hari sesudah Yesus lahir.

02022020. Sebuah tanggal cantik. Tanggal itu pula Tribun Manado merayakan Hari Ulang Tahun ke-11.
02022020. Sebuah tanggal cantik. Tanggal itu pula Tribun Manado merayakan Hari Ulang Tahun ke-11. (Ronald Moha/Tribun Manado)

Uskup mengatakannya dalam konteks bacaan soal garam dan terang dunia. Yesus menjadi terang bagi dunia.

Mengenai garam, Uskup Rolly mengatakan garam dipakai untuk mengawetkan. Garam sungguh menjadi kebutuhan.

Ia lalu menyebut soal arti direktur. Direktur harus memberikan arah pada perjalanan.

Ia mengatakan sebagai media digital terbesar, Tribun juga harus mengarahkan ke arah yang baik. Pengarahan itu melalui berita-berita yang sudah diolah.

Ia mengatakan dengan itu masyarakat terbantu. Apalagi, beberapa saat berita sudah bisa dibaca dalam beberapa detik.

Ia ingin berita membawa sukacita. Ia ingin media menjadi garam dan terang dunia.

"Media harus menjadi arah. Dengan itu orang bisa melihat perbuatan baik, dan memuliakan Allah," katanya.

Uskup yang ditemani Diakon Djufry Dotulong memberkati seluruh ruangan dengan air suci.

Pemimpin Perusahaan Tribun Manado Risdianto Tunandi mengatakan keluarga besar Tribun Manado merayakan ulang tahun ke-11. Perayaan ini juga baginya tentu tak hanya untuk mereka tapi juga warga Sulawesi Utara.

Ia mengaku mereka wajib bersyukur dan berbangga atas pencapaian 11 tahun kami di Bumi Nyiur Melambai.

"Atas berkat rahmat Tuhan bagi kami, sehingga perusahaan kami mampu bertahan dan terus berkembang menjadi media digital terbesar di Sulawesi Utara," katanya.

Ia mengatakan masih banyak hal yang harus mereka benahi dan kembangkan untuk memenuhi harapan masyarakat sebagai media yang memberikan hak pemenuhan informasi pada masyarakat, edukasi, hiburan. Juga menjalankan fungsi pengawasan dan tak lupa juga sebagai penggerak ekonomi.

Ia mengatakan usia 11 tahun bukan waktu yang pendek bagi sebuah perusahaan media apalagi di tengah persaingan global, era digital ini, menjamurnya pertumbuhan perusahaan media massa.

Ia mengatakan di tengah ketatnya persaingan yang tak mudah ini, justru Tribun Manado mampu menunjukkan eksistensi dirinya sebagai perusahaan pers yang sehat, kredibel dan dicintai para pembacanya sehingga tetap bertahan hingga kini. Bahkan yang sangat membanggakan katanya lembaga ini mengepakkan sayapnya untuk menjawab semua kebutuhan dan tantangan zaman demi pembaca dan mitra kerjanya. Sementara, di tempat lain, perusahaan media bertumbangan karena gerusan zaman.

Tentu ini baginya ini bukan pekerjaan yang ringan. Bukan pula pekerjaan yang sembarangan. Ini semua memerlukan pemikiran yang jeli, cermat dalam membaca situasi perubahan zaman dan tuntutan pembaca dan relasi, serta memerlukan kekompakan segala lini, mengingat dalam rumah besar Tribun Manado ini ada kepentingan bisnis dan pers sebagai lembaga kontrol, pengawas kebijakan pemerintah dan penyuara aspirasi masyarakat dengan tetap berlandaskan etika jurnalistik.

Ia mengatakan usia 11 tahun ini, secara teoritis merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja. Tentu saja banyak hal yang mengiringi masa peralihan ini.

Terlebih dengan perkembangan teknologi digital yang kian hari semakin dahsyat ini, telah memberikan serangkaian dampak pada perubahan perilaku dan budaya manusia.

Hampir semua keperluan manusia bisa terpenuhi dengan mudah karena hanya dalam seperangkat teknologi bernama gadget dengan waktu yang sangat cepat.

Ia mengatakan tentu itu menjadi tantangan semua pihak, termasuk Tribun Manado. Namun ia berkeyakinan dengan senantiasa mengharap berkah dari Tuhan, tantangan ini berubah menjadi peluang emas bagi Tribun Manado untuk semakin menunjukkan jati dirinya tak hanya sebagai perusahaan yang sehat dengan menaungi ratusan karyawan, tapi juga menunjukkan bahwa Tribun Manado bukan media massa biasa.

Kebanggaan ini baginya terwujud, karena Tribun Manado tak hanya melahirkan media massa dalam bentuk cetak (print), namun sudah satu dasawarsa Tribun Manado merintis dan memulai menunjukkan dirinya di jagat maya melalui media online bernama tribunmanado.co.id yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun untuk memenuhi informasi tentang Sulawesi Utara, Indonesia dan dunia internasional secara cepat dan update.

Tak heran, berkat kepercayaan masyarakat, para pembaca dan relasi, jumlah visitor kanal hingga akhir Desember 2019 mencapai 365 ribu per hari atau 79.485.152.

Begitu juga dengan media sosial yang dinaungi Tribun Manado di antaranya, channel YouTube dengan jumlah subscriber sebanyak 10 ribu, Facebook sebanyak 167.653, Twitter sebanyak 77 ribu dan Instagram sebanyak 21.081 serta pageview hingga akhir Desember 2019 mencapai 138.933.442.

"Tak berlebihan jika kami dan masyarakat Sulawesi Utara bangga, termasuk menyatakan sebagai Media Digital Terbesar di Sulawesi Utara," ujarnya.

Ia mengatakan capaian-capaian itu, selain kerja keras dan kekompakan semua lini yang ada di rumah besar Tribun Manado, juga tak lepas dari dukungan, support para relasi, mitra kerja serta doa-doa baik dari masyarakat Sulut serta diberkahi Tuhan.

"Semoga, jalinan yang sudah baik ini terus terpatri dan berlanjut untuk menapaki usia selanjutnya dan masa yang akan datang. Dirgahayu Tribun Manado," ujarnya.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw mengatakan media itu seperti pisau. Pisau bisa disalahgunakan.

Pisau itu seperti pena. Kalau diarahkan dengan motivasi salah pena itu berbahaya.

Ia mengatakan media merupakan pilar demokrasi. Ia harus mampu bertahan di tengah kemajuan jaman.

Ia mengatakan media harus punya determinasi. Media juga harus resilience atau kemampuan menyesuaikan diri.

Ia mengatakan dalam era digital kritik tetap bisa diberikan. Walau begitu baginya media bukan hanya memberikan kuantitas, media harus memberikan simpati dan empati.

"Walau ada kritik macam-macam, simpati dan empati harus kita kedepankan," katanya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved