675 Warga Natuna Eksodus Takut Terinfeksi: Khawatir Tertular Virus Corona
Ratusan penduduk Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, memilik meninggalkan tempat tinggalnya. Jumlahnya 675 orang, eksodus mencari tempat
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Pantauan Tribunnews.com, Senin (3/2) suasana tampak sepi, sunyi bak kota mati. Pintu serta jendela rumah tertutup rapat. Kampung Tua Penagi di Pulau Bunguran Besar, Kota Ranai, Kabupaten Natuna kini menjadi sorotan. Kampung dengan ciri ratusan rumah panggung di atas air tersebut kini ditinggalkan penduduknya.
Ketua RT 01 RW 04, Batu Hitam, Kampung Tua Penagi, Yohanes Supriyanto mengatakan 81 warganya yang mengungsi.
• Golkar Segera Plenokan Bakal Calon Bupati dan Wabup Pilkada Minsel 2020
Warga dilanda ketakutan serta kecemasan. Permukiman mereka berjarak satu kilometer dari hanggar yang menjadi tempat observasi WNI dari Wuhan, China.
"Ada 81 warga saya yang mengungsi. Yang di sini tinggal 292 warga. Saya terus melaporkan kondisi disini hingga berapa warga yang mengungsi," ungkap Yohanes saat ditemui di kediamannya.
Yohanes mengatakan rata-rata warga yang mengungsi adalah mereka yang memiliki anak usia balita karena dinilai rentan terpapar penyakit. Yohanes juga mengungkapkan matinya perekonomian warga karena aktifitas melaut, pelabuhan serta jual beli berhenti total.
Padahal biasanya Kampung Penagi ramai dengan hilir mudik para pekerja pelabuhan dan nelayan. Warung kelontong hingga warung makan menjadi langganan pekerja yang hendak mengisi perut.
"Bisa dilihat sendiri perekonomian disini. Toko banyak yang tutup, warung-warung makan tutup. Warung saya juga tutup. Siapa yang mau beli, orang takut semua," tutur Yohanes.
Pantauan Tribunnews.com, warga tampak membiarkan perahu-perahu mereka terparkir di tepi kampung. Sesekali perahu ini bergerak karena tiupan angin laut. Beberapa kendaraan seperti mobil bak terbuka dibiarkan berada di pinggir jalan.
Sepeda motor warga juga disimpan seadanya di depan rumah mereka. Dengan alasan keamanan agar tidak tertular virus Corona, warga memilih meninggalkan rumah mereka.
Boleh Pulang
Observasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilakukan di Natuna akan berlangsung selama 14 hari mulai 2 Februari 2020 kemarin. Observasi ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan para WNI yang baru pulang dari wilayah- yang riskan novel coronavirus.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono menyebutkan jika selama 14 hari ini 238 WNI tidak ada yang sakit maka WNI diperbolehkan pulang.
Waktu 14 hari pun sudah dirasa cukup karena sesuai dengan ketentuan World Healtb Organization (WHO) dan ditambah dua kali pemeriksaan saat berangkat ke Indonesia dan tiba di Indonesia.
Kemudian setiap hari, sebanyak dua kali sehari WNI yang ada di Natuna juga dicek kondisi suhu tubuhnya. "Skenarionya itu (langsung pulang), kalau secara komunal 14 hari tidak ada satupun mengalami gangguan pernafasan dan atau hasil pemeriksaan negatif," ucap Anung di kantor Kementerian Kesehatan, di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/2).
Sementara itu waktu evakuasi juga mungkin saja diperpanjang jika dalam prosea observasi terdapat WNI yang menujukkan gejala akibat novel coronavirus seperti yang mewabah di Wuhan, China.
"Skenarionya kita bisa memperpanjang atau evakuasi ke tempat layanan yang lebih spesfisik, sudah ada medical evacuation yang kami siapkan," tutur Anung. (Tribun Network/thf/fia)